18

2.2K 271 10
                                    



🥀__🥀



Kurang lebih dua hari Cella dan Cilla menikmati waktu mereka dipedesaan, bermain, berkebun, mandi disungai, pokoknya semuanya. Rasanya nyaman sekali, karena mereka jarang mendapat waktu bebas seperti ini. Maka ketika Aro bilang kalau hari ini mereka harus balik ke Jakarta, sikembar langsung cemberut.


"Nantikan liburan semester bisa kesini lagi"

"Masih lama nek, masih ada satu bulan kali" Cilla mengeratkan pelukkannya, enggan membantu Aro yang sibuk memasukkan barang mereka kedalam bagasi, begitupun Cella, gadis itu juga anteng duduk disamping neneknya.

"Lebay ah, nanti kita kesini lagi. Sekolah kalian pikirin, lesnya juga udah berapa harga bolong??" Kalau difikir-fikir, Aro juga betah berada dirumah mertuanya ini. Suasananya berbeda jauh sekali dengan ibu kota.

"Udah??" Hanin muncul dari dalam, wanita itu membawa parsel yang berisi sayuran. "Nak, ayo pamitan dulu sama nenek sama kakek" Hanin mengelus kepala Cella, Cella mengangguk. Menarik paksa Cilla yang masih setia memeluk nenek.

"Nenek nanti main lagi kerumah ya??" Senyum mama Hanin melebar, mengucapkan ribuan syukur karena akhirnya Cella mulai membuka hati.

"Iya, Cella sama Cilla baik-baik ya sama ibu?? Kalo ibu terlalu sibuk, diomelin aja ya nak??" Keduanya mengangguk kompak, lalu ganti berpamitan ke papa Hanin. Kakek tidak banyak bicara, ia hanya mengelus puncak kepala keduanya dan memberikan beberapa lembar uang yang diterima dengan suka hati oleh si kembar.


"Dadah nenekkk, dadahh kakekkk" Mobil mereka perlahan meninggalkan pekarangan rumah, melaju dijalan sempit yang hanya muat satu mobil dan satu motor. Cella menghembuskan nafas pelan, menyandarkan badannya ke badan Cilla.


"Kok lesu??" Aro memperhatikan keduanya dari spion, Hanin ikut menoleh dan terkekeh.

"Nanti libur semester kalau kalian gak dibawa liburan sama eyang, kita main ketempat nenek lagi oke???"


"Bener ya???"

"Iyaaa"









🥀__🥀


"Eh Cell, gue ada denger rumor" Jingga lagi-lagi menganggu waktu istirahat Cella. Lelaki itu merasa frustasi semingguan kemarin karena Cella tidak masuk, jadi ia tidak akan membuang kesempatan emas mengganggu Cella dihari pertamanya sekolah setelah meliburkan diri seminggu.


"Rumor apa lagi sih Ji??? Lo nih kalo msu menggosip tuh sama Cilla aja sana. Cocok kalian, gue gak suka yang begituan" Namanya juga Cella, gak sah banget kayaknya dia gak ngomel. Untungnya yang diomelin manusia modelan Jingga yang bodo amat. Kayaknya Jingga tuh gak punya rasa tersinggung.



"Gue denger ada anak keras kepala yang akhirnya buka hati, anak itu tiba-tiba luluh dan sekarang malah clingy— ih jangan dipukul kepala gue!! Kalo gue jadi bego gimana??" Jingga menatap Cella nyalang,


"Biarin!! Gak perlu dipukul juga lo udah bego!!" Cella kesal, bisa-bisanya Jingga menggosipi dirinya didepan dirinya sendiri. Seperti tidak ada orang lain saja.


Jingga terkekeh, melihat ekspresi kesal Cella adalah kesukaannya. "Perlu gue selamatin gak atas berdamainya lo sama keadaan??" Cella menggeleng pelan, hal itu tidak perlu dirayakan karena memang seharusnya ia melalukan itu sedari dulu, menerima Hanin dan menjalani hidup dengan lebih baik.

"Setelah gue pikir-pikir lagi, akrab sama ibu tuh asik juga. Gue jadi punya temen sharing, kalo belanja gue bisa minta pendapat juga, gue juga kadang bisa belajar dikit-dikit tentang dapur, apalagi ya Ji, ibu tuh bisa banget nempatin diri. Kadang beliau jadi ibu sambung, kadang jadi temen gue sama Cilla. Kayak, beliau tuh bisa baca perasaan kami—" Jingga menatap Cella yang masih melanjutkan cerita dadakannya. Meski Jingga suka ketika Cella mengomel dan kesal, Cella ketika bercerita punya tempat sendiri. Cella itu ekspresif, setiap cerita yang keluar dari mulutnya akan berdampingan dengan ekspresinya yang sangat pas untuk menggambarkan kalimat tadi. Dan yang pasti,

Cella itu cantik. Sangat!









🥀__🥀

Sikembar perlu kisah romansa gak??

CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang