DUA PULUH DUA

2.2K 315 19
                                    

Selamat membaca:)

Sebelum baca boleh tinggalkan vote terlebih dahulu ya

•••

Ascella masuk kedalam rumahnya, ia tidak sengaja menoleh ke belakang dan melihat keberadaan Kafi yang masih setia berdiri di tempatnya dan memperhatikannya dari jarak jauh.

"Kak Kafi kenapa masih diem disitu?" tanya Ascella.

"Kalau di izinin, boleh aku masuk dan lihat kondisi kamar kamu saat ini? Kamu bilang ada kamera pengawas yang terpasang di kamar kamu. Aku mau bantu kamu untuk mencari dimana kamera itu tersembunyi, aku bisa ngelakuin itu untuk kamu," tawar Kafi.

Sementara Ascella kini dalam kebingungan,"Tapi Algathan? Gimana kalau seandainya sebentar lagi dia datang kak?"

"Only need ten minutes, bahkan bisa lebih cepat dari itu. Boleh?" tanya Kafi. Pada akhirnya Ascella mengangguk dan memberikan izin kepada Kafi.

Ascella melangkahkan kakinya lebih dulu kemudian disusul oleh langkah Kafi. Ascella membukakkan pintu kamarnya dan mempersilahkan Kafi untuk masuk. Kafi mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan, mencoba untuk menerka dimana kemungkinan kamera tersembunyi itu berada.

"Ascella, bisa tolong matiin saklar lampunya?" pinta Kafi, Ascella lantas segera mencari saklar lampu dan mematikannya sehingga kini ruangan itu dalam keadaan gelap gulita.

Kafi menjelajahi setiap sudut ruangan kemudian membuka aplikasi Hidden Camera. Ketika flash ponselnya menyala, ia langsung mengarahkan ke sekelilingnya. Suara alarm pendeteksi dari aplikasi itu berbunyi ketika Kafi mengarahkan ponselnya pada boneka beruang berukuran besar dalam posisi duduk dan diletakkan di atas meja.

Berhasil menemukannya, Kafi meminta Ascella untuk kembali menyalakam lampu. Kafi mulai membongkar boneka itu dan mendapatkan kamera tersembunyi yang terpasang di balik salah satu mata boneka beruang tersebut.

Kafi memperlihatkan kamera tersembunyi itu kepada Ascella dan meremasnya menggunakan tangan tepat di hadapan Ascella kemudian membuangnya keluar jendela.

"Semuanya udah aman. Kamu nggak perlu merasa takut diawasi lagi. Kalau kamu butuh aku, detik itu juga langsung hubungin aku, and i will be there for you," pesan Kafi dengan menatap kedua manik Ascella lekat dan meyakinkan bahwa semuanya akan baik - baik saja.

"Ponsel ini nggak pernah dalam keadaan silent dan bisa menerima panggilan kamu kapan aja." Kafi melanjutkan sembari memperlihatkan ponselnya.

"Promise?"

"I promise, Ascella."

•••

Algathan menghidupkan komputer yang ada di kamarnya untuk mengecek Ascella melalui kamera pengawas. Algathan mulai mengotak - atik perangkat komputer tersebut karena ia tidak bisa terhubung ke kamera tersebut, hingga peringatan muncul di layar komputernya yang menyatakan bahwa jaringan antara perangkat komputer yang ia gunakan dengan kamera itu sudah tidak terhubung lagi. Algathan lantas mengumpat karena menyadari bahwa Ascella sudah menemukan letak persis kamera itu berada dan melepasnya.

Algathan beralih untuk mengecek apakah dirinya masih terhubung dengan ponsel Ascella dimana ia telah memasang alat pelacak serta telah menyadap ponsel gadis itu. Dan hasilnya sama, perangkat yang ia gunakan sudah tidak terhubung lagi dengan ponsel milik gadis itu.

Algathan berakhir menggebrakkan meja. Kedua tangannya terkepal dengan kuat hingga urat tipis di sekitar tangannya menonjol dan berakhir tertawa kencang hingga suaranya memenuhi ruangan.

SAVIOR COMPLEX Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang