Hello everybody selamat siang!
Semoga moodmy kembali dengan membaca kisah cintw Abe dan Alona.
Jangan lupa Absen yah dari kota mana aja:)
°°°
Sang Raja jalanan yang sedang terduduk di kantin sontak mengalihkan tatapan begitu pula semua Alpharo yang berkumpul bersama dikantin bersama sang raja. Mereka memandang heran pria yang bername tag Cristan kastano.
Menghapus Pelu yang membasahi dahinya,Cristan menatap takut-takut pada sang ketua sekaligus sang Raja.
"Maaf mengganggu waktunya boss,ini bukan menyangkut peperangan kemarin.... Tapi...."Abe menaikan alis menunggu lanjutan apa yang akan Cristan ucapkan selanjutnya.
"Tapi?"Abe bersuara yang membuat Cristan bertambah takut saja.
"Itu boss,aduh gimana cara kasih taunya yah.... Itu mengenai Bu boss."Katanya memberanikan diri dengan menatap kearah lain saat sang raja menatapnya dengan mata memicing tajam.
"Alona kenapa?Cepat Lo ngomongnya sebelum gue tau dari orang yang ada di delakang Lo"Ucapan datar Abe sontak membuat semua yang ada disana menoleh kearah belakang Cristan.
Cristan yang mendengar itu mengerutkan dahi binggung tak urung pun ikut menoleh kebelakang punggungnya dan seketika itu juga Cristan membelalakkan matanya terkejut saat gadis sang boss kini berdiri dengan berderai air mata dan kedua sahabat menenangkan dirinya dengan wajah pucat pasi.
Menggeserkan badan ke kiri memberi tempat untuk sang Bu boss melanjutkan langkah yang sempat terhenti.
Gadis dengan lelehan air mata menganak sungai dipipinya itu berlari lalu menubruk dada sang kekasih dengan tangis yang pecah sembari kedua tanganya mencengkram erat kaus disamping kiri-kanan sang kekasih dengan erat pertanda tengah menahan emosinya.
"Kenapa?"Tangis Alona semakin besar saat mendengar pertanyaan dengan nada datar itu kini memasuki pendnegaranya.
"Kasih tau aku,bisa?"Alona semakin menenggelamkan wajahnya pada dada bidang sang kekasih sembari memeluk erat tubuh kekasihnya menyalurkan ketakutannya.Setidaknya dengan memeluk sang kekasih membuat ketakutannya sedikit berkurang.
Air mata itu kini turun lagi pada pipinya ketika mengingat aksi bejat pria diperpustakaan tadi yang meremas bokongnya dengan nafsu.Alona saat itu tak bisa melakukan apa-apa selain menangisi dirinya sendiri.
Dan lelaki bajingan itu mencari kesempatan disaat keadaan begitu sepi nan hening.Alona menyalahkan dirinya sendiri kerana tak mau mengikuti kedua sahabatnya yang mencari buku novel pada rak buku sebelah kiri yang terlihat tak tertutup,sedang dirinya malah mengambil buku yang terdapat di kanan yang begitu seseorang mengambil buku disana akan tak terlihat karena ditutupi oleh dua rak buku.