"Jadi menurut lo, gue salah gak??" Cella menatap Jingga yang sedang menikmati bekal yang tadi pagi Hanin buatkan untuknya, bukan bermaksud tidak menghargai masakan Hanin, tapi nafsu makan Cella menguap entah kemana.
"Menurut gue ya" Jingga mengambil botol tumbler milik Cella dan menegak hampir separuh isinya, setelah merasa lega, baru ia melanjutkan kalimatnya, "Lo salah tapi gak sepenuhnya salah. Gini loh Cell, setiap orang punya caranya sendiri buat nyelesaikan masalah, Cilla juga gitu. Jangan mentang-mentang kalian kembar trus lo merasa kalau lo paling tahu Cilla" Cella diam mendengarkan, mencoba untuk tidak menolak kalimat-kalimat berupa nasehat dari Jingga.
"Lo emang satu rahim dan selalu bareng sama Cilla, tapi belum tentu kesukaan kalian sama kan?? Cara kalian ngadepin masalah aja beda. Gue faham sama perasaan lo, tapi coba lo kasi waktu Cilla buat ngurus urusannya sendiri. Lo terlalu sibuk sama orang lain sampe lo lupa kalo diri lo juga butuh perhatian Cella" Lanjut Jingga, ia bersama Cella bukan setahun dua tahun. Ia sudah sangat hafal bagaimana Cella dan ia juga faham perbedaan Cella dengan Cilla.
"Lo tahu gak kisah ekor dan kepala ikan??" Cella terkekeh, begini lah Jingga. Kalau dalam mode serius, lelaki itu akan punya banyak cerita agar ia dapat menyimpulkan sesuatu. Perlahan ia menggeleng, meminta Jingga untuk langsung bercerita saja.
"Jadi, ada sepasang kakek dan nenek yang udah jadi pasangan puluhan tahun. Setiap lauk mereka ikan, si kakek bakal ngasi si nenek kepala soalnya kepala ikan tuh kesukaan si kakek, dia berfikir kalau dia ngasi kepala ikan yang notabenenya favorit si kakek, maka itu sama aja kayak kakek nunjukkin cintanya yang besar. Begitu juga nenek, beliau suka ekor ikan dan selalu ngasi kakek ekor ikan, pemikiran mereka sama, sama-sama mikir 'ah aku suka ini, dia pasti juga suka', tapi mereka berdua ini muak Cell, si kakek yang muak karna makan ekor ikan dan si nenek yang muak karna terus-terusan makan kepala ikan. Mereka gak suka itu dan mereka terpaksa makan itu"
Cella mengernyit, merasa belum menemukan titik terang dari cerita Jingga kali ini. "Trus kakek sama nenek terus-terusan kayak gitu??"
Jingga menggeleng pelan, "Akhirnya keduanya memberanikan diri buat bicara, si kakek bilang kalau dia gak suka ekor ikan, dan si nenek bilang dia gak suka kepala ikan. You got it?? Lo nangkep gak maksud dari cerita ini apa??" Jingga mengacak pelan poni Cella ketika mendapati gadis itu menggeleng.
"Komunikasi Cell, jangan mentang-mentang kita udah hidup lama sama orang itu seolah kita tahu semua yang dia mau dan dia suka. Gak salah kalau kita nanya dulu, lo bisa nanya dulu Cilla maunya gimana, lo bisa diskusi sama dia, nyamannya dia gimana. Itu hidup Cilla loh"
Ahh, sekarang rasa bersalah Cella semakin membesar.
🥀__🥀
Kolam ikan koi peliharaan Jevaro selalu menjadi pendengar atas keluh kesah orang-orang yang duduk diatas gazebo dan mengutarakan keresahan hati mereka.
"Kan kakaknya udah minta maaf?? Apalagi? Cilla mau Cella kayak gimana lagi??" Hanin mengelus rambut Cilla, gadis itu berbaring dengan berbantalkan paha Hanin. Saat tahu kalau Hanin hari ini tidak punya kelas, Cilla langsung merengek tidak ingin sekolah, alasannya tidak enak badan.
"Aku tuh sebenarnya gak marah banget loh bu, cuma aku jadi emosi setelah liat dia yang kayak gak punya perasaan bersalah itu lho. Kayak??? Susah banget dia minta maaf??" Hanin terkekeh, padahal Cella sudah meminta maaf beberapa kali, tapi mungkin karna pembawaannya yang santai, jadi dimata Cilla permintaan maaf itu seperti tidak tulus.
"Ibu sedih loh kalian berantem karna cowok gini" Hanin tidak bohong, ia benaran sedih. Melihat dua putrinya yabg tidak bertegur hanya karena permasalahan hati membuatnya merasa gagal. Cilla memeluk perutnya, dan meneggelamkan wajah disana.
"Percintaan emang rumit ya ibu, dulu ibu ketemu sama ayah gimana sih???" Hanin yang tadinya sedih jadi terkekeh, mendapat pertanyaan seperti itu membuat fikirannya melayang kemana-mana.
"Mau ibu ceritain??"
🥀__🥀
silahkan di cekkkkkk
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BTWWW, draft ku banyak juga ya (ini kalondi scroll masih banyak wkwkwk)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.