🥀__🥀
"Cill??" Cilla menoleh, padahal tadi gadis itu berniat mau curhat ke ikan-ikan peliharaan ayahnya, tapi ada Cella disana. Sepertinya curhatnya harus tertunda kembali.
"Sini Cell, duduk. Ayah sama ibu perginya lama banget deh, katanya cuma sebentar" Cilla bergeser, mempersilahkan Cella duduk disampingnya.
"Mungkin yang dijenguk kerabat ayah?? Kan gak tahu kita. Namanya kerumah sakit kan pasti ada keperluan" Cella memperhatikan Cilla. Adik dua puluh menitnya itu cemberut, entahlah tapi Cella ngerasa kalau mood Cilla seharian ini jelek.
"Cill, lo pernah membayangkan gak kalo lo punya adik??"
"Emang Cella gak pernah??"
"Kan lo adek gue??!" Cilla mendengus. Menurut Cilla, dia dan Cella itu tidak ada istilah siapa yang lebih tua. Mereka lahir dihari yang sama, kecuali kalau Cilla lahirnya dua bulan setelah Cella, baru masuk hitungan lebih tua Cella.
"Pasti pernah lah Cell, aku pengen banget punya adik. Dulu, waktu kamu tinggal sama bunda, aku sendirian dirumah. Ada sih mbak ART, satpam sama sopir, tapi kan beda?? Aku pengen punya temen main, trus kalo ibu punya anak, pasti ibu lebih sering dirumah. Tapi ibu sama ayah kayak gak pernah ngomongin program anak, jadi ya aku segan mau minta?? Aku ini siapa sih" Cilla terkekeh, Cella merasakan kesedihan dikekehan itu.
"Trus kan bunda juga udah nikah nih, aku pengen bunda punya anak juga sama suaminya yany ini. Biar adik kita banyak Cell" Lanjutnya. Cilla tidak berbohong, dia benaran kesepian waktu sebelum Cella tinggal bersama mereka, mau ketemu Cella tiap hari juga gak bisa karena waktu itu rumah bunda sama rumah yang dia tinggali jauuuh sekali.
"Kalau ternyata tante Hanin gak bisa punya anak gimana??" Cilla menaikkan kedua bahunya, gesture nya masih santai dan tatapannya masih pada ikan-ikan yang bermunculan seolah mencuri dengar percakapan mereka.
"Kalau ibu gak bisa punya anak aku gak masalah sih. Aku bakal pastiin kalau aku akan jadi anak yang paling baik, aku bakal jadi anak kesayangan, aku bakal jagain ibu dihari tuanya nanti" Kalimat Cilla terdengar tulus membuat Cella mematung. Ingatan Cella kembali dimalam itu, malam dimana ia tidak sengaja mendengar percakapan ayahnya dengan tante Hanin, suara tangisan yang terdengar jelas sekali ditelinga Cella.
🥀__🥀
"Bagus kok ini, kamu sehat-sehat aja Nin. Sel telur nya juga bagus, sperma Aro juga bagus. Pola makan kalian juga sehat" Rina menutup map laporan hasil tes Hanin dan Aro. Menatap Hanin dengan tatapan tulusnya, dulu ialah saksi bisu ketika Aro mendekati wanita dihadapannya ini. Rina kembaran Aro. Dulu Aro selalu menitipkan Cilla ke Rina kalau Aro mau jalan sama Hanin.
"Tenang aja Nin. Mami sama papi juga gak pernah mendesak kan? Semuanya ada rezekinya masing-masing. Ada yang rezekinya di anak, ada yang dikarir, macem-macem lah. Karir kamu sama Aro juga lagi bagus-bagusnya. Mungkin rezeki anak yang seret. Banyakin berdoa sama jangan setres Nin" Rina menepuk lengan Hanin lembut. Dia tahu gimana rasanya jadi Hanin, karena dulu juga dia mendapat tekanan yang sama. Bukan dari keluarga melainkan dari orang-orang didunia kerja.
"Makasih ya Rin" Sedikit banyak kalimat Rina mampu menenangkan Hanin. Sebenarnya ini yang dia butuhkan, Hanin butuh dukungan dan kalimat positif seperti ini dari orang-orang terdekatnya.
"Iya, gak apa. Gih keluar, suami lo udah nunggu tuh. Salam ya sama ponakan gue" Hanin mengangguk, menyempatkan memelul Rina singkat sebelum akhirnya keluar dari ruangan wanita itu. Aro langsung berdiri ketika Hanin muncul dari balik pintu.
"Gimana??"
"Gak gimana-gimana, abis ini beli makan dulu ya?? Anak-anak gak ada jadwal hari ini, jadi pasti udah dirumah. Kita langsung pulang aja, kasian mereka berdua aja" Aro mengangguk, digenggamnya erat jemari Hanin.
"Nin??" Hanin mendongak, tingginya dan Aro lumayan jauh beda, jadi kalau mau lihat Aro diposisi berdekatan seperti ini Hanin memang butuh effort.
"I love you" Hanin terkekeh, sudah seperti remaja baru jatuh cinta saja.
"Love you too mas Aroo"
🥀__🥀
apaaaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Castle
Fanfiction"Mom, do you know?? I love you. So much!" NoHyuck ft Chenle Cover by Pinterest