Terimakasih sudah mampir di cerita 'Secret Imam'
Tolong tandai typo
*
*Hari ini adalah hari dimana Gibran dan Ara melangsungkan pernikahan di kediaman orang tua Ara.
Tepat tujuh bulan yang lalu Gibran memantapkan niatnya untuk mengkhitbah Ara di ke hadapan orang tuanya. Awalnya Ara meminta waktu untuk menjawab khitbahan Gibran selama seminggu.
Tepat seminggu kemudian Ara memberi jawaban bahwa ia menerima khitbah Gibran. Namun, pernikahan tidak langsung dilaksanakan dalam waktu dekat mengingat kesibukan Gibran yang merupakan seorang dokter di kirim ke sebuah wilayah perbatasan yang sedang terjadi perperangan di wilayah itu selama tiga bulan.
Setelah Gibran kembali, pernikahan di undur kembali. Karena Ara di sibukkan dengan penelitian di suatu wilayah karena tuntutan dari kampus. Dan barulah sekarang pernikahan itu terlaksana.
Saat ini Langga dan Sahna sedang memakaikan bocah kembar yang sudah menginjak usia delapan bulan. Di usia sekarang ini, Hasan dan Hasna benar-benar lagi aktifnya.
Seperti dua hari yang lalu, karena terlalu aktif tanpa sengaja Hasna memukul kepala Rey menggunakan mainan mobil miliknya. Sontak saja, Rey menangis kencang kesakitan.
Kedua bocah kembar itu sudah tampak tampan dan cantik menggunakan batik berwarna crem. Hasan benar-benar tampak menggemaskan memakai peci rajut berwarna hitam di kepalanya dan Hasna yang memakai hijab hitam yang terlihat semakin menggemaskan.
"Bunda!" panggil Rey.
Sahna yang sedang memasukkan Hasan ke kain gendongan lalu menunduk menatap Rey yang sudah rapi dan tampan menggunakan batik juga peci yang melekat di atas kepalanya. Keluarga kecil itu benar-benar terlihat tampan dan cantik menggunakan baju couple saat ini.
"Bunda ... Abang tadi kan lagi kejal meong, tapi meongnya tabrak vas bunga Bunda. Jadi bunganya rusak ... " adu Rey menautkan jarinya.
Langga yang mengangkat Hasna ke gendongannya lalu terkekeh mendengar ucapan Rey.
Sahna tersenyum seraya mengusap kepala Rey. "Enggak papa, nanti bunganya Bunda benerin. Sekarang kita berangkat kuy!" antusias Sahna membuat Hasan yang berada di gendongannya tertawa girang.
"Waaah! Sepertinya Adek Hasan tidak sabar ya ... !" goda Rey seraya menggoyangkan kaki bocah itu yabg semakin tertawa lepas di susul dengan tawa Hasna membuat Langga dan Sahna terkekeh geli.
***
Edo selaku Ayah Ara menjabat tangan dingin Ibran. "Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Ara Kamila ‘alal mahri emas 30 gram, dan uang 70 juta hallan!"
Ibran menarik nafas dalam lalu membuangnya perlahan, "Qabiltu nikahaha wa tazwijaha ‘alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq!" ucapnya lantang.
"Alhamdulillah ... " ucap para saksi.
Di sisi lain Sahna tak henti-hentinya menggoda Ara yang baru menyandang sebagai kakak iparnya.
Disini. Di kamar Ara, terlihat ramai kehadiran Sahna, Diba dan Sena yang memakai motif pakaian yang sama, yaitu batik.
"Jadi istri ni yeee," goda Sahna mecolek lengan Ara yang menatapnya sebal.
Seandainya membunuh orang tidak dosa, mungkin sekarang Ara sudah menikam Sahna karena kesal sedari tadi yang terus menggodanya.
"Lihatlah sayang, Bunda mu benar-benar menyebalkan." adu Ara pada Hasna yang sedang memainkan boneka kecil di atas kasur Ara.
Hasna yang mendengar kalimat Bunda lalu merangkak kearah Sahna, "Nda nda nda!" oceh bocah itu naik ke atas pangkuan Sahna.
"Iya sayang ... " gemas Sahna lalu menciumi wajah Hasna membuat bocah itu tertawa.
"Pren? Gue laper serius!" celetuk Diba memelas.
Sena menyentil kening Diba, "Lu tadi udah makan dua piring ya! Sekarang lo laper lagi!? Tu perut apa sepiteng?" heran Sena tak habis pikir.
Sahna menepuk bahu Sena, "Inget frend, kawan kita satu ni emang agak lain jadi harap maklum." Ara memutar bola matanya malas mendengar penuturan Sahna.
Diba yang kesal lalu menampol lengan Sahna, "Dahlah, gue tersakiti."
"Udah mau mulai tuh!" antusias Sena menunjuk televisi yang menampilkan kelangsungan ijab qabul.
"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha ‘alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq!" ucap Gibran lantang.
"Alhamdulillah ... " ucap keduanya.
Ara tersenyum haru perlahan air matanya jatuh karena rasa bahagia sekaligus sedih yang ia rasakan saat ini. Sahna dan yang lain melihat itu tersenyum lalu ketiganya memeluk haru Ara. Tak lupa, bocah perempuan yang berada di tengah-tengah mereka yang mengerjabkan mata bingung dengan situasi saat ini.
Tak lama kemudian pintu di ketuk oleh Ibran membuat keempatnya meleraikan pelukan.
"Bang Ibran tuh!" tunjuk Sahna dengan dagunya kearah pintu.
"Assalammualaikum, Zaujati ... " ucap Ibran dari balik pintu membuat Ara merona mendengar panggilan itu.
"Waalaikumsalam," ucap keempatnya.
"Cieeee!" goda Sahna dkk saat Ara membuka pintu.
Hasna tertawa girang saat melihat Ibran di depan pintu seraya merentangkan tangannya kearah Ibran.
Sahna melebarkan mata menatap Hasna yang tak tahu situasi. "Ekhem! Sahna keluar ya?" pamit Sahna ngacir keluar kamar saat Hasna yang hendak menangis.
"A-ah! Kita juga undur diri ya!" gugup Diba lalu menyeret Sena keluar kamar. Sedangkan Sena yang di perlakukan seperti itu benar-benar sangat dongkol.
Lalu keadaan sunyi, membuat keduanya menjadi canggung. Ibran menyodorkan tangannya kearah Ara. Ara terdiam, lalu dengan ragu-ragu ia mencium punggung tangan kekar berurat Ibran dengan gemetar.
Ibran meletakkan tangan kirinya ke kening Ara membaca doa lalu mencium kening Ara lama.
"Ayo!? Yang lain udah nunggu," ucap Ibran lalu menarik lembut tangan Ara keluar kamar.
Dan pada akhirnya, kehidupan mereka semua berakhir bahagia. Sesulit apa pun yang di lalui, yakinlah. Pada akhirnya akan menadapatkan akhir kisah, entah itu bahagia atau malah berakhir dengan meninggalkan segala juta kepahitan.
Bukankah hanya segini akhir cerita ini?
End
Part ini bukan akhir, dan sedari awal juga ini belum berakhir.
Tetapi sudah pasti lanjutan specialnya akan ada di versi buku setelah terbit nanti pastinya.
Jadiii!
Jom nabung! selagi proses dalam penerbitan.Karena setelah terbit sebagian part akan di hapus.
Dan sudah jelas versi buku lebih seru dan menarik dari pada versi wattpadnya
Pastinya ending yang di harapkan para pembaca kemarin-kemarin akan tertuang di versi cetak nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Imam (Lengkap)
Roman pour AdolescentsREVISI VERSI CETAK Oma Iren menyembulkan kepala ke jendela lalu menatap sebal pengendara itu yang menghentikan motornya kala mendengar suara klakson. "WOY! MINGGIR SEMPRUL! MALAH NGALANGIN JALAN GUE LU! KAGAK TAU APE CUCU TERSEYENG GUE SEKARAT!" pek...