Autor Pov
Esok paginya Ayasa bersiap untuk pergi ke sekolah. Ayasa memang selalu berangkat sendiri dengan berjalan kaki kalau dia lagi di rumah neneknya. Tapi kalau dari rumahnya dia naik kendaraan umum, sebab sekolahnya lebih dekat dari rumah neneknya.
"Ayasa mana mba? " Tanya Naisa ke Maisa.
"Lah bukannya tidur sama kamu, masa gak tau dia ke mana" Jawab Maisa.
"Iya Yasa tidur sama Nai tapi dari sudah sholat subuh dia udah gak ada" Jawab Naisa.
"Gak tau mba Nai tanya aja ke kakak mu" Jawab Maisa tak mau tau tentang anaknya itu.
Entah kenapa Maisa dan ibu mertuanya tak menerima Ayasa dikeluarga mereka. Padahal Ayasa adalah anak yang baik dan penurut.
"Assalamualaikum nenek" Sapa Alisa ke neneknya yang sedang menyiapkan sarapan.
"Waalaikumussalam cucu nenek. Udah cantik aja ini mau berangkat sekolah ya?" Tanya neneknya.
"Iya ini mau berangkat bareng ibu, ayah katanya ada urusan" Jawab Alisa.
Mereka semua sudah berkumpul dimeja makan untuk sarapan bersama, hanya Ayasa yang tidak ada karena dia sudah berangkat pagi-pagi sekali.
"Ayasa mana Ri?" Tanya papa nya.
"Nai, Ayasa mana?" Rian pun malah bertanya dengan Naisa.
"Itulah kak dari sudah sholat subuh Nai gak liat Ayasa lagi, mungkin udah berangkat sekolah" Jawab Naisa.
"Ya Allah Sa, ayah udah bilang ayah antar tunggu ayah" Keluh Rian.
"Hah itulah anak kesayangan kamu, dimanja terus jadi ngelunjak dan gak nurut lagi sama orang tua" Kata mama nya.
"Hei Ayasa itu bukan gak nurut perkataan orang tuanya tapi karena mulut kamu dan Maisa yang udah marah-marahin dia tadi malam mungkin dia merasa, jadi dia berangkat pagi-pagi biar kalian tidak lihat muka dia pagi-pagi" Rupanya kemaren kakeknya tau kalau ibu dan neneknya memarahi Ayasa.
"Betul itu Maisa?" Tanya Rian.
"Ya habis anak kamu memang nakal, mecahin gelas terus gak ngomong malah sembunyi" Jawab Maisa tak peduli.
"Kamu tau gak dia bukan sembunyi karena takut dimarah, dia sembunyi karena dia gak mau kalau kalian liat tangannya yang berdarah kena pecahan kaca itu, dia gak mau nyusahin dan ganggu istirahat kita, dia tahan sakit ditangannya itu. Ada mikir gak? Gak kasihan sama anak?" Rian tak bisa menahan amarahnya lagi dan dia langsung meninggalkan meja makan.
"Nai benar tangan Ayasa berdarah?" Tanya Maisa ke Naisa untuk memastikan.
"Iya mba tangan Ayasa berdarah dan sudah membiru serta bengkak, itulah alasan Kak Rian tak mengizinkan dia masuk sekolah dulu biar dibawa ke klinik karena obat penghilang nyeri dan bengkaknya ada diklinik" Jawab Naisa.
"Gimana? Udah puas kan tadi malam caci maki Ayasa? Kamu juga satu Maisa, dia itu anak kamu kenapa mesti dimarah-marah selalu. Sakit hatinya itu kamu marahin selalu" Nasehat Pak Soleh ke istri dan menantunya.
"Eh udah Pa gak usah bahas dia dulu, sarapan dulu kita harus pergi juga kan" Elak Lena istrinya.
Ayasa Pov
Hari ini sebenarnya tidak ada ujian apapun, cuma karena aku gak mau repotin ayah jadi biarlah aku berbohong sesekali. Lagian aku gak mau ngelanggar janji ke nenek. Aku gak mau nenek jadi tambah membenciku.
"Sa bawa bekal gak? Makan bareng yuk" Temanku Risa menawarkan makan.
"Mana pernah Sa bawa bekal Ris, Risa makan aja bekal Risa" Kataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bolehkah Aku Berada Di Antara Kalian Bu?
Historia CortaCerita sudah direvisi guys! Ayok baca🤗