18

37K 2.8K 5
                                    

Terimakasih sudah mampir di cerita 'Secret Imam'
Tolong tandai typo
*
*

Sore ini adalah hari dimana Sahna dan Langga akan tinggal di rumah almarhum Kakek dan Neneknya. Setelah tadi keduanya berpamitan dengan Opa, Oma, Abi dan Umi kini keduanya sudah berada di depan rumah mewah dengan tiga lantai itu.

"Assalammualaikum warohmatullah hiwabarokatuh!" salam keduanya memasuki rumah.

Terlihat seorang wanita paruh baya yang jalan tergopoh-gopoh menuju ke arah keduanya. Wanita paruh baya itu adalah pembantu di rumah ini sejak 23 tahun, akrab di sapa Mbok Uwi.

"Waalaikumsalam warohmatullah hiwabarokatuh ... selamat datang Den Langga dan Non Sahna?" ucap Mbok Uwi.

Sahna tersenyum lembut kearah Mbok Uwi, "Mbok Uwi ya?" tebak Sahna karena sebelumnya Langga pernah berkata bahwa di rumah ini ada yang bernama Mbok Uwi sebagai pembantu dan Mang Juju sebagai supir.

Mbok Uwi tersenyum lalu mengangguk, "Iya, Non saya Mbok Uwi. Wah ... Ternyata Non Sahna sangat cantik, beruntung sekali Den Langga mendapatkan istri seperti Non Sahna ini!" puji Mbok Uwi menatap kagum Sahna.

Sahna tersenyum malu, "Mbok Uwi ada-ada aja deh!"

Langga yang melihat tingkah Sahna terkekeh kecil, "Mbok? Kami ke kamar dulu ya? Sahna harus istirahat."

"Iya, Den!" jawab Mbok Uwi.

Tangan kanan Langga memapah Sahna sedangkan tangan kirinya menyeret koper Sahna, lalu keduanya menaiki tangga menuju kamar Langga yang berada di lantai dua.

Langga membuka pintu bercat abu-abu tua itu, "Ini kamar kita, dan sebaiknya kamu istirahat." ucap Langga seraya membantu Sahna membaringkan tubuhnya.

Sahna tersenyum tipis seraya mengangguk. Ia mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar Langga yang bercat abu-abu muda bercampur putih. Sedangkan sang empu sedang membersihkan tubuhnya di kamar mandi.

Perlahan rasa kantuk menyerang Sahna, hingga perlahan ia menutup matanya tak tahan dengan rasa kantuk yang di rasanya.

Sepuluh menit kemudian Langga keluar dari kamar mandi seraya mengusap rambutnya dengan handuk, ia tersenyum menatap Sahna yang sudah tertidur pulas.

Langga berjongkok di samping kasur Sahna terbaring, ia mengucap lembut puncak kepala Sahna. "Semoga Allah selalu memberi keberkahan untuk rumah tangga kita, ya?" lalu mengecup lama puncak kepala Sahna.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, dan kedua pasutri itu sudah berada di atas tempat tidur untuk mengistirahatkan tubuh mereka.

Sahna menoleh kearah Langga yang sedang membenarkan selimut di atas tubuhnya. "Besok aku sekolah kan?" semringah Sahna menatap Langga penuh harap.

Langga terdiam lalu menatap Sahna. Langga tersenyum lalu mengusap puncak kepala Sahna, "Pengen banget sekolah, hem?" tanya Langga.

Sahna tersenyum seraya mengangguk pelan, "Boleh? Kan kepala aku juga udah nggak papa. Lagipun, minggu depan kita udah ujian akhir, aku nggak mau ketinggalan banyak ilmu."

"Hem ... boleh nggak ya ... " goda Langga.

"Kalo belum di bolehin nggak papa kok."

Langga tersenyum lembut, "Boleh kok ... tapi jangan lupa besok obatnya di minum ya?"

"Beneran? Makasih udah ngizinin!" antusias Sahna.

Langga terkekeh lalu menjawil hidung Sahna, "Sekarang tidur, udah malam." pungkas Langga di angguki Sahna. Kemudian keduanya berdoa sebelum tidur.

Tak lama Sahna sudah terlelap. Sedangkan Langga? Ia masih terjaga. Langga membuka matanya, lalu memiringkan tubuhnya menatap Sahna.

Langga tersenyum haru, ia benar-benar bahagia dan sangat bersyukur pada sang pencipta. Karena doa yang selama ini ia langitkan dalam sepertiga malam sudah terwujud, dan ia berharap hanya maut saja yabg memisahkannya dengan Sahna.

"Kamu adalah anugerah terindah dari Allah. Kehadiranmu adalah yang sangat aku syukuri, tetap di sampingku ya? Walau badai besar menerjang kita jika suatu saat nanti," lalu mengecup lama kening Sahna.

"Selamat malam ya zaujati ... " lalu memeluk Sahna.

o0o

Secret Imam (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang