12

2K 252 6
                                    



🥀__🥀


Rumah yang didiami oleh Jevano sekeluarga hari ini kedatangan tamu. Padahal beberapa hari yang lalu, Aro dan Hanin sudah mengunjungi orangtua Hanin, tapi mereka masih saja bersikeras untuk menyusul Hanin ke ibu kota. Mamanya Hanin mengatakan kalau ini kali pertama Hanin mengandung, jadi perlu dibimbing.

"Mama gak perlu khawatir sebenarnya, kan dirumah juga ada ART, jadi selama Hanin hamil nanti biar diambil alih aja kerjaan rumah" Aro duduk di pantry, menemani mertuanya memasak makan malam.

"Iya, mama tahu. Mama nginep beberapa hari aja loh Ro, lagian ya, mama tuh bosen sendirian dirumah. Papamu sibuk sama kebunnya"

"Iya, mama mau nginep disini sampe Hanin melahirkan juga gak apa. Nanti Aro telfon mami, ngasi tau kalo mama ada disini" Mama Hanin mengangguk semangat, tangannya mulai kesana kemari mengambil wadah untuk menampung semua masakannya. Mama Hanin dan Mami Aro adalah perpaduan yang cocok. Kalau sudah bersama, mereka akan lupa waktu.


"Nanti kalo mama udah pulang. Hanin tuh gak usah dibiarin leha-leha juga Ro, biarin dia gerak" Aro mengangguk, berdiri dari duduknya dan bergerak membantu Mama Hanin untuk memindahkan masakan tadi ke meja makan. Samar mereka mendengar suara berisik dari ruang tamu, lalu tak lama kemudian muncul Cella dengan seragam sekolahnya.

"Cella, salim sama neneknya" Cella mengangguk patah, sedikit kaku. Ini adalah kali pertama ia bertemu dengan orangtua tante Hanin. Sedikit banyak hatinya takut,

"Cantiknya cucu nenek, tapi acemmm. Mandi dulu ya, nanti abis mandi panggil Cilla sekalian, kita mam" Mama Hanin mengelus kepala Cella penuh dengan kasih sayang yang lagi-lagi membuat Cella tak mampu berkutik. Gadis itu hanya diam dan mengangguk, lalu memutar langkah menuju kamarnya.






🥀__🥀






Dentingan sendok bertemu piring memenuhi ruang makan mereka malam itu, suasananya tidak bisa dibilang sepi karena mamanya Hanin terus menerus berbicara dan disambut Cilla dengan celotehan yang sama ributnya. Padahal mereka jarang sekali makan sambil berbicara, bukan karena Aro melarang tapi sudah seperti kebiasaan saja.


"Cella, ini lho dimakan sayur sama lauk nya yang lain. Masa kamu cuma ambil ayam goreng aja" Nenek bergerak menyendokkan capcai dan Hanin juga menyendokkan lauk lainnya. Cella hanya diam, tidak sampai hati untuk menolak.


"Kalau Cella gimana?? Anak-anak dikelasnya asik juga?? Temennya gimana??"

Cella menegak airnya terlebih dahulu sebelum menjawab. "Kemarin sempet punya temen yang gak baik, tapi sekarang udah gak temenan lagi kok nek. Trus temen kelas ku juga sama baiknya kok kayak temen kelas Cilla"

Mamanya Hanin mengangguk faham, dia sebenarnya tahu teman tidak baik yang di maksud Cella, karena Hanin kemarin bercerita. Dan ia memutuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut tentang itu. Mamanya Hanin lebih memilih untuk melebarkan obrolan kearah lain, seperti tentang belajar tambahan yang kelas Cella terima, atau tentang tempat les baru mereka. Menanyakan hobi, dan cita-cita kedua anak kembar itu, menanyakan semua hal.

Cella sadar kalau ini adalah salah satu bentuk pendekatan dan Cella tidak habis fikir tentang itu. Ia sangat yakin kalau tante Hanin pasti sudah bercerita tentang perlakuannya, tapi mama dari wanita itu masih memperlakukannya dengan baik. Memperlakukannya dengan hati-hati sampai Cella merasa nyaman dan memutuskan untuk banyak bicara. Gadis kecil itu sepertinya hendak berdamai dengan keadaan.







🥀__🥀


Kita masih punya 1 konflik ya sebelum akhirnya ngeliat Cella bakalan berperilaku kayak Cilla :))

CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang