Duo boring || Dasar orang tua!

634 83 10
                                    

Jam terus berputar, pada akhir jadwal syuting Bangchan dan yang lain telah selesai. Mereka masing-masing akan pulang ke asrama. Tapi, entah mengapa Chan merasa mereka harus balik ke asrama dua saja.

Jadi, ia mengatakan pada manager jika mereka akan kembali asrama dua dan akan pulang sekitar malam hari ke asrama pertama.

Sesampainya, di asrama dua. Chan langsung dikejutkan dengan Han yang masih tidur di sofa, posisinya terlihat tidak nyaman. Karena tubuhnya terlalu besar, untuk ukuran sofa yang lebih kecil.

"Han, bangun. Kenapa dirimu tidur di sini. Punggungmu, akan sakit" ujar Chan dan Han hanya membuka sedikit matanya.

"Bangun, pindah ke kamar lain atau tidur di bawa saja lebih nyaman. Akan kakak ambilkan bantal dan selimut di kamar Minho," sahut Chan dan berjalan ke arah kamar sosok yang terus ada di pikirannya.





Pintu yang terbuka, membuat Minho terkejut dan refleks menutup kasar laptop miliknya. Chan yang melihat gelagat tersebut menaikan salah satu alisnya, bertanya-tanya mengapa Minho begitu terkejut akan kedatangannya.

"Apa yang kau lihat?" tanya Chan menghampiri Minho.

"Tidak ada, aku terkejut karena kak Chan tiba-tiba masuk. Tolong, sekali lagi ketuk dulu pintunya." jawab Minho dengan sedikit kesal.

Chan tidak percaya, jadi ia semakin mendekati Minho dan mengungkungnya. Minho yang berbaring di atas kasur, tepat dibawah Chan hanya tersenyum tipis sambil mengalungkan tangannya pada sisi leher Chan.

"Tumben manja, habis ngapain sih?" tanya Chan bingung dengan sikap Minho yang clingy kepadanya. Tidak biasa seperti ini, karena yang selalu menggoda itu Chan.

Chan memberikan kecupan singkat pada bibir yang paling muda, dan mengelus kepala Minho dengan lembut. "Kakak mau ambil selimut dan bantal untuk Han, ia tertidur di sofa dengan posisi kurang nyaman. Sebentar ya," bisik Chan dan Minho menganggukkan kepalanya.



Setelah mengambil selimut dan bantal di dalam lemari kamar milik Minho, Chan segera memberikan benda tersebut pada sang adik. Ia cukup terkejut, ketika melihat ternyata ada dua orang tambahan yang tertidur di tempat yang sama dengan Han.

Changbin yang tertidur di paling sudut, dengan bantalan sofa. Chan tau, adiknya yang satu itu pasti sangat lelah dengan syuting tadi pagi. Sedangkan di samping Changbin ada Han, dan paling sudut sebelah kanan terlihat Hyunjin ikut tertidur sambil memeluk tubuh Han.

Melihat bagaimana posisi tidur keduanya, membuat Chan ingat mengenai dirinya dan Minho. Pria manis itu juga akan tidur dengan posisi Hyunjin, yang kini menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Han, sambil memeluknya.

Chan tersenyum tipis, menepuk bahu Han dengan pelan membuat pria yang lebih muda mengeram agak kesal karena tidurnya terus di ganggu. Tapi, ketika melihat Chan meletakkan bantal dan memberikan selimut, Han tidak jadi marah dan menerima benda itu dengan senang hati.

Bahkan ia, bergerak mencari posisi yang nyaman sampai membuat Hyunjin ikut terbangun. Han merentangkan tangannya, sambil menarik bahu Hyunjin yang tadinya pria itu akan pergi mencari tempat lain karena berpikir sudah mengganggu tidur Han .

"Tidur lagi," bisik Han parau.

Membiarkan Hyunjin kembali tidur dengan tangannya sebagai bantalan untuk Hyunjin, bahkan sebenarnya tangan itu tidak terlalu tertimpah, karena Hyunjin ikut memakai bantal milik Han.




*****

Chan menggelengkan kepala, kembali berjalan ke arah kamar Minho dan menutup pintunya sangat rapat, tentu saja tidak lupa mengunci pintu itu. Jaga-jaga, jika ia akan melakukan kegiatan khilaf di dalam.

Chan membuka celana jeans nya, dan hanya memakan boxer sebelum naik ke atas kasur. Pakaian tidur seperti ini, lebih nyaman daripada menggunakan pakaian yang lengkap.

"Min, menurut kamu gimana kalau misalnya kita ngaku aja sama anak-anak, kalau kita memang ada hubungan," bisik Chan sambil mengecup pipi Minho yang sedang memainkan handphone di sampingnya.

"Jangan gila kak, aku nggak mau anak-anak mikir hal aneh tentang kita. Atau bahkan, aku masih belum bisa membayangkan bagaimana kagetnya mereka jika tau, sedikit ragu apakah mereka akan menerima hal tersebut." ujar Minho

Chan menghela nafasnya, mengangguk paham. Minho memang banyak keraguan akhir-akhir ini, pria itu sering diam dan bahkan melamun. Membuat Chan dan yang lain khawatir, tapi pria itu selalu bilang kalau dia nggak apa-apa. Cuman kelelahan aja, jadi emang butuh waktu banyak untuk istirahat.

Chan menarik Minho ke dalam pelukan hangatnya, membuat Minho segera meletakkan handphone miliknya dan kini membalas pelukan Chan dengan mata terpejam.

"Sejujurnya, aku sedikit horny karena film. Tapi, aku harus menahannya." bisik Minho pelan.

Chan tertawa, menatap sosok Minho yang semakin menyembunyikan wajah merah padamnya di pelukan Chan. "Film apa yang baru kau tonton sayang?" tanya Chan.

"euforia, film yang kakak rekomendasikan pada penggemar." jawab Minho dengan kaki yang gelisah tidak bisa diem.

Chan memperhatikan gerakan Minho yang berantakan, membuat tangannya meraih pinggang yang lebih mudah dan menekannya membuat Minho mendesah pelan.

"kita lakukan di sini," bisik Chan dan Minho tidak menjawab apapun. Pria itu lebih kini benar-benar gelisah, karena nafsunya sudah ia tahan selama film berputar.

Chan mengubah posisi mereka, menjadikan dirinya di atas dan menggukung Minho yang kini mendesah pelan di bawahnya. Langsung saja Chan memberikan ciuman yang memabukkan untuk Minho, matanya tidak lelah melihat bagaimana horny dan needy nya wajah sangat kekasih.

Pipi merah, dengan ujung kedua telinga yang ikut memerah. Membuat Minho terlihat sangat menggemaskan. Chan mengelus pipi Minho dengan lembut dan mengecup bibirnya.

Tok, tok, tok

Suara pintu yang diketuk terdengar jelas dari luar, membuat Chan menghela nafas. Bahkan Minho mengeram kesal.

"Iya!" teriak bangchan.

"Kak, ini aku Felix. Apa kak Minho ada di dalam, aku ingin berbicara sebentar!" teriak Felix dari luar sana.

Chan memejamkan matanya, sedangkan Minho sudah tidak mood dan memilih untuk menyembunyikan wajahnya di dalam selimut.

"Kenapa Felix? Kak Minho sedang tertidur," ujar Chan sambil membuka pintu cukup lebar memperlihatkan Minho yang membelakangi pintu dengan selimut tebal.

Felix tampan kecewa, ia niatnya ingin bertanya tentang tarian dengan sang kakak yang lebih paham, tapi melihat Minho tidur membuat Felix jadi ragu untuk membangunkan.

"Ingin kak Chan bantu?" tawar Chan.

"Kak Chan nggak paham tentang tari, bagaimana bisa Felix minta bantuan kakak!" balasnya dengan sedikit kesal dan berlalu pergi.

Bangchan meringis mendengar ucapan sangat adik, tapi memang benar Chan agak kurang paham soal tarian dibandingkan Minho. Ia kembali masuk ke dalam, menyibakan selimut yang digunakan oleh Minho dan menatap kekasihnya lembut.

"Felix ingin berbicara padamu akan soal tari," ujar Chan dan Minho menghela nafasnya. Matanya menatap ke bawah, dimana sesuatu sudah timbul dan ingin segera dipuaskan.

Chan tersenyum, "Kakak udah bilang Felix kamu lagi tidur. Kita bisa lanjutkan yang tertunda tadi," bisik Chan yang kini kembali memberikan afeksi lebih pada kekasihnya.




*****

Duo Boring || BANGINHO ft JILIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang