Maisa Pov
Aku tidak tau kemana perginya anak tak tau untung itu. Sudah bagus disekolahin, dikasih tempat tinggal layak malah pergi kabur entah kemana.
"Kita baca diruang keluarga aja" Suruh papa.
Apa-apaan lagi ini pake nulis surat segala. Akhirnya ku matikan TV dan semua mulai duduk.
Rian Pov
Aku tidak menyangka kali ini Ayasa benar-benar nekat pergi dari rumah.
"Nai baca ya" Aku dan papa mengangguk.
"Assalamualaikum ibu, ayah, nenek, kakek, anti dan Alisa. Maafin ya kalau Sa tulis ini yang pasti bikin kalian jengkel. Sa minta maaf juga ke semuanya karena gara-gara Sa semua keluarga tidak akur dan tidak saling menyayangi.
Ibu..
Maafin Sa ya udah hadir diperut ibu. Udah bikin ibu sakit selama 9 bulan lebih, dan buat ibu sakit hati selama ibu hidup karena melihat Sa.
Ibu..
Ibu sekarang tenang ya jangan pusing lagi, Sa udah pergi jauh kok. Sa janji gak akan munculin muka lagi depan ibu. Sa tau ibu sangat benci dengan Sa. Sa tau sa bukan anak yang ibu inginkan. Sa minta maaf sejak awal sudah tumbuh dan menetap dirahim ibu pada saat itu. Ibu lebih pantas mendapat anak sepeti Alisa, dia anak yang baik, rajin dan penurut.
Tapi, Sa mau ucap makasih juga ya Bu. Ibu udah mau lahirin Sa ke dunia walau sudah lahir ibu buang Sa. Tiap diam Sa selalu bertanya ke Allah kenapa Sa harus jadi anak ibu? Sampai sekarang Sa gak nemu jawabannya. Sa tau Bu, dengan hadirnya Sa buat ibu susah. Sekarang ibu yang tenang ya, ibu gak akan liat anak gak tau diuntung ini lagi, gak akan liat anak bawa sial ini lagi, gak akan ketemu sama anak gak tau diri ini. Bu, nanti kalau misal Sa ada uang Sa ganti semua uang ibu atas biaya Sa selama hidup sama ibu dan ayah. Sa minta maaf Bu, malam itu sa pernah gak sengaja makan lauk untuk Alisa, sa lapar banget Bu dari sore kemarennya gak makan kan lauk sama nasi habis.
Tapi, Sa minta maaf Sa gak bisa ganti sewa rahim ibu selama 9 bulan lebih itu. Tapi kalau ibu mau Sa bayar pakai nyawa Sa juga gak papa. Tapi tunggu dulu ya Bu, Sa mau kumpulin uang bayar biaya hidup dulu. Hehe
Untuk Ayah.
Ayah..
Laki-laki terhebat pertama dalam hidup Sa. Sa tau kalau ayah bukan ayah Sa. Ibu sendiri yang bilang gitu. Ibu juga bilang Sa anak yang gak tau bapaknya siapa. Tapi ayah tetap Sa anggap ayahnya Sa, cinta pertama Sa. Terima kasih ya ayah selama ini selalu membela Sa sampai-sampai ayah dan ibu berantem. Mulai sekarang ayah gak usah berantem lagi sama ibu, kan udah gak ada Sa yang bakal ayah bela. Sa bersyukur kepada Allah telah memberikan ayah seperti ayah, walaupun ayah bukan ayah kandung Sa. Sa tau Sa bukan anak ayah karena Sa sama sekali tidak mirip dengan ayah. Pokoknya terima kasih banyak ya ayah. Nanti Sa ada uang juga Sa ganti uang ayah ya.
Kakek..
Terima kasih sudah memberikan kasih sayang tulus untuk Sa. Sa bersyukur bisa memanggil kakek dengan sebutan kakek. Karena Sa cukup tau diri Sa ini siapa. Maafin Sa ya kek untuk kesalahan Sa selama ini. Kakek sehat selalu ya jangan pegal-pegal lagi kan Sa gak ada untuk mijitin.
Nenek..
Sa sangat menyayangi nenek. Nenek itu nenek terbaik untuk Alisa. Nenek sangat menyayangi Alisa dengan sepenuh hati nenek. Beruntung sekali Alisa bisa disayangi nenek. Sa minta maaf ya nek, nenek tolong jangan benci ibu ya, cukup benci Sa saja.
Anti Nai..
Anti adalah anti terbaik untuk Sa. Selama ini anti selalu bela Sa. Selalu sayang Sa. Selalu kasih apapun yang Sa mau yang itu gak Sa dapat dari ibu. Anti selalu belikan Sa jajanan yang sama dengan Alisa kalau ibu belikan Alisa. Terima kasih ya anti. Nanti kalau Sa ada uang gantian Sa yang jajanin anti ya.
Terakhir untuk adik kesayangan kakak. Alisa terima kasih ya udah jadi adik kakak. Walaupun kita gak seayah tapi kita satu rahim. Hal istimewa yang kakak syukuri adalah bisa jadi kakak serahim kamu. Maaf ya kakak numpang dirahim ibu kamu duluan sehingga kamu gak jadi anak pertama deh. Kakak sayang banget sama Alisa. Tapi kakak bingung kenapa Alisa tuduh kakak malam itu. Kakak sedih karena Alisa jatuh bukan sedih karena dimarah ibu. Mulai hari ini Alisa jadi anak pertama ya. Dan bentar lagi Alisa jadi kakak, jadi udah ada temennya kan di rumah. Alisa gak akan kesepian lagi kalau di rumah. Gak main sama anak bisu kayak kakak lagi nanti. Kakak pamit ya, kakak pamitnya lama gak pulang. Nanti kalau Alisa udah besar cari kakak ya, kakak juga cari Alisa. Kakak mau liat Alisa udah besar nanti pasti cantik banget. Oh iya Alisa kalau tidur nanti malam jangan lupa matiin dulu ac nya biar alerginya gak kambuh. Maafin ya waktu itu kakak kepanasan jadi idupin ac, akhirnya kamu alergi dan ibu marahin kakak. Hehehe.. eh tapi kakak tetap sayang ibu kok, ibu itu nomor 1 dihati kakak. Nomor 2 Alisa, nomor 3 anti, nomor 4 nenek, nomor 5 kakek dan yang terakhir ayah. Kakak gak mau ambil ayah Alisa nanti Alisa diejek gak punya ayah kayak kakak. Jadinya Alisa gak punya temen di sekolah.
Udah dulu ya kakak pamit ya Alisa.. dadahhh belajar yang rajin yaa. Ada buku baca tulis hitung kakak beliin kemaren dari uang ikut lomba. Sisanya udah kakak beliin botol minum sama tempat makan yang Alisa mau itu. Kakak taruh dilemari Alisa.
Bye bye
Assalamualaikum
Jangan cari Sa ya, kasian ibu nanti muntah terus liat Sa
@AyasaAku meneteskan air mata. Tidak tau lagi bagaimana menderitanya menjadi Ayasa.
Rian Pov
Astaghfirullah. Berapa kali ngucap aku mendengar isi surat Ayasa. Dia begitu yakinnya kalau aku bukan ayahnya. Pasti dia terasa karena Maisa dan mama sikapnya beda ke dia dan Ayasa.
"Puas?" Tanya papa ke mama dan Maisa.
"Seneng kan? Anak haram udah gak ada disini lagi?" Lanjut papa.
"Aku selama ini diam Mai, aku pikir hanya sikap kamu seperti yang aku lihat kamu lakukan ke Ayasa. Tapi masih banyak lagi sikap-sikap yang sangat menyakiti hati Ayasa. Sudah berapa kali aku bilang, DIA ANAK AKU! DARAH DAGING AKU!" Emosiku.
Maisa terdiam dan Alisa yang tadinya menangis pun juga ikut terdiam.
"Mulut kalian berdua memang kelewatan! Apa salah Ayasa ke kalian sampai begitu bencinya ke dia? Kamu Maisa! Kamu masih anggap dia anak haram? Padahal kamu yang mengandung dan melahirkannya. Sudah Rian bilang itu anak dia, Rian ini dokter kamu masih tidak percaya. Dan kamu Lena! Salah apa Ayasa ke kamu? Salah apa? Apa alasan kamu sama seperti alasan membenci Maisa karena benci ibu dan benci Ayasa karena benci nenek dan ibunya?" Tanya papa ke Maisa dan mama.
Semua terdiam beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bolehkah Aku Berada Di Antara Kalian Bu?
Short StoryCerita sudah direvisi guys! Ayok baca🤗