11

2.1K 250 21
                                    



🥀__🥀

Setelah pemerintah menetapkan full day school, dan sepakat kalau hari sabtu diliburkan, sejak saat itu pula sabtu menjadi hari weekend yang paling menyenangkan karena kalau sudah hari minggu, semua kesenangan itu seakan sirna. Tapi sepertinya sabtu paginya Jingga tidak akan semenyenangkan seperti sabtu-sabtu sebelumnya karena sekarang Cella sudah melompat keatas tubuhnya yang terbungkus rapi oleh selimut.

"Cell???! Lo gak punya rumah ya pagi-pagi ngerecokkin orang??" Bagaimana Jingga tidak kesal?? Bahkan matahari saja belum menyengat tapi Cella sudah ada dirumahnya, dan lagi gadis itu mengganggu tidur nyenyaknya, padahal Jingga baru saja tidur pukul tiga dini hari tadi. Ia sengaja bermain game sampai subuh.


"Orang rumah gue udah selesai beraktifitas jam segini Jinggaaa, bangun dong. Kasian tuh mama lo, udah masak tapi gak ada yang makan," Jingga berdecak, menggeser Cella yang masih setia diatas tubuhnya.

"Ayah ibu lo mana?? Kenapa anaknya dibiarin main jam segini??? Kembaran lo kemana??!" Cella terkekeh, kalau disekolah Jingga sering menjahili Cella, maka ketika dirumah, gantian Cella yang menjahili Jingga. Rumah yang ayahnya beli untuk didiami bersama istri barunya tidak terlalu jauh dari rumah Jingga.

"Ayah sama tante Hanin kerumah mamanya, trus Cilla ada janji. Gue gak mau menghabiskan waktu gue sendirian dirumah" Kadang Jingga tuh takut sendiri, ya gimana, Cella ini anak gadis tapi gak tau diri. Sekarang aja dia udah baring dengan santai disamping Jingga. Dia gak takut apa?? Dia sama Jinggakan lawan jenis??


"Nyokap lo kemana deh Cell??" Jingga memiringkan tubuhnya, menatap Cella yang sedang memperhatikan langit kamar Jingga, yang sengaja lelaki itu hias supaya kesannya seperti sedang memperhatikan langit malam.

"Ada, kayaknya beberapa hari lagi udah diJakarta soalnya anaknya tante Via mau nikah, gue sama Cilla disuruh kesana juga kok. Jadi ketemuannya rumah tante Via" Cella menelan ludahnya pahit, selancar itu ia berbohong. Padahal bundanya tidak bilang apa-apa, yang menyuruhnya datang malah tante Via. Salah satu alasan Cella mengganggu Jingga pagi ini karena itu, Cella merasa ia tidak bisa mengontrol dirinya. Tante Hanin yang memeluknya, tante Hanin yang membawa berita bahagia, tangisan serempak mereka, hatinya yang menghangat, lalu ditutup dengan pesan tante Via kalau sepupunya akan menikah dan bundanya yang sudah tiba di Jakarta beberapa hari yang lalu.







🥀__🥀




Sesuai janji yang sebenarnya tidak disepakati bersama, hari ini Dery membawa kekasihnya untuk bertemu Cilla. Taman kota adalah tempat yang ditentukan. Ketiganya duduk selonjoran diatas karpet yang sebelumnya sudah digelar, berbagai makanan hasil masakan pacar Dery ada dihadapan mereka.


"Jadi kak Mel anak rantau juga??" Cilla mengambil satu nugget lalu memakannya, Amel —Pacar Dery— mengangguk.

"Iya, ketemu Dery nya baru disini. Dery sering loh ceritain Cilla, kakak sampe penasaran banget, ternyata hampir seratus persen mirip sama yang Dery ceritain" Dery tidak angkat bicara, ia hanya diam menyimak.

"Oh ya?? Emang kak Dery cerita apa??"

"Hmmm, banyak sih. Tapi setiap cerita Dery tuh pasti ditutup 'Cilla gemes banget. Sayang banget gue sama dia, dia udah kayak adek kandung gue' gitu Cill" Melihat Amel yang terkekeh, Cilla ikutan terkekeh. Bedanya perasaannya merasa ada lubang besar yang tercipta. Apa salahnya dengan Dery yang menganggapnya sebagai adik??



"Iya, aku juga gak punya abang. Jadi kak Dery udah kayak abang aku memang" Ucap Cilla lirih, Dery memperhatikan itu, ekspresi Cilla tidak seceria biasanya.

"Cilla katanya ada berita baik?? Apa??"

"IHH IYA AKU LUPAA!!" Matanya berbinar, menatap Dery dan Amel bergantian.

"Ibu aku hamil!!!!"

"Yeaayy" Amel bertepuk tangan, menyelamati Cilla. Gadis kecil itu terlihat begitu senang saat mereka membahas tentang kehamilan ibunya. Seperti itulah pusat kebahagiaannya.

"—Trus aku sama Cella mutusin buat les bareng Jingga. Jadi kata ibu kak Dery gak perlu ngajar aku lagi, tapi tenang kak, nanti ibu kasi pesangon kok—" Dery hanya mendengar sampai situ, setelahnya ia tidak lagi mendengarkan apa yang diceritakan Cilla. Fikirannya berhenti, karena kalimat terakhir yang ia dengar adalah, hari ini sama saja dengan hari terakhir ia bertemu dengan Cilla.







🥀__🥀




Siapa belum puasa ganti??? yuk subuh nanti sahur bareng akuuu wkwkwkkwwk

CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang