Hellooo apa kabar semuanya?
Btw, Dirgahayu untuk Indonesia yang ke -76 semoga selalu berjaya dan semoga pandemi ini cepat berlalu biar kita bisa aktivitas bebas lagi seperti dulu...🤗

Mata tajam itu mengerjap menyesuaikan cahaya memasuki retina matanya.Rupanyq dirinya tertidur begitu lama terlihat dari jam di dinding yang menunjukan pukul 16.00.
Menyugarkan rambutnya hingga berantakan lalu beranjak dari ranjangnya,Pria itu menguap disela-sela langkahnya.Baru saja dirinya hendak membuka Hansel pintu,dirinya kembali menghembuskan napas berat saat tau jika dirinya terkunci di kamarnya.Amarah yang tadinya telah reda kini kembali menguap menguasai dirinya.
BRAK
Menendang pintu kamarnya yang berbahan jati itu guna melampiaskan kekesalanya.Dengan cepat mengambil ponselnya yang pria itu biarkan begitu saja di ranjang lalu menghubungi nomor sang kekasih yang mana masih berada diluar jangkauan.
Kesabaranya sedikit.Memejamkan mata sembari menghela napas dan mulai mengontak-atik ponselnya tetapi,kegiatannya terhenti saat mendengar bunyi pintu yang terbuka yang disusul langkah kaki yang mendekati kamarnya.
Abe tau jika itu adalah gadisnya dengan cepat melompat pada ranjang dan membenamkan semua tubuhnya dalam selimut sembari memejamkan mata.
Alona yang baru saja membuka pintu kamar sang kekasih tersenyum tipis saat melihat Abe-nya tertidur.Alona menghela napas lega,setidaknya Abe beristirahat meskipun dengan cara konyol seperti ini dengan menguncinya dikamar.
Masuk ke kamar sang kekasih yang beraroma khas tubuhnya tak lupa kembali menutup pintu kamarnya dan melepaskan Sling bag putihnya dan meletakkannya pada nakas sang kekasih.
Gadis itu melangkah menuju ranjang kosong tepat disebelah sang kekasih dan duduk dengan kaki dilipat dengan wajah mengarah pada sang kekasih yang masih menenggelamkan semua tubuhnya dengan selimut.
Alona terkekeh gemas melihatnya,jika diperhatikan Abe terlihat seperti kepompong saja.Dengan cepat menarik selimut agar melihat wajah sang kekasih yang sangat lucu saat tidur.
Alona mengelus rambut sang kekasih dengan lembut tak lupa pula dengan kecupan pada jidat sang kekasih.Abe yang berpura-pura tidur membuka sedikit matanya guna menintip sang kekasih yang masih mengelus rambutnya dengan halus tersenyum tipis dengan hati yang berbunga-bunga,rasanya emosi dan kekesalan Abe hilang dalam sekejap karena penyihir kecil disampingnya.Penyihir yang begitu lembut dan begitu penyayang.
"Ayo bangun... Faizan,ayo bangun.Udah sore nggak baik tidur sore loh..."Katanya lembut,Abe membuka matanya dan mengerang pelan lalu menarik pinggang sang gadis mendekat dan kembali menidurkan kepalanya pada pangkuan Alona.
"Ih manja ih,Faizan.Ayo bangun.Udah sore."Abe berdehem saja dengan tangan yang memeluk erat pinngang sang kekasih.
"Ayo bangunnn" rengek Alona sembari menggoyangkan tangan sang kekasih yang bertautan dipinggangnya.
"Hem"Alona berdecak mendengar decakan sang kekasih yang terdengar mengesalkan ditelinga.
"Ayo bangun!Jangan Ham Hem ham Hem,kamu."Abe bangun lalu menyandarkan tubuhnya pada dasboard ranjang.
"Darimana?"Alona tergagap mendengar pertanyaan dari sang kekasih yang begitu datar.Astaga,jantung Alona berdetak begitu cepat saat mata tajam sang kekasih menatapnya menyipit nan tajam.
"A-a Hem aku dari Rumah sakit lah hehehe,Kristo udah sadar.Jadi,kamu nggak perlu khawatir lagi."Kata Alona dengan tawa garing dengan mata menatap keseluruh penjuru kamar sang kekasih asal tak menatap mata sang kekasih yang masih menatap matanya.
"CK!Udah tau.Kenapa nggak izin dulu?Kenapa harus ngunci aku dikamar?Dan kamu sama siapa ke Rumah sakit?" Sahut Abe dengan pertanyaan yang beruntun yang tentu saja membuat Alona mendengus pelan.
"Hehehe kan aku udah bilang,kamu istirahat aja dulu jangan gerak deh.Lagian,kalo aku nggak ngunci kamu dikamar yah otomatis kamu kan ikut,terus nggak jadi deh kamu istirahat."Kata Alona sembari memainkan tangan sang kekasih dengan memijit-mijitnya pelan.
Abe menatap sekilas pada tanganya yang dimainkan oleh sang kekasih,Abe mengerti jika Alona sedang gugup tapi Abe tak mau jika gadisnya terjadi apa-apa saat pergi ke rumah sakit."Aku tadi pake Taksi kok,kamu nih kayak aku anak kecil aja.Lagian kan aku udah pulang dengan selamat sentosa."Katanya pelan sembari mencubit pipi kekasihnya pelan guna mengurangi kegugupanya.
Abe meringis sakit lalu melepas cubitan sang gadis dari pipinya dan menatap gadisnya dengan datar yang tentu saja membuat Alona takut.
"Gimana kalo tadi misalnya kamu lagi dijalan kamu dirampok atau terjadi sesuatu sedang aku dirumah enak-enaknya tidur.Gimana?!"Alona menghembuskan napas berat lalu menundukan kepalanya pelan.
"Ya nggak gimana-gimana"Gumamnya yang masih didengar sang kekasih.Abe berdecak lalu menarik sang kekasih untuk didekapnya.
"Lain kali,kalo mau ke sesuatu tempat itu harus izin dulu dan nggak boleh kayak tadi,ngerti nggak?"Alona yang menenggelamkan wajahnya didada sang kekasih menggaguk pelan dengan napas memburu.
Abe yang mengerti jika sang gadis yang tengah menahan tangis pun,kini mengeratkan dekapan dengan elusan sayang pada punggungnya.
Seketika itu juga isakan rasa bersalah dari sang kekasih pun terdengar memenuhi ruangan itu.Abe yang mendengarnya menghela napas lalu menganggukan kepala saat mendengar gadisnya meminta maaf.
"Tadi pulang dianterin sama siapa?Jangan bilang sama Ojek?!"Mendengar itu Alona memeluk erat sang kekasih dengan isakan yang kini menjadi tangisan.
"Anak-anak ada di sana?Jawab dulu!Kenapa nggak minta bantuan dianter pulang sama mereka huh?Mereka disana banyak,Yang!Kenapa harus ojek.Gimana kalo ojeknya orang jahat huh?!"Omel Abe dengan kesal lalu memeluk erat sang kekasih dengan sesekali kecupan pada rambutnya.
"Aku pikir kamu pergi naik taksi dan pulang dianterin sama mereka,tapi kenapa harus pulang juga kamu naik ojek?!"Alona tergugu ditempatnya.Lalu mendongak menatap sang kekasih dengan berurai air mata setidaknya dengan itu sang kekasih tak lagi mengomelinya hingga dirinya tak merasa bersalah.
"Janji nggak untuk nggak lakuin hal kayak tadi?"tanya lembut Abe sembari menghapus air mata pada pipi sang kekasih yang masih mendongak menatapnya.
"Janji...."lirih Alona lalu kembali menenggelamkan wajahnya pada dada sang kekasih.
Menghela napas berat,Abe mengecup pelipis sang kekasih,"Maaf... Jangan nangis lagi okay?Hati aku sesak liatnya."Alona mengangguk pelan lalu tersenyum tipis.
"Terima kasih"Kata Abe karena sang gadis tak menangis lagi.
TBC!