5. la sonrisa de Arthur

895 55 48
                                    

•••

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

Bruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bruk

"Kamu gapapa Capella?" tanya seorang lelaki pada gadis yang baru saja bertabrakan dengan Hazel.

"Gapapa kok, Ran." balas gadis tersebut berusaha untuk berdiri dengan bantuan dari sang kekasih.

"Hazel," panggil Arthur yang juga turut membantu Hazel untuk berdiri kembali.

"Lo gapapa kan?" tanya Arthur dengan meneliti keadaan Hazel dari atas hingga bawah.

"Engga, aku gapapa kok kak," balas Hazel dengan suara sedikit tertahan akibat rasa perih pada lututnya.

"Lutut lo lecet Zel. Gimana nanti kalau nyokap lo tau?" Arthur kembali mengoceh saat mendapati luka pada lutut gadisnya.

Hazel ... merupakan gadis yang selalu dituntut sempurna oleh kedua orang tuanya. Baik dari segi hidupnya, perlombaan yang ia ikuti, setiap kelas dan les yang ia jalani, bahkan hingga fisiknya juga harus dituntut sesempurna mungkin.

"Engga apa kak, nanti aku bakal cari alasan bilang ke mama. Lagian ini ga sakit kok." balas Hazel dengan tersenyum lebar.

Arthur menghela napasnya berat. Perhatian pria itu kini beralih menatap ke arah pasangan yang juga tengah menatap pada dirinya dan Hazel.

"Kalau jalan tolong lihat-lihat,"

"Kalau jalan tolong lihat-lihat,"

Arthur mengucapkan kata yang sama di waktu yang bersamaan dengan lelaki yang ia yakini sebagai kekasih dari gadis yang baru saja bertabrakan dengan Hazel.

"Lo,"

"Lo,"

Keduanya kembali berucap bersamaan. Baik Arthur maupun pria bernama Karan tersebut saling bertatapan sengit antara satu sama lain. Tidak lupa kedua telunjuk mereka juga saling mengarah secara bersamaan.

Masih dengan menatap Arthur tajam, lelaki bernama Karan tersebut kembali berucap, "Bilangin ke cewek lo jangan lari-lari di tempat umum," ucapnya penuh penekanan.

"Bilangin hal yang sama ke cewek lo juga," balas Arthur tak kalah sinis.

Kedua lelaki itu saling memandangi satu sama lain dengan tajam. Aura sengit di antara keduanya tidak dapat terelakkan.

Arthur [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang