Hello guys, kita berjumpa lagi.
Maaf selama ini aku jarang update karena ada somenthing :(
* **
Seminggu lamanya Abe tak pulang malam lagi setelah ditegur sang gadis. Alona begitu kesal pada saat itu, sehingga Abe merasa bersalah dan berjanji tidak akan pulang tengah malam lagi dari basecamp.Namun, hari ini terpaksa Abe pulang malam karena rapat dadakan di basecamp mereka mengenai kerja sama antar geng motor dari wilayah sebelah. Mereka sudah menunjukkan perdamaian pada Alpharo, tetapi Alpharo juga tetap was-was mengenai hal itu. Abe tak mau mereka ditipu daya. Dan pria itu pun meminta sang wakil Alpharo untuk menyelidiki kebenaran mengenai perjanjian perdamaian.
Sedang Alona yang baru saja memasuki Apartemen mengernyitkan dahi binggung saat tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Semua ruangan gelap. Dengan cepat membuka sepatu dan menyalakan lampu di ruang tamu, berjalan menuju kamar sang kekasih dengan kesal hendak menegur.
"Faizan... kenapa nggak nyalain la—" ujarnya terhenti saat kamar milik sang kekasih pun sama dengan di ruang tamu. Gelap dan lenggang.
"Faizan kemana lagi coba, udah petang ini! Ck!" gumamnya kesal lalu melangkah masuk ke kamar sang kekasih dan menyalakan lampu serta menutup gorden yang masih terbuka.
Setelahnya, menduduki kasur sembari mengambil ponsel hendak menghubungi sang kekasih, tetapi belum sempat mendial nomor sang kekasih, ponsel Alona sudah lebih dahulu berdering dan sang kekasih lah sang penelepon tersebut.
"Hallo, Yang... kamu di mana?" Alona mendengus mendengar nada khawatir sang kekasih. Seharusnya dirinya yang khawatir. Pria itu belum juga pulang padahal hari sudah beranjak malam.
"Di apart, baru aja pulang ngerjain tugas kelompok dari rumah Talita. Kamu di mana sih, udah petang juga belum pulang! Sekalian aja nanti nggak usah pulang kamu! Kenapa baru telpon sekarang, nggak mau dari tadi aja!" ngomel Alona dengan ketus–—kepalang kesal dengan sang kekasih. Di seberang sana, Abe meringis mendengar nada ketus sang gadis.
"Maaf, Yang... Aku masih ngurusin perjanjian perdamaian Sama wilayah sebelah, jadi ada rapat dadakan antar geng motor, kamu nggak papa sendiri kan?" ujar Abe membuat Alona mencebikkan bibir tipis.
"Udah biasa dilepas sendiri juga kali, bahkan hampir setiap saat!" sindirnya pedas membuat Abe menghela napas berat. Pria itu merasa bersalah sekarang.
"Sayang.... Kamu nggak ijinin aku? Aku di basecamp Yang, aku nggak ke tempat lain," ujar Abe berusaha membuat sang gadis mengerti. Alona sendiri hanya diam sembari menahan semburan kekesalannya pada sang kekasih. Gadis itu sudah berharap saat sepulang kerja tugas kelompok dari rumah Talita, dirinya dan sang kekasih akan membuat kue bersama dan menonton televisi bersama lagi. Tapi naas, sang kekasih sedang berhalangan sekarang.
"Oke, Have fun!" setelah mengatakan demikian, ponselpun di matikan oleh Alona membuat Abe seketika panik di tempatnya.
"Anjinglah! Lo harus balik Abe! Sialan... Sadar lo harus balik, nggak kira-kira kalau doi ngomong gitu! Pulang sekarang!" ujarnya pada diri sendiri sembari mengusap wajah frustrasi dan sesekali meninjau udara kosong.
Riski yang melihat tingkah Abe seketika tertawa jahat, pria itu tahu alasan kelakuan sang raja jalanan. Siapa lagi kalau bukan sang bu boss—Alona Adina—gadis sang raja jalanan yang mungkin sekarang sedang mengalami mood yang kurang baik.