11. Cambiado

489 42 2
                                    

•••

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

Sepi! Satu kata yang tepat mewakili perasaan Hazel saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepi! Satu kata yang tepat mewakili perasaan Hazel saat ini. Gadis dengan seragam berwarna merah kotak-kotak itu menatap hampa pada langit yang kelihatan mendung di atas sana.

Langit saja seakan mengerti suasana hatinya saat ini.

Kini ia sedang berada di taman belakang sekolah. Seorang diri. Tanpa ada siapapun yang menemani.

Tidak terhitung banyaknya helaan napas panjang keluar dari bibirnya.

"Kak Arthur ... benar-benar berubah..." lirihnya dengan memejamkan mata erat seakan berusaha mencari ketenangan.

"Kapan ya, masalahnya selesai?"

Sudah terhitung empat hari sejak race akhir pekan lalu, sikap Arthur mulai berubah. Ia tidak pernah lagi menghubungi maupun menjumpai Hazel. Bahkan jika tidak sengaja bertemu, pria itu seolah sengaja mengindari kontak mata dengannya.

"Padahal aku yang bilang gapapa kemarin sama Kak Arthur. Tapi ..."

"... tetap aja rasanya berat,"

Lagi dan lagi helaan napas kembali terdengar keluar darinya. Gadis itu menangkup wajahnya kasar berusaha menepis rasa hampa yang menerpa.

•••

"Zel...gue boleh peluk lo?"

"Boleh kak," jawab Hazel dengan menganggukkan kepalanya pelan.

Setelah mendapatkan izin, Arthur langsung membawa tubuh Hazel ke dalam dekapannya. Ia memeluk gadis itu erat seakan memberikan salam perpisahan.

"Jangan pernah tinggalin gue, Zel. Gue janji bakal balik lagi setelah semuanya selesai ..."

•••

Bagai radio yang tengah aktif. Kejadian saat di race tersebut terus berputar di dalam memori Hazel. Bayang-bayang Arthur yang memeluknya masih sangat terasa hingga kini.

"Ingat Zel ... ini cuman sementara," monolog gadis itu dengan tersenyum tipis.

"Kak Arthur pasti bakalan cepat nyelesaiin semuanya ..."

"You must believe that,"

Bertepatan dengan gumamannya. Bel masuk mulai berbunyi menandakan waktu istirahat telah habis. Tidak mau berlama-lama, Hazel mulai bangkit dan melangkahkan kakinya menuju kelas.

Sekarang waktunya kelas bisnis. Sebuah kelas khusus yang menjadi pilihannya dalam pelajaran lintas minat.

Sebenarnya, ini bukanlah pilihan Hazel sendiri. Melainkan, atas kemauan keras dari sang papa. Jika bisa memilih, Hazel lebih baik mengikuti kelas seni yang menjadi favoritnya.

Arthur [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang