•••
~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~
•••
Sepulang dari sekolah, Hazel lebih memilih menghabiskan waktunya dengan berdiam diri. Ia bahkan sering termenung beberapa hari terakhir.
Ngomong-ngomong, beberapa minggu lalu. Para kakak kelas di sekolahnya sudah selesai mengadakan ujian kelulusan. Mereka tinggal menunggu pengumuman kelulusan dan melakukan berbagai acara perayaan nantinya.
Terdengar helaan napas kasar keluar dari bibir Hazel. Gadis itu masih kepikiran dengan hubungannya bersama Arthur. Beberapa kali ia mencoba menemui pria itu, namun hasilnya nihil. Arthur selalu menghindarinya.
Padahal Hazel hanya ingin bertanya apa salahnya? Jika ia memang melakukan kesalahan, bukankah dengan mereka berkomunikasi berdua ia jadi dapat memperbaiki kesalahannya?
Hazel ingin mengembalikan hubungan mereka kembali seperti sedia kala. Namun, semesta seolah tidak mengizinkan keduanya bersama.
"Padahal selama ini, aku selalu nganggap kakak seperti air yang tenang. Karena selalu mampu memberikan aku kedamaian,"
"Sampai aku lupa akan satu hal. Bahwa air yang tenang itu ternyata telah membuatku tenggelam dalam diam,"
Hazel terus bergumam, sembari memangku wajahnya dengan telapak tangan. Gadis itu pun pada akhirnya memilih tidur. Untuk sedikit menenangkan perasaannya.
Hazel lelah. Setiap ia membuka mata, semua permasalahan selalu siap datang, dalam beragam beban.
Bahkan ia sempat berpikir, apa lebih baik ia tidur selamanya saja agar semua masalah itu berhenti menghampirinya?
Di lain tempat
"Bun, Arthur senang akhirnya Bunda sadar ..."
"Haha iya-iya. Bunda tau. Udah berapa kali sih kamu bilang kaya gitu,"
Lindka Esmeralda, seorang wanita paruh baya yang baru saja tersadar setelah mengalami koma selama empat tahun. Wajahnya kini menjadi sedikit tirus, efek dari tidur panjangnya. Walau begitu, Lindka masih memiliki wajah yang cantik meski usianya tidak lagi muda.
"Ajakin Hazel ke sini, Ar. Bunda mau lihat gadis cantik kaya mana yang udah berhasil naklukin hati pangeran Bunda ini!" Lindka tersenyum sembari mengelus punggung tangan Arthur yang menggenggam tangannya.
"Bunda kenal Hazel?" Arthur terkejut. Dan hal itu terlihat jelas dari beberapa guratan yang timbul di dahinya.
"Selama koma, Bunda pernah beberapa kali dengerin kamu cerita tentang dia. Gadis hebat yang selalu bisa bertahan di tengah-tengah kerasnya kehidupan keluarga."
Arthur tertegun. Ia lupa, jika orang yang mengalami koma dapat mendengar apa yang tengah dibicarakan oleh orang di sisi mereka selama mereka koma.
"Hazel itu, anak yang baik ya? Bunda jadi penasaran,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arthur [Hiatus]
Teen FictionMengisahkan tentang seorang Hazellara Rolen Xander yang sangat mencintai kekasihnya, Arthur Harrison sang kapten basket SMA Morpheus. Selain itu, Arthur juga merupakan seorang rider yang sering memenangkan ajang perlombaan balap resmi. Arthur itu ke...