SATU

39.2K 2.5K 333
                                    

Absen dong kalian tau cerita inu dari mana?

Selamat membaca:)

•••

Pagi ini Kafi tengah berkumpul bersama keluarganya di ruang keluarga. Kedua orang tuanya, Amara dan Wiguna selalu menyempatkan waktu mereka ditengah - tengah kesibukan untuk berkumpul bersama kedua putra mereka setiap harinya untuk sekedar mendengarkan cerita putra mereka, memberikan perhatian seperti yang seharusnya orang tua berikan kepada sang anak, dan juga melakukan komunikasi dua arah.

Keluarga Millano adalah keluarga yang dari sisi manapun terlihat begitu harmonis, namun Sovios Damian Millano yang merupakan putra sulung dari Amara dan Wiguna sering kali merasa bahwa kedua orang tuanya selalu pilih kasih dengan adiknya, Kafi Sangkala Millano. Tetapi selama ini ia hanya diam dan terus mengalah. Bahkan ia merasa bahwa kedua orang tuanya jauh lebih menyanyangi sang adik. Ia selalu dianggap sudah dewasa, padahal sesungguhnya ia masih membutuhkan banyak bimbingan dari kedua orang tuanya. Ia yang baru genap berumur tujuh belas tahun itu masih belum bisa membedakan mana hal yang salah dan mana yang benar, sementara kedua orang tuanya sudah lepas tangan terhadapnya dan tidak peduli dengan apa yang ia lakukan. Ketika semua orang tua akan berusaha melindungi sang anak ketika dalam masalah, kedua orang tuanya justru memintanya untuk mengatasi masalahnya sendiri.

Suara bel rumah yang berbunyi itu membuat perhatian keempatnya teralihkan. Amara pun segera beranjak kearah pintu untuk melihat siapa yang datang. Amara sempat mematung di tempatnya ketika mengetahui beberapa aparat kepolisian lah yang mendatangi rumahnya pagi ini, dan Amara berusaha untuk bersikap setenang mungkin.

"Apakah benar ini kediaman saudara Sovios Damian Millano?" tanya pihak kepolisian yang dapat dipastikan pangkatnya lebih tinggi dari yang lainnya jika dilihat dari bintang di seragamnya.

"Benar, dia putra saya. Kalau boleh tahu, ada masalah apa ya, pak? Sampai menyeret nama putra saya?" tanya Amara meminta kejelasan.

"Kami telah mendapatkan laporan dan bukti yang mengarah kepada putra Ibu sebagai tersangka kasus pemerkosaan dan percobaan pembunuhan pada teman sekolahnya. Dan hari ini kami telah mendapatkan surat perintah penangkapan saudara Sovios Damian Millano," ungkap pihak kepolisian yang tentunya tidak bisa dipercaya oleh Amara. Kemudian Amara pun marah dan merasa tidak terima dan menganggap itu adalah tuduhan.

"Itu nggak mungkin! Putra saya anak baik - baik, dia tidak mungkin melakukan hal bejat dan kotor seperti itu! Dia anak yang selalu menghormati seorang perempuan. Anda pasti salah orang! Saya bisa saja menuntut kalian karena pencemaran nama baik!" ujar Amara dengan membentak marah. Dadanya naik turun dengan tidak beraturan. Suara keributan itu membuat Wiguna segera berlari menyusul Amara.

"Ada apa, Ma? Kenapa kamu marah - marah kayak gitu?" tanya Wiguna mengelus punggung istrinya untuk sekedar menenangkannya. Nyatanya Wiguna juga cukup terkejut mengetahui pihak kepolisian telah menginjakan kaki dirumahnya.

"Ini sebenarnya ada apa sampai mendatangi rumah saya, pak?" Wiguna mulai bertanya.

"Kami datang untuk melakukan pemeriksaan terhadap putra bapak yaitu Sovios Damian Millano sebagai tersangka dari kasus pemerkosaan," pihak kepolisian kembali menerengkan maksud dan tujuan mereka sembari menunjukan selembar kertas yang merupakan surat perintah resmi.

"Barang siapa yang menyembunyikan, menolong untuk menghindarkan diri dari penyidikan atau penahanan, serta menghalangi atau mempersulit penyidikan atau penuntutan terhadap orang yang melakukan kejahatan maka akan dikenakan Pasal 221 ayat (1) KUH Pidana,"

Salah satu pihak kepolisian yang pangkatnya lebih tinggi itu segera memberikan perintah kepada bawahannya untuk masuk kedalam kediaman tersebut tanpa memerlukan izin dari sang pemilik rumah. Setelah menemukan keberadaan Sovios Damian Millano sebagai tersangka, pihak kepolisian langsung bergegas membawanya ke kantor polisi untuk melakukan pemeriksaan. Sovios hanya diam dan tidak bereaksi apapun. Sementara Amara tidak berhenti menghalangi pihak kepolisian untuk membawa putranya pergi.

SAVIOR COMPLEX Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang