🥀__🥀
"Kelas hari ini ibu tutup. Inget ya, kalian mulai minggu depan punya kelas tambahan, kertas ulangannya dibawa lagi lusa dan harus ada tanda tangan orang tua!!" Hampir seluruh siswa dan siswi didalam kelas itu mengeluh. Mereka tidak masalah harus dapat kelas tambahan karena nilai ulangan tengah semester mereka rendah, yang jadi masalah adalah mereka harus meminta tanda tangan orang tua. Bagaimana bisa mereka memamerkan nilai-nilai dibawah KKM ini dihadapan orang tua mereka??
"Ck, ngeribetin banget!" Gadis yang sedari tadi hanya diam sekarang mulai menelungkupkan kepalanya, mencari posisi nyaman untuk tidur sebelum guru yang akan mengajar dijam berikutnya masuk. Tidak mau ikut pusing seperti temannya yang lain, biarlah pusingnya nanti bersamaan dengan omelan orang rumah. Sekarang ia hanya ingin mengistirahatkan kepalanya yang terasa pusing. Tapi sepertinya tuhan tidak mengizinkannya untuk tertidur tenang, karena ia bisa mendengar kalau ada seseorang yang menyeret kursi dan berhenti didekat mejanya.
"Cella jangan tidur!" Gadis bernama Cella itu menghela nafas lelah. Terlalu lelah karena harus mengadapi manusia-manusia menyebalkan.
"Lo bisa gak sih Ji biarin gue tidur sebentar aja??" Cella mengangkat kepalanya, manatap tajam Jingga yang sekarang malah memamerkan giginya, seperti tidak memiliki salah.
"Gak bisa. Liat nilai lo" Lelaki itu dengan mudah mengambil lembar ulangan Cella yang sudah distaples menjadi satu. Dengan dramatis Jingga menggelengkan kepalanya.
"Bokap lo pengusaha sukses, nyokap lo pebisnis, ibu sambung lo dosen muda yang super keren. Trus bisa-bisanya nilai lo kayak bebek semua??" Jingga menunjuk tempat penilaian guru, tidak ada satupun dari kertas ulangan Cella yang menyatakan kalau gadis itu tuntas. Semuanya dibawah KKM.
"Bodo amat!"
"Cell, lo sekarang bukan tinggal sama bunda lo lagi. Lo udah tinggal sama ayah lo. Ibu sambung lo gak mentoleransi hal kayak gini" Menurut Jingga, ia adalah sahabat yang baik, karena ia akan selalu mengingatkan Cella. Tapi menurut Cella, Jingga adalah sahabat yang paling menyebalkan, karena lelaki itu akan selalu mengoceh dan Cella tidak suka itu.
"Terserah gue lah, orang dia bukan ibu gue. Dia bukan siapa-siapa gue, gak berhak dong dia ngatur gue" Harusnya Jingga tidak perlu kaget dengan jawaban Cella, tapi tidak bisa. Jingga memegang dadanya dramatis.
"Iya deh, terserah lo"
🥀__🥀
"Ibu, nilai aku gak semuanya tuntas, ibu tolong tanda tangan disini yaa. Kata wali kelas aku sih ini udah bagus jadi kelas aku gak perlu kelas tambahan ibu" Hanin tersenyum lembut, membubuhkan tanda tangannya pada lembar-lembar ulangan Cilla, kembaran Cella. Sedangkan Cella hanya menatap datar, menunggu giliran untuk meminta tanda tangan.
"Iya, ini lumayan bagus kok sayang. Em, kalau kamu ibu daftarin di tempat les gitu mau gak?" Cilla menggeleng.
"Gak mau ibu, aku capek tau belajar mulu" Melihat Cilla yang cemberut, Hanin otomatis terkekeh. Ia sejak kecil bersama Cilla, gadis ini sudah seperti anaknya sendiri.
"Yaudah kalau gak mau. Tapi kak Dery nya tetep ngajar ya??" Setelah memastikan Cilla mengangguk, Hanin merubah posisinya jadi menghadap Cella. Ekspresi nya berubah total. Dari tatapan lembut menjadi tatapan yang datar. "Punya Cella sini, ibu lihat" Tidak mau banyak bicara, Cella pun langsung memberikan kertas ulangannya. Kening Hanin mengkerut, kepalanya menjadi sedikit pusing setelah melihat hasil ulangan Cella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Castle
Fanfiction"Mom, do you know?? I love you. So much!" NoHyuck ft Chenle Cover by Pinterest