16. Ambición

291 21 1
                                    

•••

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

Setelah menghabiskan waktunya seharian bersama Daniel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menghabiskan waktunya seharian bersama Daniel. Hazel akhirnya bisa pulang ke rumah ketika waktu menunjukkan pukul 18.30. Sehabis pulang dari acara, gadis itu hanya bepergian berdua dengan Daniel. Karena sang ibunda memilih pulang terlebih dahulu.

"Ma, Hazel pulang!" ucap gadis itu ketika mendapati sang ibunda di ruang tamu.

"Oh, kamu cepat siap-siap. Kita mau keluar makan malam dengan papa sama Rey." ungkap sang ibunda yang terlihat sibuk dengan pekerjaannya.

Hazel sedikit menekuk alisnya. Penasaran dengan apa yang dikerjakan oleh sang ibunda terhadap lemari kaca di rumahnya tersebut. Namun saat tubuh mamanya telah bergeser, ia baru dapat melihat apa yang dilakukan oleh sang ibunda barusan.

Mamanya ... ternyata sedang memajang piala yang baru saja ia dapatkan tadi pada rak terbawah di lemari tersebut.

"Lemari yang ini udah penuh. Besok kayanya mama harus pesan lemari lagi. Kamu harus lebih rajin lagi Zel. Biar mama bisa majang lebih banyak lagi!" ucap sang ibunda dengan senyuman puas yang merekah sempurna.

Hazel hanya terdiam tanpa berniat membalas ucapan mamanya. Di depan gadis itu berdiri, padahal sudah ada tiga buah lemari berukuran besar yang berisi puluhan piagam dan piala. Bahkan di dinding sana juga terdapat banyak piagam yang di bingkai. Dan semuanya ... adalah hasil kerja keras miliknya. Namun, semuanya tampak tidak berarti bagi orang tuanya.

Mereka tidak pernah sedikit pun memberikan apresiasi atau bahkan mengucapkan selamat padanya. Yang selalu Hazel dapatkan hanyalah rasa tidak puas yang memaksanya berjuang lagi dan lagi.

Hazel memang memenangkan banyak piala dan berhasil menang dalam bersaing dengan teman-temannya. Namun, seberapa banyak ia meraih kemenangan. Ia tetap selalu kalah dalam merebut perhatian dan perasaan bangga dari orang tuanya.

"Zel, seminggu lagi ada event vokal solo. Mama udah daftarin kamu. Jadi kamu harus siap-siap. Jangan lupa jaga suara kamu!"

"Iya ma ..."

See? Mamanya selalu bertindak tanpa menanyakan kemauannya terlebih dahulu. Jangankan untuk menolak, bahkan berkata tidak kepada orang tuanya saja sungguh berat untuk ia lakukan.

"Hazel mau ke kamar ma."

"Iya, langsung mandi dan siap-siap. Mungkin ga lama lagi papa sama abang kamu bakalan pulang dari kantor."

Hazel mengangguk pelan dan beranjak menuju kamarnya. Setelah sampai, ia langsung mengunci pintu kamarnya rapat-rapat.

Hazel menghela napas kasar. Sebelum akhirnya jatuh terduduk dengan memeluk lututnya sendiri. Gadis itu turut menutupi wajah dengan kedua telapak tangannya yang bergetar.

Arthur [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang