TIGA PULUH SATU

1.8K 258 0
                                    

Selamat membaca:)

Sebelum baca boleh tinggalkan vote terlebih dahulu ya

•••

Ascella mendatangi agensi sesuai dengan jadwalnya. Telah memantau perkembangan bakat dari para peserta selama satu bulan terakhir, hari ini rencananya pihak agensi akan mengumumkan tiga nama yang akan maju sebagai finalis dalam sebuah ajang bergengsi bernama Competition the Best Model of the Year.

Ascella duduk di salah satu kursi yang disediakan dan menununggu dengan perasaan antusias. Ia sangat percaya diri jika dirinya akan menjadi salah satu peserta yang terpilih. Karena sejak awal dirinya sudah menarik perhatiann para pelatih.

"Berikut delapan nama yang akan menjadi finalis Competition the Best Model of the Year 2024.
1. Radeya Elnina Hikara
2. Sancitha Sankara
3. Cathrine Shirena
4. Alea Nirmala Edeline
5. Delviera Agatha
6. Sury Anetha Putri
7. Nayla Natta Keyara
8. Shafa Melina
Saya ucapkan selamat untuk delapan peserta dengan penampilan terbaik selama masa pelatihan dan layak untuk menjadi finalis."

Raut wajah Ascella seketika berubah kecewa karena namanya tidak disebut. Semua anggota kini sudah bertepuk tangan dan mengucapkan selamat kepada mereka yang akan maju sebagai finalis. Setelah pengumuman selesai dilakukkan, Ascella pergi untuk menemui coach Anton.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya coach Anton dengan lugas. Dari nada bicaranya, begitu kentara bahwa beliau tidak suka dengan kehadiran Ascella yang kini menghalangi jalannya.

"Coach, kenapa nama saya tidak masuk kedalam daftar peserta yang maju dalam ajang Competition the Best Model of the Year? Saya sendiri merasa sangat layak untuk menjadi salah satunya. Apa sejak awal saya tidak pernah menjadi bahan pertimbangan anda, coach?" tanya Ascella meminta kejelasan.

"Bahkan sejak awal, kamu satu - satunya yang berhasil menarik perhatian saya, Ascella. Kamu menjadi salah satu pertimbangan saya. Tapi, saya tidak melihat adanya sedikit kemajuan dari kamu. Bukannya semakin baik, yang ada malah semakin buruk dan tertinggal jauh dari yang lainnya. Saya mempercayakan kamu, jika saja kamu bisa memanfaatkan kesempatan yang saya berikan dengan baik. Saya berani jamin nama kamu akan disebutkan pertama kali. Dimana nama yang disebutkan paling pertama, adalah peserta yang memiliki performa yang sangat baik," terang Coach Anton sejelas - jelasnya.

"Saya kecewa dengan kamu, Ascella. Kamu merusak ekspektasimu sendiri. Apa yang belakangan ini terjadi denganmu? Jikapun kamu ada masalah, sebesar apa masalah itu sampai selalu merusak fokusmu selama latihan?" Coach Anton menggeleng - gelengkan kepalanya. Tepat setelah mengatakan itu, coach Anton berlalu dari hadapan Ascella yang diam dengan tatapan putus asa. Apa yang akan terjadi jika sang Mama mengetahui bahwa dirinya gagal? Ascella tidak bisa membayangkan akan semarah apa sang Mama nantinya.

Banyak ketakutan yang mengusiknya, dimana hal itu kenyataanya belum tentu akan terjadi. Namun, hal - hal yang sebelum terjadi justru membuatnya semakin trauma hingga kini ia merasa cemas berlebihan. Napasnya tidak beraturan, tarikan dan helaan napasnya kian memberat. Sebelah tangannya pun naik untuk merenyan bagian dadanya.

Ascella segera melarikan diri ke toilet dan mengunci diri untuk sementara waktu. Ia merasa bahwa hidupnya tidak ada harapan lagi. Beberapa hari belakangan ini ia sering mengalami perubahan mood alias suasana hati yang sangat drastis. Bahkan kini ia sudah menangis karena merasa sangat sedih. Suasana hatinya sama sekali tidak bisa ia atasi. Disaat seperti ini dirinya hanya membutuhkan obat yang sempat diberikan oleh psikiater.

Tanpa pikir panjang Ascella mendatangi rumah sakit dimana psikiater yang sebelumnya menanganinya itu melakukan praktek. Selama menunggu nama dipanggil, Ascella duduk dengan perasaan tidak tenang. Ia memainkan jari jemarinya cemas.

SAVIOR COMPLEX Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang