Bab 25 : Saksi Kunci

183 47 9
                                    

Lydia memijat pelipisnya, pening. Anak yang 17 tahun lalu ia kira sudah mati rupanya masih hidup dan sangat dekat dengannya saat ini. Apa ini yang disebut sebagai takdir?

"Kita balik ke rumah." Titah Lydia pada sang supir.

Sampai di rumah, Lydia dihadiahi kuliah subuh oleh Johan yang geram dengan kelakuan istrinya itu. Bukannya ikut mencari keberadaan putri mereka atau minimal diam di rumah sakit menjaga calon menantu yang koma, ini justru malah keluyuran tidak jelas.

"Kamu bisa ada empatinya dikit ga sih?!" Kesal Johan.

"Mas, aku baru pulang ya, bisa hargain dikit ga sih?" Balas Lydia.

"Mau dihargain berapa hah? Ngomong!" Ucap Johan tak kalah sengit sambil melempar black cardnya ke hadapan Lydia.

"Aku capek mas, kalo mau ribut nanti aja." Acuh Lydia berjalan ke kamar.

"Tunggu! Aku belum selesai ngomong ya!" Emosi Johan.

"Apa sih?!" Ketus Lydia.

"Kamu jadi istri bukannya khawatir sama Kiela atau minimal ikut jagain Saskia, ini malah keluyuran terus ga jelas, gada fungsi tau ga jadi istri." Omel Johan.

"Loh kan perjanjian awal dari pernikahan kita tidak boleh ada yang mencampuri urusan private masing-masing. Aku di zonaku dan kamu di zonamu. Sekarang kok jadi seolah-olah aku yang salah sih?!" Lydia mulai tak terima.

"Ya harusnya kamu kalo masih punya otak mikir! Aku lagi sedih Kiela masih belum ketemu dan lagi ditambah Saskia yang koma. Kalo kamu masih punya hati, tunjukkin kek rasa empatinya dikit. Bukannya malah keluyuran hambur-hamburin uang aku ga jelas! Gitu-gitu Kiela ponakan kamu, anak dari kakak kandung kamu sendiri Lydia!"  Murka Johan.

"Terus mau kamu apa hah?! Aku drama nangis-nangis gitu atas musibah yang menimpa keluarga kita, ralat musibah yang menimpa kamu dan anak kamu itu? Sorry ya waktuku lebih berharga daripada itu." Enteng Lydia.

"Jelas aja Andra ninggalin kamu dan lebih memilih dijodohkan dengan Sarah, orang sikapnya aja begini. Mana ada laki-laki yang mau sama kamu. Aku aja terpaksa terima kamu karena permintaan Tania. Kalo bukan, cuih amit-amit saya nikah dengan perempuan ular seperti anda." Final Johan lalu meninggalkan Lydia sendirian.

Cukup! Lydia sudah tak tahan. Selama ini ia bertahan dengan Johan hanya untuk memperalat Kiesha, namun karena Kiesha sudah lepas dari kontrolnya ia harus memutar otak untuk tetap pada dendamnya menghancurkan Andra, mungkin juga Johan setelahnya.

"Lihat saja kamu Johan, setelah Andra selesai giliran kamu berikutnya." Ucap Lydia.

Jika kalian pikir keluarga Abimana itu harmonis, kalian salah besar. Lydia dan Johan sering bersitegang di belakang Kiesha dan Kiela karena keduanya memang tak cocok. Status mereka sebagai suami istri hanya sekadar status di depan publik tanpa adanya cinta kasih di dalamnya.

Setelah perdebatan dengan Johan tadi, Lydia merebahkan tubuhnya di kasur. Pikirannya lalu tertuju kepada gadis kecil yang sudah ia sia-siakan dulu, Lylian.

"Tunjukkanlah baktimu sebagai anak dengan mengembalikan apa yang sudah kamu renggut, meskipun kamu hanya anak haram Lylian. " Lirih Lydia sambil tersenyum membayangkan rencana apa yang akan ia mulai selanjutnya.

⁜⁜⁜⁜

Mbok Lastri masih sedikit shock dengan kehdiran Lydia beberapa saat lalu. Dengan sigap, Kiela memberikan segelas air putih untuk beliau.

"Makasih nak." Balas Mbok Lastri.

Kiela tersenyum manis sebagai balasan.

"Eumm, tadi itu siapa ya mbok?" Tanya Kiela takut-takut.

REVENGE (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang