New Life

223 16 6
                                    

Ayasa Pov

Aku dibantu kakak yang tadi akhirnya bisa makan. Aku bekerja bantu beres-beres dan mencuci piring. Gajiku sehari dikasih 30 ribu dan sudah dapat jatah makan siang dan sore dikasih lagi nasi.

"Kamu tinggal dimana sebelum ini?" Tanya bibi ini.

Ku tulis dibuku yang diberikan kakak tadi.

"Saya dari kota lain, dulu saya tinggal di panti asuhan. Saya gak betah jadi kabur"  Tulisku.

"Walah malang nasibmu nak" Ucap Sang bibi.

"Bibi titip ke panti saudara bibi aja mau? Hidup kamu terjamin disana, kamu bakal banyak yang menyayangi" Ucapnya lagi.

Sepertinya ide bagus. Kalau aku masuk panti kan aku tidak berkeliaran dijalan. Kalaupun ya dicari aku susah untuk ditemukan.

"Boleh Bu saya mau"  Tulisku.

Setelah beberapa hari disini, aku diantar ke salah satu panti asuhan.

Panti asuhan ini tidak terlalu besar. Ada banyak anak-anak disini, semua ada yang dari keluarga tidak mampu, anak yatim, anak piatu atau anak yatim piatu.

Aku berkenalan dengan beberapa diantara mereka. Dan aku sudah memiliki teman dihari pertama.

"Nah kamu tinggal disini mulai hari ini ya. Ini Bu Ira, kepala panti dan saudara bibi" Ucap bibi padaku.

Aku mengangguk sambil tersenyum. Ibu kepala panti langsung merangkul ku dan membawaku masuk.

Semua disini sangat ramah dan baik. Aku sepertinya akan betah tinggal disini. Walau sebenarnya aku rindu ibu, ayah, kakek, nenek, anti dan Alisa. Tapi aku harus mandiri dan bisa hidup tanpa mereka.

Skip 5 Tahun Kemudian

Aku sekarang sudah duduk dikelas 1 SMA negeri. Berkat prestasiku, aku berhasil untuk masuk sekolah impian semua orang dan tentunya impianku.

"Asya pulang naik apa?" Tanya salah satu temanku.

Fyi aku sampai sekarang masih tidak mau bicara dengan siapapun kecuali kalau sendiri. Aku diberi donasi oleh orang sebuah tab untuk menulis kalau mau berkomunikasi.

"Jalan kaki Ren" Tulisku di tab.

"Aku antar yok" Ajaknya padaku.

Aku awalnya menolak tapi dia maksa untuk mengajakku pulang bareng. Aku akhirnya mengiyakan ajakan pulang barengnya.

Aku setiap harinya merasa rindu dengan keluargaku. Terutama ibu, aku sangat ingin bertemu dan memeluknya tapi itu tidak mungkin dan sangat tidak mungkin.

"Mampir makan yok" Ajak Rendi.

"Aku gak punya uang" Tulisku ditab.

Aku sebenarnya punya uang. Ibu panti selalu memberi jatah anak-anak panti yang sekolah dengan uang saku. Memang tidak banyak tapi hari itu adalah uang saku pertama yang aku dapat selama sekolah.

"Aku yang ajak aku yang bayar"  Ucapnya.

Langsung dia menggas motornya menuju satu rumah makan.

"Sotonya 2 Bu, minumnya es teh jangan terlalu manis 2" Rendi memesan seolah tau apa yang mau ku makan.

"Aku tau kok kamu suka itu, aku sering merhatiin" Dia berucap seolah tau arti pandanganku padanya.

Selesai makan Rendi akan membayar. Aku menunggu diluar dekat parkir motor. Aku melihat sebuah mobil dan dari sana keluar orang yang ku kenal dan sudah lama tak ku jumpai.

Bolehkah Aku Berada Di Antara Kalian Bu? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang