Happy reading
Vote sebelum membaca
Jangan jadi pembaca gelap!!🌚 Typo bertebaran 🌚
Follow author ❤️
Saat melangkahkan kakinya keluar dari kelas, tidak sengaja Mauren berpapasan dengan Miko, dan ketiga sahabatnya, terlihat mereka berempat menatap Mauren heran.“Lo mau ke mana?” Tanya Vanya.
“Balik!” Jawab Mauren seadanya.
“Lo gak mau nonton Bram tanding basket?, Bukannya Lo yang paling semangat kalau masalah beginian?” Tanya Naura heran.
Mauren memutar bola matanya malas “Gue punya kerjaan yang lebih penting daripada harus nonton mereka tanding basket! Dan gue harap Lo pada gak kepo sama urusan gue!!”
“Ren, kok gue rasa setelah Lo gak sekolah dua Minggu, Lo itu berubah?” Ucapan Keyla membuat Mauren seketika menegang, namun dengan cepat ia merubah ekspresinya.
“Lo mau tau alasan gue berubah?” Tanya Mauren dan diangguki ketiga sahabatnya “Gue gak sanggup kalau harus jadi Mauren yang selalu di hina, dicaci dan selalu di rendahin bahkan di sama-samain kayak jalang!! Lo pasti tau dong gimana rasanya kalau di kata-katain kek gitu?” Ucapnya.
“Tapi gue gak mau kalau sifat Lo berubah kek gini, Lo udah jarang banget ngumpul bareng kita-kita lagi!” Ucap Naura lirih.
“Sorry gue Bukannya gak suka ngumpul bareng kalian, tapi gue masih punya misi penting saat ini, jadi gue harap kalian ngertiin gue!” Setelah berucap Mauren melangkahkan kakinya meninggalkan mereka yang terdiam kaku menatapnya.
“Gue gak nyangka kalau Mauren yang kita kenal bisa berubah secepat ini!” Gumam Vanya
“Mungkin dia lagi banyak masalah jadinya butuh waktu sendiri dulu!” Ucap Miko.
____________
Setelah pergi dari sekolah, Mauren memutuskan untuk pergi ke pemakaman umum, sebelumnya tadi ia sempat membeli bunga mawar.
Gadis itu mendatangi salah satu makan lalu berjongkok menatap batu nisan dengan wajah sendu. Di makam tertulis nama 'Laisa Diandra Nicolas'
“Gue kangen Lo Lais, kenapa sih takdir gak adil sama gue!” Gumam Mauren lirih.
“Lo tau gak Lais, Nabila udah berubah, dia udah jadi jahat dan udah ngerebut semuanya dari gue!”
“Gue kangen banget sama Lo Lais, tapi kenapa? Kenapa tuhan ngerebut Lo dari gue hah kenapa??!!”
Mauren memeluk nisan di hadapannya dengan air mata mengalir, ia bukan gadis lemah namun ia akan mengeluarkan air matanya hanya untuk orang yang ia sayang, salah satunya adalah Laisa yang sayangnya sudah lebih dulu dipanggil oleh Tuhan.
“Hiks.. hiks.. Lais hiks.. gue gak sanggup idup kek gini!! Hiks!!”
Laisa Diandra Nicolas
Gadis yang selalu membuat seorang Queena tertawa, gadis yang membuat Queena mengenal arti sahabat, gadis yang membawa keceriaan di manapun ia berada. Namun sayangnya hidup seorang Laisa tak seperti apa yang terlihat.
Laisa ternyata sudah mengidap penyakit leukemia sejak beberapa tahun dan membuatnya tidak bisa bertahan hidup lebih lama lagi, karena penyakitnya sudah berada di stadium akhir.
Sungguh suatu kebenaran yang tak pernah diduga oleh Queena, ia mengira bahwa Laisa baik-baik saja tapi ternyata gadis itu sama sekali jauh dari kata baik.
Semenjak kepergian Laisa, perlahan-lahan Nabila berubah menjadi sosok pendiam dan seakan-akan menjaga jarak dengan Queena membuat Queena merasa Nabila telah membenci dirinya karena kepergian Laisa.
Persahabatan mereka bertiga pun berakhir karena kepergian Laisa, bahkan Nabila pun sudah tidak pernah menyapa Queena jika bertemu.
Tidak pernah terlintas di benak Queena bahwa persahabatan mereka akan berakhir hanya karena kepergian salah satunya, namun ia hanya berharap semoga kedua sahabatnya selalu bahagia di manapun mereka berada.
Mauren masih memeluk nisan Laisa, gadis itu seakan-akan tidak ingin beranjak dari sana, hingga langit yang tadinya cerah menjadi gelap seketika, sedikit-demi sedikit titik air berjatuhan hingga berubah menjadi hujan yang sangat deras.
Petir menyambar, air hujan mengguyur tubuh Mauren, seakan-akan alam pun merasakan kesakitan yang ia rasakan.
“Lo ngapain di sini??”
Suara seseorang samar-samar menyapa Indra pendengaran Mauren, namun gadis itu sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari gundukan tanah di hadapannya.
“Lo kalau tolol gak usah goblok!!”
Seseorang itu menarik Mauren kasar pergi dari sana lalu memasukkan gadis itu kedalam mobil.
Mauren hanya terdiam dengan wajah yang sudah pucat, mungkin efek karena kelamaan terguyur hujan.
“Ck dasar cewek bego!”
Mauren menatap pemuda di sampingnya kesal, namun ia tidak bisa mengeluarkan satu kata pun karena ia benar-benar kedinginan sekarang.
Pemuda itu menatap Mauren intens lalu mengambil sebuah Hoodie yang berada di kursi belakang mobilnya.
“Nih pake!!" Titahnya dingin.
Mauren sama sekali tak bergerak sedikit pun, ia hanya menatap Hoodie itu tanpa mau menerimanya. Karena kesal, pemuda itu menarik tubuh Mauren lalu memasangkan Hoodie di tubuh mungil Mauren, bahkan Hoodie itu terlihat sangat kebesaran di tubuhnya.
“Lo ngapain hujan-hujanan di makam? Sendirian lagi!”
Mauren tak menjawab, gadis itu menatap kosong ke depan dengan tubuh menggigil.
“Ck Lo bisu apa gimana!!” Pemuda itu menatap Mauren kesal, namun ia terkejut saat melihat Mauren saat ini sudah tidak sadarkan diri.
“Lah malah pingsan!” Gumamnya.
Pemuda itupun melajukan mobilnya ke kediamannya, dan dengan malas menggendong Mauren ke dalam rumah dengan gaya bridal style.
“Astagfirullah Kenzo!! Anak gadis siapa yang kamu bawa!!”
Seorang wanita paruh baya berdiri dengan wajah shock saat melihat putranya menggendong seorang gadis cantik ke dalam rumah.
“Ck mam, bisa gak nanyanya nanti aja? Soalnya anak orang udah mau mati nih!” Pemuda yang disapa Kenzo itu menatap ibunya malas.
“Eh mulutnya di jaga!” Ucap wanita itu dengan wajah garang.
“Iyah mami, udah deh Kenzo pegel nih gendong nih cewek!!”
“Yaudah kamu bawa dia ke kamar, nanti mami ambilin air hangat buat ngompres dia!”
Kenzo mengangguk lalu melangkahkan kakinya menuju kamarnya, namun lagi-lagi langkahnya terhenti saat berpapasan dengan adik perempuannya yang masih berumur 12 tahun.
“Eh bang, Lo bawa anak siapa tuh ke rumah?” Tanya gadis itu heran.
“Bocah di larang kepo!”
Kenzo melanjutkan langkahnya menuju kamarnya sedangkan adiknya menatap jengah.
Saat gadis itu melangkahkan kakinya menuju dapur, ia berpapasan dengan ibunya.
“Mam, tadi bang Kenzo bawa siapa?” Tanyanya penasaran.
“Kamu kenapa gak tanya langsung aja sama Abang kamu?”
“Issh mami kan tau kalau bang Kenzo itu orangnya ngeselin sampe ke akar-akarnya!”
“Nanti kamu bisa tanya langsung sama gadis yang di bawa Kenzo, sekarang mami mau ngompres dia dulu supaya dia gak kedinginan!”
Setelahnya wanita itu meninggalkan anaknya sendiri.
“Gak bang Kenzo, gak mami, semuanya sama aja!” Gerutu gadis itu lalu mengambil ice-cream di kulkas.
Makasih buat yang udah baca, stay terus yah see you next part Bubay;)

KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Antagonis✓ [HIATUS]
Ficção Adolescente{FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!} Apa yang ada di benak kalian saat mendengar kata Antagonis? Pasti kalian langsung berpikir tentang kejahatan kan? Yah itu memang benar! Antagonis! Adalah kepribadian seseorang yang jahat dan kejam, namun apa yang terjadi j...