•••
~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~
•••
Hazel baru saja menyelesaikan acara makan malam bersama dengan kedua orang tuanya. Sepanjang ia berkumpul dengan sang papa dan mama, tiada satupun di antara mereka ada yang berniat membuka suara.Reynard ... pria itu tidak ikut berkumpul saat ini. Actually, dirinya memang sering tak berada di rumah. Apalagi sekarang ia sedang sibuk-sibuknya mengatur strategi timnya dalam Moto World Championship.
Sudah terhitung empat hari lelaki itu berada di Negeri Paman Sam bersama dengan Daniel yang turut pergi sebagai Rider pada Moto 3.
Keadaan yang hening membuat jantung Hazel berpacu lebih cepat. Jujur, gadis itu takut jika papanya akan menanyakan perihal ulangan yang ia ikuti di kelas bisnis hari ini.
"Gimana sekolah kamu hari ini? Lancar?" tanya Damian, sang ayah.
Terjadi sudah ketakutannya. Hazel memilih bungkam dan hanya menganggukkan kepalanya dengan cepat sebagai jawaban. Keringat dingin mulai mengalir dari pelipisnya tanpa izin. Untung saja papanya tidak menyadari ketakutannya saat ini.
"Ayah dengar kamu ada ulangan di kelas bisnis hari ini. Dapat berapa?"
Hazel meneguk salivanya susah payah. Ia bingung harus menjawab dengan jujur atau berbohong. Namun, jika ia berbohong juga bukanlah sebuah penyelesaian. Karena papanya cepat atau lambat akan mengetahui kebohongannya jika sampai terungkap.
"Hazel, papa kamu nanya tuh dijawab! Kamu dapat berapa? Seratus kan?" tanya Agatha seraya menatap putrinya penuh tuntutan.
Hazel yang semula termenung langsung kembali pada kesadarannya. Ia menatap Agatha terlebih dahulu. Tidak lama setelahnya, Hazel menggelengkan kepalanya pelan untuk menjawab pertanyaan sang ibunda.
"Kenapa kamu geleng-geleng? Nilai kamu seratus kan?" Agatha kembali bertanya dengan sedikit mendesak.
"Engga ma, aku ga dapat seratus." jawab Hazel dengan menggelengkan kepalanya kembali.
"Dapat berapa?" kali ini sang papa yang bertanya. Hazel dapat mendengar dengan jelas perubahan nada suara beliau menjadi lebih dingin dari sebelumnya.
"Sembilan puluh ... empat," jawab Hazel dengan suara yang pelan.
Brak
"Kamu bohongkan Zel? Yang serius, mama ga percaya!" tegas Agatha dengan menggebrak pelan meja makan.
Hazel terdiam. Pupil matanya bergetar ketika menangkap raut wajah papanya berubah menjadi datar.
"Hazel ga bohong ma ..." jawabnya dengan menundukkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arthur [Hiatus]
Teen FictionMengisahkan tentang seorang Hazellara Rolen Xander yang sangat mencintai kekasihnya, Arthur Harrison sang kapten basket SMA Morpheus. Selain itu, Arthur juga merupakan seorang rider yang sering memenangkan ajang perlombaan balap resmi. Arthur itu ke...