21. malentendido

215 8 0
                                    

•••

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

"Maaf buat yang tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf buat yang tadi. Gue--tunggu dulu, lo tadi mau ngapain?"

Awalnya Arthur bingung ingin berkata seperti apa. Namun ketika mengingat tindakan Hazel tadi, rasa khawatir mulai kembali menyeruak di dalam dirinya.

"Tadi? Aku memangnya ngapain?" Hazel malah balik bertanya, sehingga membuat Arthur menarik napasnya kasar.

"Lo kenapa kaya tadi? Kenapa lo mau coba bunuh diri?"

Wajah Arthur kini tampak panik, sangat berbeda dengan Hazel yang malah kebingungan.

"Coba bunuh diri? Siapa? Aku?" Hazel pun menunjuk dirinya sendiri.

"Ya engga mungkin lah kak. Ngaco kakak!" ucap Hazel yang tidak lagi mampu menahan tawanya.

Gadis itu tertawa, namun Arthur masih tetap tidak dapat mengontrol kepanikannya. "Lo serius gapapa kan? Terus tadi yang gue lihat apa?"

Hazel mengembangkan senyuman kecilnya. Gadis itu pun bangkit ketika mengingat mereka masih terduduk di tepi trotoar jembatan.

"Berdiri dulu kak! Malu dilihatin orang," peringat Hazel sedikit terkekeh saat melihat Arthur cepat-cepat bangkit dari duduknya.

"Kakak salah paham. Aku ga ada niat mau bunuh diri kok. Lagian seputus asa apapun aku, aku ga bakalan ngelakuin hal bodoh kaya gitu!" tepis Hazel yang membuat Arthur tertegun.

"Tadi, aku cuman mau nolongin rekan kecil di sana!" sambungnya yang kemudian menunjuk seekor burung merpati yang sudah hinggap pada rangka besi yang cukup tinggi di jembatan tersebut.

Arthur pun menaikkan pandangannya, mengikuti ke arah mana tangan Hazel menunjuk. Benar saja, di sana memang terdapat seekor merpati putih yang hinggap.

"Jadi tadi...." Arthur terdiam. Ia tidak lagi melanjutkan ucapannya. Telinga pria itu kini memerah, menandakan jika dirinya sedang salah tingkah.

Jika tau akan begini keadaannya. Arthur lebih baik memastikan dulu kejadian tadi sebelum bertindak gegabah karena kepanikannya.

"Kakak cuman salah paham,"

Hazel yang hendak tertawa lantas langsung membekap mulutnya saat mendapati tatapan tajam dari Arthur.

"Jangan ketawa!"

Hazel mengangguk, namun sebuah senyuman lebar tetap tidak dapat ia tahan untuk mengembang dan mengukir wajahnya. "Ekhem, by the way, makasih buat kekhawatirannya kak."

"Ga ada yang khawatir!" ketus Arthur yang mulai melangkahkan kakinya menuju ke tempat dimana ia menepikan mobilnya.

"Serius? Ya udah, kalau gitu makasih buat p.e.r.h.a.t.i.a.n.n.y.a kak Arthur!" ucap Hazel dengan terkekeh pelan. Ia pun langsung berjalan penuh semangat menyusul langkah lebar Arthur yang sengaja berjalan pelan seakan menunggunya.

Arthur [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang