Selamat membaca:)
Sebelum baca boleh tinggalkan vote terlebih dahulu ya
•••
Baru saja menginjakan kakinya di lingkungan sekolah, banyak teman sekelasnya yang menghampirinya untuk sekedar menyambut kedatangannya, termasuk Ririn yang merupakan temen satu bangkunya. Bahkan ketika melangkah menuju kelas, banyak yang menyapanya saat berpapasan. Ascella tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya. Disukai oleh banyak orang dan menjadi pusat perhatian di sekolahnya, bahkan kini ia mempunyai banyak teman.
"Hai, Ascella..." sapa salah satu siswa sembari mengedipkan sebelah matanya. Ascella menganggapinya dengan tersenyum. Tidak hanya satu, melainkan banyak. Bahkan ada siswa yang secara terang - terangan mengajaknya untuk berkenalan ataupun sekedar modus.
"Hai Ascella, boleh kenalan nggak?"
"Ascella, lo nyadar nggak kalau lo itu cantik? Eh bukan cantik aja, tapi cantik banget," goda siswa lain berusaha menyamakan langkah dengan Ascella.
"Makasi pujiannya," balas Ascella dengan ramah.
Algathan yang melangkah tidak jauh dibelakang Ascella itu menunjukkan raut tidak suka ketika para siswa mendekati Ascella. Ia tidak suka Ascella menjadi pusat perhatian dan tidak suka Ascella disukai banyak orang, itu membuatnya marah meski ia tidak mengetahui apa alasan pasti dirinya marah hingga rasanya ia ingin meninju siswa - siswa yang menggoda Ascella.
"Hai, Cell!" sapa Ririn teman ssebangkunya membuat para siswa yang berusaha menarik perhatian Ascella itu satu persatu pergi."Jam pertama ada tugas, lo udah ngerjain belom?"
Ascella menghentikan langkahnya dan menepuk keningnya."Tugas? Tugas yang mana ya? Aduh, aku lupa banget...." ujar Ascella panik.
"Geografi, Cell. Lo belum ngerjain? Gapapa, nggak usah panik. Lihat punya gue aja, gue udah ngerjain," balas Ririn menepuk punggung Ascella.
"Makasih banyak, Rin. Kamu penolong banget disaat genting kayak gini," kata Ascella tidak enak hati yang lantas membuat Ririn tertawa.
"Apaan sih, Cell. Santai aja ih, inget ya, kita itu temen, sesama temen itu kita harus saling menolong satu sama lain. Jangan nggak enakan kayak gitu, soalnya gue juga nyontek sih sebenarnya," jujur Ririn dengan setengah berbisik. Ascella tertawa, begitu juga dengan Ririn.
Tidak lama kemudian, beberapa teman sekelasnya yang lain tiba - tiba datang dari arah belakang dan bergabung bersama Ascella dan Ririn. Dan salah satu dari mereka kini merangkul bahu Ascella dengan akrab.
"Kalian berdua lagi ngetawain apa? Kayaknya seru banget, ajak - ajak gue dong," sahut Sofie menimbrung.
"Hai, Cell. Sumpah yaa hari ini tuh kayaknya lo topik yang paling banyak dibicarain sama anak - anak deh. Nggak salah sih, secara lo kan Primadona SMA Dawana. Udah cantik ditambah lo juga baik hati, mana positif vibes banget lagi. Kurang apalagi coba? Lo tuh sempurna banget dari segala sisi, sampai cowo - cowo sibuk ngerebutin lo, padahal lo nya belum tentu mau sama mereka, hahaha," heboh Nadine.
"Tapi aku pikir aku nggak sesempurna itu, Nadine. Tapi makasih ya pujiannya," ucap Ascella dengan senyum lebarnya. Sebelum akhirnya mereka bertiga pergi memasuki area kelas. Sesampainya di kelas, Ascella segera mengerjakan tugas Geografi. Ia meraih kotak pensilnya untuk mengambil pulpen, namun, ia tidak menemukannya sehingga ia berinisiatif untuk meminjam. Ascella lantas bangkit dari duduknya.
"Temen - temen, ada yang punya pulpem lebih nggak? Kalau ada, boleh pinjem?" tanya Ascella. Diluar dugaan, tidak hanya satu orang yang menawarkan pulpen untuknya melainkan sekitar tujuh orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVIOR COMPLEX
Teen Fiction(Cerita ini langsung aku publish hingga selesai) "Orang yang menyadari bahwa orang lain sedang sakit, adalah orang yang lebih sakit. Kamu ingin mengobati orang yang jiwanya sakit, karena mungkin perasaanmu lebih terluka." Tentang Kafi Sangkala Mill...