•••
~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~
•••
"Hazel! Papa ga bilang kamu kaya gitu!" tegas Xander dengan nada sedikit membentak.
Namun kali ini, Hazel tidak lagi merasa ketakutan. Yang ada pada gadis itu hanya tekad untuk mempertahankan perasaannya agar tidak jatuh terlampau dalam.
Dengan sorot mata kecewa, ia menatapi sang Ayah seraya menampilkan senyuman sendunya.
"Papa lupa? Tadi Papa sendiri yang bilang..."
"Kehadiran Hazel nambahin beban Papa..."
"Hazel sendiri juga sadar diri kok Pa, kalau selama ini Hazel bisanya selalu nyusahin Papa."
"Hazel, Papa ga--"
Ucapan Xander terhenti ketika Hazel kembali buka suara. Lalu melanjutkan apa yang masih ingin ia sampaikan.
"Tapi apa Papa tau? Hazel selama ini ga pernah menyangka kalau Papa menyesal mempunyai seorang putri. Hazel ga pernah menyangka ternyata selama ini Papa menyesal karena Hazel terlahir sebagai anak Papa,"
Detik itu juga, binar di mata Hazel benar-benar telah hilang sepenuhnya. Yang ada pada gadis itu hanya sorot putus asa.
Dan Xander yang melihatnya, hanya dapat diam terpaku. Mencoba meratapi kata-kata bodoh yang sempat terlontar darinya beberapa saat lalu.
"Hazel, iya Papa salah. Papa minta maaf, Papa hanya terbawa emosi."
Hazel terdiam. Ini adalah pertama kalinya sang Papa mengucapkan kata maaf. Biasanya, setiap melakukan kesalahan, Papanya tidak pernah meminta maaf.
Tembok ego dari sang Ayah nyatanya begitu besar. Namun kini, di saat ia pertama kalinya meminta maaf. Entah mengapa Hazel merasa hal itu sama sekali tidak berguna. Maaf dari sang Ayah nyatanya tidak mampu membangun benteng pertahanan yang telah roboh di dalam hatinya. Hati kecil seorang putri yang terluka akibat perkataan ayahnya sendiri.
"Telat Pa, Hazel udah terlanjur hancur sama perkataan Papa."
"Pantas selama ini Papa ga pernah bangga sama semua prestasi yang udah susah payah Hazel raih."
"Ternyata di mata Papa, posisi Hazel selalu dan akan tetap kalah sama bayangan Kak Rey..."
Baru hendak membalas perkataan Hazel. Xander tertahan ketika melihat kode dari Reynard dan sang istri yang seolah menyuruhnya untuk diam. Keduanya seakan memberi ruang untuk Hazel agar dapat meluapkan semua perasaab yang ia pendam selama ini.
"Harus sehancur apalagi Hazel dalam memenuhi semua keinginan Papa?"
"Kata Papa, semuanya demi kebaikan Hazel. Semuanya demi kebahagiaan Hazel di masa depan kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arthur [Hiatus]
Teen FictionMengisahkan tentang seorang Hazellara Rolen Xander yang sangat mencintai kekasihnya, Arthur Harrison sang kapten basket SMA Morpheus. Selain itu, Arthur juga merupakan seorang rider yang sering memenangkan ajang perlombaan balap resmi. Arthur itu ke...