2. Black Hoodie

2.2K 274 20
                                    

"Cukup sekian materi pagi ini, saya akhiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cukup sekian materi pagi ini, saya akhiri. Jangan lupa kerjakan tugas yang saya berikan tadi karena saya akan memintanya besok. Yang tidak mengerjakan akan saya hukum lari keliling lapangan sebanyak tujuh putaran."

"Hah? Besok??!"

Seisi kelas 12.1 tampak ingin memprotes ultimatum yang diberikan oleh Namjoon. Tapi tatapan tajam dari guru bahasa inggris tersebut berhasil membungkam para siswanya.

Jadilah tidak ada yang berani memprotes. Tapi mereka menggantinya dengan mengumpati beliau saat dia sudah keluar dari kelas. Waktunya pergantian jam pelajaran.

"Ahh... aku malas sekali jika Namjoon-ssaem memberikan tugas yang dikumpulkan mendadak begini," keluh Areum sembari menumpukan beratnya ke meja, menindih buku materinya.

"Setidaknya beliau lebih baik daripada Jimin-ssaem yang malah lupa kalau memberi tugas, kan?" sahut Kanna. "Beliau membuat usaha kita jadi sia-sia."

Areum hendak mendebat, tapi setelah dia pikir-pikir lagi Kanna ada benarnya juga.

Setelah susah payah mengerjakan tugas, eh si pemberi tugas malah lupa kalau dia memberi tugas. Memang sih, ini cukup melegakan bagi yang tidak mengerjakannya. Tapi bagi yang mengerjakan itu rasanya seperti sudah berjuang tapi hasilnya zonk.

Bahkan pernah, saat hari pengumpulan tugas, Jimin malah tidak masuk kelas. Itu cukup menjengkelkan karena beberapa siswa mengaku sampai bergadang untuk mengerjakan tugas darinya.

"Oh iya, Kanna," panggil Areum.

"Ya?" Kanna menyahut sambil membereskan buku-bukunya.

"Apa terjadi sesuatu di ruang guru? Karena kurasa kau dan Sunghoon lama sekali perginya. Bahkan kalian masuk ke kelas saat jam pertama hampir dimulai," ujar Areum. "Ada apa memangnya?"

Kanna terdiam. Diam-diam dia meremat buku materi yang hendak dia masukkan ke dalam tas.

"Ah, itu karena kami sedang mencari-cari bukunya," alibi Kanna. "Kami cukup kesulitan karena tanpa sengaja bukunya tercampur dengan buku kelas lain. Jadi kami harus memilahnya dulu."

"Ohh... begitu," gumam Areum. "Hah, kupikir kenapa. Tapi tak apa, yang penting bukunya ketemu, kan?"

Kanna hanya tersenyum menanggapinya. Lebih tepatnya tidak tahu harus menanggapi bagaimana tentang reaksi Areum akan kebohongannya yang kesekian.

Yah, bohong yang kesekian. Entah sudah berapa ratus kebohongan yang Kanna susun selama 7 bulan belakangan ini.

Rasanya tidak mungkin bagi Kanna untuk jujur—bahkan pada Areum sekalipun—tentang semua hal buruk yang Sunghoon lakukan padanya.

Karena satu sekolah pun tidak akan ada yang percaya padanya bahwa Sunghoon yang mereka anggap bagaikan malaikat itu, sebenarnya adalah iblis yang menyamar.

Tidak akan ada yang percaya kalau Sunghoon itu sebenarnya seseorang yang kejam dan pembohong. Lebih mirip psikopat daripada siswa SMA normal yang seharusnya hanya belajar dan main game.

Take Me to Heaven [ Jay ENHYPEN ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang