47| Kembali Sekolah

1.4K 111 6
                                    


Helloooo, apa kabarnya...

Ada yang kangen nggak sama couple Alona dan Abe?

Typo. Mohon ditandai, yah😊

_

Alona bangun pagi buta sekali. Tentunya karena sudah tak sabar untuk ke sekolah. Alona tentu saja sangat merindukan teman-temanya, anak-anak Alpharo yang suka menggodanya hingga membuat Abe emosi.

Alona memasuki kamar mandi untuk membersihkan dirinya sembari terus bernyanyi meski hanya gumaman saja.

Abe yang masih terlelap di kamarnya pun ikut bangun karena merasa terusik dengan bunyi dari kamar gadisnya.  Karena  pendengarannya yang begitu peka, tentu membuat dirinya gampang terbangun.

Pria itu melirik pada jam yang terletak di nakas samping ranjangnya. Seketika dirinya mengerutkan dahi saat melihat jam masih menunjukkan pukul lima pagi. Dan dirinya mendengar gadisnya sudah bangun dan sudah mandi?

Abe tentu  bisa mendengarnya. karena kamar Abe dan Alona memiliki pintu terhubung. Pintu itu terletak tepat di samping lemari milik Abe.

Abe mengusap kedua matanya sembari merentangkan tangannya lalu turun dari ranjang dan melangkah menuju kamar gadisnya.

Abe membuka pintu lalu melongok ke dalam kamar gadisnya yang sudah rapi dengan pakaian gadisnya sudah di siapkan di atas tempat tidur.

Abe menggeleng takjub. Gadisnya benar-benar  sangat merindukan sekolah. Abe menghela napas berat lalu melanjutkan langkah menuju pintu kamar mandi.

Abe mengetuk pelan membuat Alona menyahut dari dalam sana.

"Kamu mandi jam segini?" Alona mengangguk di dalam meski tak di lihat Abe sembari menjawab, "Iya... kenapa? Kamu nggak siap? Ayo ke sekolah." Abe tertawa sumbang sembari memundurkan langkahnya dan menidurkan tubuhnya pada ranjang gadisnya.

"Kamu nggak liat, masih jam 5:20,Yang.  Sedang jam 7:15 masuk sekolah. Niat banget." Alona tak menjawab. Yang Abe dengar hanya shower yang di matikan gadisnya.

"Nggak papa, enakan kayak gini... biar  sambil nunggu jam, aku makan, terus nonton. Gampang, kan?" Abe mengangguk saja sembari memejamkan kembali matanya.

"Faizan... Kamu nyiapin sarapan dong. Aku laper..." Abe hanya bergumam saja karena dirinya sudah hampir masuk ke alam mimpinya.

Beberapa menit kemudian, Alona keluar dengan kimononya dan handuk ukuran sedang membungkus rambut panjang favorit Abe.

Alona mendengus melihat kekasihnya yang tertidur dengan setengah badanya berada di atas ranjang sedangkan kakinya tergantung hampir mengenai keramik kamar Alona. Dengan masih memakai piyama biru couplan kedua sejoli itu.

Memindahkan pakaiannya dan meletakkannya pada kursi riasnya  lalu kembali melangkah mendekati sang kekasih  menyelimuti dirinya dan mengangkat kaki Abe yang tergantung untuk di naikkan ke atas ranjang.

Selesai dengan itu, Alona kembali menuju meja riasnya dan mengeringkan rambutnya yang baru saja di cuci.

"Faizan..kalo masih ngantuk, jangan paksa bangun." gumamnya pelan sembari mengarahkan hairdrayer pada rambutnya.

Alona melirik Abe yang tak terusik sama sekali dengan bunyi bising dari benda di dalam genggaman Alona. Gadis itu menggeleng saja lalu kembali berkutat dengan hairdrayer putih itu.

Jam sudah menunjukkan pukul enam dua puluh. Alona sudah siap dengan segala pakaiannya. Bahkan, sarapan yang tadinya hendak di buatkan sang kekasih  urung karena Abe tertidur. Alhasil dirinya semua yang melakukanya.

Alona melangkah menuju kamarnya guna membangunkan sang kekasih yang masih terlelap dan belum bangun-bangun juga.

Alona kesal sekali. Sudah berkali-kali membangunkan Abe, tetapi responya hanya bergumam tak jelas atau mengubur dirinya dalam  selimut.

Alona yang  bajunya sudah rapi, kini  harus kusut saat ikut menidurkan dirinya di samping sang kekasih. Alona tidak tidur, dirinya hanya membaringkan tubuhnya sembari menggoyangkan tubuh Abe agar terusik dan bangun.

"Faizan...bangun. Kamu mah, aku udah semangat mau sekolah, kamu malah malas banget. Bangun! Bangun!" rengek Alona sembari menyandarkan dagunya pada bahu lebar sang kekasih yang kini tidur memunggunginya.

Abe tak respon membuat Alona kembali kesal sembari meniup poni depannya hingga kembali berantakan.

" Faizan! Bangun! Malas banget. Cepet. Bangun. Astaga... susah juga bangunin kamu." monolog alona putus asa di tempatnya, "Ya Tuhan... liat sekarang udah jam 6:30! Faizan! Telat." kata Alona kesal sendiri membuat Abe bangun serentak.

Begitu Abe bangun, dirinya merasa linglung, akhirnya pria itu menidurkan kembali kepalanya sebentar saja guna meredakan rasa pening yang menderanya.

Alona menatap Abe yang terus memijat pelipisnya. Gadis cantik itu memberengut sembari mengaruk kepalanya pelan.

"Ayo, bangun. Kita telat." katanya pelan sembari terus menatap jam yang terus berjalan.

Abe mengangguk lalu mendudukan dirinya dari posisi baringnya, Abe menatap gadisnya lalu merapikan rambut gadisnya yang sudah tak rapi lagi.

Pria itu tersenyum lalu berkata," Bukan salah kamu, aku yang salah. Bangunnya telat. Nggak nurut lagi, pas kamu bangunin." Alona memeluk kekasihnya erat, tetapi hanya sebentar karena  pikir waktu untuk Abe bersiap-siap.

"Yaudah, ayo. Sekolah, Faizan. Nggak mau telat." Abe turun dari ranjangnya lalu melangkah menuju kamarnya meninggalkan Alona yang kembali merapikan rambutnya di depan cermin rias miliknya yang begitu besar.

Setelah itu, Alona  melangkah menuju dapur untuk membuat bekal untuk Abe. Karena Abe tak sempat sarapan, Alona harus menyiapkan Abe sarapan pagi agar Abe tidak sakit maag sepertinya.

Setelah selesai, Alona melangkah menuju rak sepatu dan memakai sepatu miliknya, setelah itu menyimpan bekal yang sudah di buatnya di dalam tas sang kekasih.

Tentu saja Alona tak perlu lama membuat sarapan sang kekasih, karena Alona sudah membuatnya pada jam enam pagi tadi dan untungnya nasi gorengnya masih  hangat dan enak, tentunya.

Abe keluar dari kamarnya dengan seragam sudah melekat di tubuh proporsionalnya. Abe melangkah mendekati sang kekasih yang memberikan segelas susu untuk dirinya. Abe menerima dan menenggaknya hingga tandas.

Setelah selesai dengan  dengan semuanya, kedua sejoli itu berangkat menuju sekolah tepat pukul tujuh. Dan lima belas menit lagi bel masuk berbunyi.

Tak masalah bagi Alona, setidaknya dirinya tak terlambat sendirian. Ada kekasihnya bersamanya. Dan Alona yakin, semuanya akan baik-baik saja.

TBC!

Sudahkah follow akun, aku?




POSSESSIVE BOYFRIEND ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang