6

2K 267 17
                                    


🥀__🥀

"Maksud tante apa??!" Cella melemparkan dua kartunya diatas meja.

"Cella, apa-apaan sih?? Masuk-masuk langsung teriak, gak sopan tau!! Mana pake lempar-lempar kartu debit segala" Cilla ada disana, duduk disamping Hanin, sedang membujuk Hanin karena dia mau check out barang-barang dikeranjangnya.

"Tanya dia lah!" Cella menunjuk Hanin yang masih santai, "Kenapa nyuruh ayah blokir kartu gue" Jari Cella berpindah mengarah ke dua kartunya yang tergeletak diatas meja.

"Tante memang istri sah ayah, tapi bukan berarti tante juga jadi ibu aku!! Kamu tuh cuma orang asing, bisa gak gak usah ikut campur urusan aku??!" Nafas Cella tidak beraturan, gadis itu memang kurang bagus dalam mengontrol emosi, dia akan meledak-ledak ketika marah.

"Loh, ini saya tuh udah gak ikut campur urusan kamu"

"Gak ikut campur darimana?? Tante nyuruh ayah blokir kartu aku!! Aku sampe diusir sama pelayan store karena dikira gak mampu beli!!"

"Sejauh yang saya tahu, urusan jajan kamu dan Cilla, urusan keperluan ini itu kalian ada ditangan saya. Karena kamu bilang jangan ikut campur urusan kamu, jadi sekarang jajan kamu bukan urusan saya kan??" Cella menggigit pipi dalamnya agar tidak kelepasan, berdebat dengan Hanin membuatnya marah maksimal.

"Oke, kalo itu terserah. Tapi ini" Gadis itu meraih salah satu kartu yang ada diatas meja, "Ini tabungan pendidikan aku kan?? Kenapa diblokir juga?? Tante mau nyabotase ayah?? Sampe uang pendidikan aku juga diberhentikan??" Cilla yang sedari tadi menyimak sekarang ikutan menatap ibunya, dia juga penasaran.

"Kamu tadi nyebutnya apa?? Tabungan pendidikan kan?? Artinya untuk pendidikan dong?? Trus kenapa dua bulan terakhir kamu tarik terus dan dibelanjain untuk hal yang kamu tuh udah punya dirumah?? Tabungan pendidikan kenapa dipakai untuk hura-hura Cella??" Cella diam, tidak ada skenario didalam otaknya untuk menjawab pernyataan dan pertanyaan dari Hanin.

"Mentang-mentang ayahmu duitnya banyak trus tabungan pendidikan kamu sepelekan?? Gimana kalau detik ini juga harga saham ayah mu anjlok?? Uang pendidikan mu sudah berkurang setengahnya, kamu mau kuliah pakai apa?? Jalur mandiri?? Mahal Cella, beasiswa?? Dengan nilai kamu yang pas-pasan???" Cella memberanikan diri menatap Hanin, tatapan mata wanita itu tidak setajam perkataannya. Mata Cella memerah, siap untuk menangis.


"I hate you!!" Cella berlari masuk kedalam kamarnya, meninggalkan Hanin yang sudah kembali mengatur emosinya dan Cilla yang memeluknya dari samping.


"Ibu, maafin Cella ya??" Hanin mengangguk.

"Barang yang tadi check out aja nak, sama ini" Hanin mengeluarkan beberapa lembar uang merah dari dompetnya. "Ajak Cella mam diluar ya?? Dia gak mungkin mau makan masakan ibu malem ini. Cari yang enak ya?? Tolong dihibur sekalian. Ibu mau ke kamar dulu" Cilla menghela nafas pelan. Jujur saja, semua yang Hanin lakukan kepada Cella sedikit membuatnya terkejut. Dulu sekali, wanita itu memperlakukannya dengan baik, sampai ia bisa dengan cepat menyukai Hanin, tapi kenapa Hanin bersikap beda terhadap Cella???






🥀__🥀





Sesuai yang dipinta Hanin, Cilla membujuk Cella agar mau ikut dengannya. Mengunjungi tempat makan terenak yang dulu selalu mereka kunjungi bersama diawal-awal perpisahan orang tua mereka.


"Kayaknya kita harus ajak bunda kesini gak sih?? Udah bertahun-tahun kita nyembunyiin tempat ini kayak harta karun" Cella mengangguk setuju, tempat ini tidak sengaja mereka temukan. Dulu sekali, cuma tempat ini yang bisa mengisi perut kelaparan mereka dengan uang yang pas-pasan.


"Sama ayah sekalian gak sih??" Cilla tertawa, itu bukan saran. Rumah makan ini menjual segala macam seafood dengan harga yang bersahabat dan ayah mereka alergi seafood.


"Cella sedih ya??" Kunyahan Cella berhenti. Menanyakan perasaan masing-masing dulu adalah hal yang biasa, namun setelah ia ikut tinggal besama ayah, pertanyaan yang dulu sering terlontar itu seakan hilang ditelan kesibukan.


"Maaf ya?? Karena kita tinggal bareng lagi, aku kira aku jadi tau segala hal tentang kamu, ternyata enggak ya?? Cella gak nyaman ya tinggal dirumah??" Cella diam-diam mengiyakan, ia hanya merasa asing. Setelah perpisahan orang tuanya, ia sudah terbiasa dengan bunda. Setelah bunda menikah lagi, barulah ia tinggal bersama ayah yang sudah duluan nikah empat tahun yang lalu.



"Cill, lo marah gak kalau seandainya sampai kapan pun gue gak bisa nerima tante Hanin??" Cilla menggeleng pelan.


"Bukan cuma aku, tapi ibu juga gak bakal mau kamu terima dengan terpaksa Cell. Kalo kamu gak bisa ya gak usah, tapi bisa gak kamu sopan sedikit sama ibu?? Jangan dianggap ibu sambung, tapi anggep aja orang yang lebih tua dari kamu, bisa Cell??"





🥀__🥀








apa.....

CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang