☞AWAL☜

1.4K 104 1
                                    

Happy reading
Vote sebelum membaca
Jangan jadi pembaca gelap!!

🌚 Typo bertebaran 🌚
Follow author ❤️

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Masih di tempat yang sama, Mauren, Queena, Zeyla dan Argo masih berbincang-bincang tentang rencana mereka.

“Gue rasa kita butuh bantuan Vanya dan yang lainnya deh!” Celetuk Queena.

Mauren mengerutkan keningnya lalu menatap Queena dengan pandangan bertanya “Buat?” Tanyanya.

Queena membisikkan sesuatu kepada Mauren dan seketika Mauren tertawa kencang “Bagus juga ide Lo!”

Zeyla dan Argo sendiri menatap mereka bingung “Rencananya apa nih?” Tanya Zeyla.

“Udah Zey, kalau masalah ini gue sama Queena yang bakal selesaikan, tugas Lo cuma bawa Nita ke tempat biasa!” Ucap Mauren.

Zeyla mengangguk setuju “Oke! Setidaknya itu gak terlalu nyita waktu aku!” Ucapnya santai.

“Kalau gitu gue sama Queena pulang dulu!” Ucap Mauren lalu bangkit dari duduknya.

“Oke hati-hati di jalan!” Ucap Zeyla dan Argo.

Mauren mengangguk lalu berjalan keluar dari ruangan, diikuti Queena.

Mauren memasuki mobil Lamborghininya yang ia simpan di markas lalu melajukan mobilnya ke mansion keluarga Benedict.

Hanya beberapa menit saja, mobil yang ia kendarai telah sampai di gerbang mansion. Satpam yang melihat kedatangan Mauren langsung bergegas membukakan gerbang.

Setelahnya Mauren menginjak pedal gas lalu memasukkan mobilnya ke bagasi kemudian melangkahkan kakinya memasuki mansion.

Plak

Mauren memegangi pipinya yang perih, baru saja ia melangkahkan kakinya memasuki mansion, tiba-tiba saja sebuah tamparan mendarat di pipinya, dan itu adalah ulah Wulan ibunya sendiri. Entah sejak kapan wanita itu sudah pulang dari luar kota.

“Kamu apain Nita hah?!” Ucap Wulan marah.

Mauren terkekeh sinis “Cuma nampar!” Jawabnya acuh.

Plak

Sekali lagi Wulan menampar Mauren dengan keras membuat pipi Mauren tambah perih.

“Dasar anak gak tau di untung!! Masih syukur saya menerima kamu di sini Mauren!! Seandainya saja saya dulu meninggalkan mu di kampung!! Biarlah kamu hidup menjadi anak gelandangan saja!!!!” Wulan menatap Mauren marah bercampur benci.

“Hahahaha kenapa? Kenapa Mauren gak di tinggalin aja di kampung hah? Kenapa?!! Kalaupun Mauren di kampung, Mauren gak akan tersiksa seperti sekarang, mami hanya ngejadiin Mauren bahan kesenangan!! Gak pernah ngerti perasaan Mauren!!!” setelah mengeluarkan semua unek-uneknya, Mauren berlari ke kamarnya dengan perasaan campur aduk.

Brakk

Mauren menutup pintu kamarnya dengan keras lalu ia terduduk di lantai dan bersandar di pintu “Hiks... Gue juga pengen bahagia!!” Lirihnya.

Mauren menghapus air matanya kasar lalu segera membuka lemari rahasianya, ia kemudian mengeluarkan laptop dan sebuah flashdisk dari lemari.

Dengan lihai, Mauren mengetikkan beberapa kata di laptopnya lalu ia menyalin beberapa gambar dan juga video di flashdisk. Kemudian ia bergegas menyimpan kembali laptopnya.

Setelahnya Mauren mengetikkan beberapa angka di handphonenya lalu menelpon seseorang.

“Halo?”

“Halo! Napa Ren?” Terdengar suara Vanya di seberang sana

“Gue mau ketemu sama Lo dan yang lainnya juga! Gue harap kalian datang di cafetaria sekarang!”

“Emang ada masalah apa Ren?”

“Udah datang aja!”

“Oke ntar gue kabarin yang lainnya!”

“Oke, kalian buruan ke sana!”

Tut

Mauren memutuskan sambungan telepon secara sepihak lalu bergegas mengganti pakaiannya, ia juga membawa serta flashdisk yang ia salin.

Dengan terburu-buru Mauren berlari menuruni anak tangga.

“Mau kemana Lo?”

Saat di anak tangga terakhir, langkah Mauren terhenti karena kedatangan Devano dari arah pintu utama.

Mauren memutar bola matanya malas lalu melangkahkan kakinya menuju pintu.

“Lo mau ngejalang lagi? Cih dasar murahan!”

Mauren tak menggubris perkataan Devano, ia menabrak bahu pemuda itu lalu berjalan ke bagasi mobil, ia kemudian menginjak pedal gas menuju cafetaria.

Setibanya di cafe, dengan cepat Mauren berlari ke kasir “Meja atas nama Mauren!”

“Ruangan VIP di lantai 5!”

Dengan cepat Mauren berjalan ke arah lift lalu menuju ke lantai 5, ternyata di sana sudah ada keempat sahabatnya, dan hanya ada mereka berlima di ruangan itu.

“Sorry gue telat!” Ucapnya tak enak.

“Santai aja kali Ren, kayak sama siapa aja Lo!" ucap Vanya lalu menyeruput kopinya.

“Oh Iyah apa Yang mau Lo omongin? Sampe nyuruh kita berempat ke sini?” tanya Keyla.

“Hmm jadi gue minta bantuan kalian berempat buat nyingkirin Nita dari hidup gue!” Ucap Mauren serius.

“Hah? Nyingkirin Nita? Caranya gimana?”

Mauren segera memberitahukan tentang rencananya kepada keempat sahabatnya. Keempat gadis itu mendengarkan dengan seksama dan seketika mereka menatap Mauren kesal.

“Lo gila yah?” Kesal Vanya.

“Ini satu-satunya cara supaya gue bisa nyingkirin dia dan bisa ngebongkar semua kebusukan dia!!” Ucap Mauren.

“Ck gak ada cara lain apa?” Tanya Keyla kesal.

“Gak ada Key, dan gue mohon kalian mau bantuin gue!”

Vanya dan ketiga sahabatnya hanya mengangguk malas, mereka sebenarnya tidak Sudi melaksanakan rencana ini, tapi mau tidak mau mereka melakukanya hanya demi sahabat mereka Mauren.

“Oke gue dan yang lainnya akan berusaha buat laksanain tugas ini dengan baik!” Ucap Vanya mewakili teman-temannya.

“Gue yakin kalian bisa!” Ucap Mauren menyemangati.







Hari ini double up lagi yah
seneng gak?!

Makasih yah masih setia baca cerita ini yah walaupun baca doang gak votmen:')

Badgirl Antagonis✓ [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang