4. Pinky Promise

2K 240 18
                                    

     Hari sudah sore, lebih tepatnya sudah pukul 3 sore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Hari sudah sore, lebih tepatnya sudah pukul 3 sore. Beberapa siswa tampak sedang membereskan buku dan alat tulis mereka untuk dimasukkan ke dalam tas.

     Beberapa lagi masih ada yang asik mengobrol. Salah satunya, Areum.

     “Uwahh! Kanna, Kanna! Kau tahu kenapa Yedam memanggilku tadi? Ah, iya, pasti tidak. Kuberitahu ya. Yedam ternyata sedang menulis lagu disana dan dia meminta pendapatku untuk lirik lagunya. Ahh, aku senang sekali bisa mengobrol banyak dengannya! Katanya, lagu itu akan dia mainkan untuk mengisi acara akhir tahun nanti!”

     Areum bercerita dengan antusias di depannya. Sementara Kanna hanya menanggapinya dengan senyuman tipis dan bertanya-tanya sedikit.

     Karena Sunghoon sedang memerhatikannya dari pojok depan kelas. Dia sedang berkumpul bersama Hyeonjung, Eunsang, dan Nahyun. Tapi perhatiannya sesekali tertuju pada Kanna.

     Sekilas Kanna melihat Nahyun yang sepertinya berusaha mendapatkan perhatian Sunghoon. Sesekali Sunghoon pun juga meladeninya.

     Namun Kanna yakin, Sunghoon melakukannya dengan setengah hati yang disembunyikan dibalik tampang pangerannya yang jengah.

     Setahu Kanna, Sunghoon itu tidak suka pada gadis yang mengejarnya. Mungkin itulah alasan kenapa dia lebih tertarik padanya yang semula tidak terlalu peduli.

     Sekarang situasinya sudah berbeda. Kanna tidak punya cinta lagi untuk diberikan. Sunghoon hanya melukainya untuk kesenangan semata.

     Sakit. Sesakit bagian bawahnya yang ditumbuh paksa oleh jari panjang Sunghoon.

     Masih beruntung Sunghoon tidak kelepasan melakukan penyatuan. Dia tentu tidak mau Kanna sampai hamil karena itu akan membuat namanya tercoreng dan dia kehilangan mainannya hanya karena seorang bayi.

     Kanna harus bersyukur untuk ini. Meski keadaannya menyakitkan.

     “Heum? Kanna?”

     “Eh?!” Kanna berjengit kaget. Senggolan tangan Areum pada bahunya dan panggilan dari gadis itu sontak saja membuyarkan lamunannya.

     “Eh, kau melamun?” tanya Areum. “Astaga, ada apa, Kanna?”

     “Ah, tidak ada apa-apa, Areum. Maaf ya,” cengir Kanna, berusaha tampak ceria.

     Areum merengut lucu, tapi kemudian ekspresinya berubah serius. “Hei, perasaanku saja atau memang sejak kau kembali dengan Ketua Kelas, kau jadi tampak lemas? Kau juga tidak fokus saat KBM dan sekarang kau melamun. Kenapa? Kau sedang ada masalah dengan Ketua Kelas?”

     “Tidaklah. Ketua Kelas adalah orang yang baik, mana mungkin dia membuat masalah?” Kanna terkikik kecil. Meski dalam hati dongkol setengah mati.

     “Lantas?” kejar Areum.

     “Aku hanya lapar tadi. Ketua Kelas meminta bantuanku untuk mengambil beberapa berkas guru, tapi kami terlalu lama. Ingat tidak, aku tadi juga tidak sempat meladeni jajananku,” jawab Kanna.

Take Me to Heaven [ Jay ENHYPEN ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang