05| Hukuman

8.4K 318 2
                                    




***

Gadis bernetra coklat itu tengah menatap ke arah jendela kamar dengan cemberut. Sedari tadi gadis itu tengah gusar sekaligus frustrasi dibuatnya akibat kejadian dua hari lalu gadis itu harus mendekam di apartemen milik kekasih possesive-nya.

“Aish.... Menyebalkan sekali harus di hukum seperti ini!”monolognya sembari menelungkupkan wajahnya pada bantal putih diranjangnya.

Dalam apartemen itu tersedia dua kamar yang ditempati oleh Abelard dan dirinya. Apartemen ini adalah apartemen milik kedua pasangan couple itu. Namun, mereka menempati kamar yang berbeda tentunya.
“Akhhhhl! Ini lebih  membosankan dari pelajaran matematika....”cetus Alona  dengan wajah masih menegelamkan pada bantal.

“Nikmati hukumanmu....”suara berat yang tak asing dipendengaran Alona tentu saja tak membuat gadis itu menoleh ke arahnya.

Sontak apa yang di lakukan gadisnya mampu membuat pria itu mengeram tak terima.

“Sayang.... Kenapa kamu nggak merespon  aku? Apa bantal sialan itu lebih menarik dari pacar  gantengmu ini, huh!” hardiknya kesal. Alona pun sontak mendudukkan dirinya sembari menatap  malas kekasihnya yang cemburu.

“Faizan....  kamu cemburu? Cemburu sama bantal?”tanya Alona dengan melongo.
Mendengar pertanyaan sang gadis, Abe sedikit salah tingkah.

Pria jangkung itu pun menghampiri sang kekasih, lalu membaringkan tubuhnya pada ranjang dengan berbantalkan paha sang gadis.

“Nggak kok, cuman aku nggak suka aja dicuekin sama kamu....”alibinya membuat Alona menyentil pelan keningnya. Abe menatap gadisnya dengan kesal.

“Tapi kan... Ngak gitu juga Abelard Faizan! Itu terlalu berlebihan. Masa sama benda mati pun kamu cemburu? Aku  nggak  ngerti deh sama kamu.” kata gadis itu dengan nada khasnya. Sangat lembut. Abe tersenyum tipis.

“Jangan bantah aku sayang... “ gumam Abe membuat Alona seketika mengangkat kedua tangannya pertanda menyerah. Abe terkekeh pelan melihat tingkah lucu gadisnya.

“Nyerah.”

“Good girl!” Kata Abe sembari memeluk pinggang  sang gadis dengan erat.

“Love you”

“Love you too”

Berbeda dengan inti Alpharo yang kini sedang berpatroli memutar area kekuasaan milik Alparo. Tentu saja tidak hanya menjaga saja, tetapi juga menertibkan tempat tersebut.

Kali ini, Abe tak ikut. Tentu saja karena pria itu sedang memberikan hukuman setimpal pada gadisnya yang begitu membuatnya kesal beberapa hari lalu.

Inti Alpharo yang terdiri dari;  Kristofer, Andra hingga Riski pun hanya terdiam kaku. Ketiga pria tersebut tentu saja tidak memiliki jalan keluar yang tepat. Meksipun memiliki jalan keluar, malah Abe tolak dengan mentah-mentah.

Deru motor para inti Alpharo pun bersahutan di jalan raya itu, ditemani heningnya malam serta hembusan angin menerpa kulit yang mampu membuat siapa saja menggigil dibuatnya.

Tidak dengan Inti Alpharo ini.  Tak peduli angin, petir atau hujan sekalipun, ketiganya tetap akan melakukan hal-hal diluar nalar manusia. Saking memiliki humor yang tinggi, sampai-sampai orang yang melintasi tempat mereka akan mengelengkan kepala tak percaya.

“Bila waktu kan berpisah... Eaaaaa! Tarik sisss! Mangkok!” teriak  Kristo dengan mengubah lagu sountrack dari sebuah  sinetron.

“Mangkok pala lo pea! Semongko euy!” teriak Riski jengkel.Tetapi karena kejahilan sudah mengalir di dalam diri seorang  Kristofer  Abimanyu, pria itu  malah membuat muka semenjengkelkan mungkin membuat Riski mendengus malas.

“Muka lo jelek banget tau gak! Geli banget gue liatnya ih! Kek bencong haus belaian aja!”cetus  Riski dengan tatapan jijik  sesekali menatap ke arah depan. Karena  posisi mereka sedang mengendarai sepeda motor masing-masing.

“Iri? Bilang  bosssss... Papali.... papali...papali! Tak tung tung” teriaknya lagi sembari memukul pelan spidometer–––seakan itu adalah gendang.

“Gila! Nggak  nyangka gue dapat wakil kek lo Kris! Ckckck! Gila bangetttt!” teriak Riski lagi yang mampu membuat Kristo menatapnya dengan wajah sok polos.

“Gue? Jadi duta sampo lain hahaha” lanjutnya dengan   konyol sontak mendapat tatapan jijik dari Riski dan tatapan datar dari Andra.

“Nggak nyangka aja si Sasa mau sama lo,  Mending sama gue aja kan yah?” Kristofer sontak tersentak mendengar celetukan Riski yang mampu membuat pria berkulit sawo matang itu menatapnya tajam.

“Justru mata Sasa rusak kalau dia mau sama lo! Udah tau Albino, idup lagi. Ckckck!” teriak Kristo menggelegar. Dengan tawa menghiasi wajahnya, bahkan Andra yang wajahnya datar pun akhirnya tersenyum mengejek.

Riski yang melihatnya pun semakin jengkel dibuatnya.”Gila lo,” katanya pelan bahkan tak didengar oleh Kedua manusia yang sedang asik menertawainya.

“Sepi juga tanpa ada si boss”celetuk Riski membuat keduanya mengangguk setuju.

“Kita ke aparten boss sekarang... Hahaha... boss lagi pacaran... Gimana kalau  kita gangguin aja. Mayan kalau di ganggu otomatis si boss belikan kita makanan kan!” katanya dengan tawa jahat  serta alis yang dinaik-naikan. Mendengar itu sontak semua mengangguk setuju, tak terkecuali Andra.

“Setuju!” seru mereka serempak dengan suara penuh semangat. Sangat tak sabar menjahili boss mereka.

“Demi makanan!”celetuk Riski mampu membuat mereka tertawa melihat tingkah konyol pria aneh itu.

“Demi makanan... Hahaha,”kata  mereka dengan tawa yang menggelegar. Mengikuti ucapan Riski.  Andra pun mengetik pesan pada Grub WhatsApp Alpharo menyampaikan bahwa mereka berada di jalan menuju apartemen sang boss.

Sontak beberapa anak-anak Alpharo yang terlihat lemah bangun serentak dan melangkah keluar dari basecamp dengan penuh semangat. Tentu saja makanan akan mereka santap hingga bosan sendiri.

Alpharo memiliki ibu boss yang pandai memasak serta memiliki boss yang begitu royal. Tak pernah ambil pusing untuk membelanjakan makanan untuk para anak-anak Alpharo.



TBC!

POSSESSIVE BOYFRIEND ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang