🕯️[29] Green moon🕯️

171 38 21
                                    

Makasih banget kalian semua udah perhatian ke aqoh, senyum manis dulu yekan.

Tapi kuki gak sakit ataupun pusing, kuki cuma khawatir kalau chapter sebelumnya kayak aneh gitu, terus takut membuat kalian bingung 😩

Intinya kuki sehat-sehat aja kok, kalian juga jaga kesehatan ya bestie.

Sebelumnya kuki mau minta maaf karena udah ingkar janji, kan kuki bilang mau update setiap hari, kuki juga niatnya mau tamatin cerita ini pas bulan Maret kemarin

Terus kenapa gak update setiap hari dino?

Sedikit cerita, banyak juga gapapa ya 😂 Jadi dari dulu tuh kuki orangnya males-malesan pas udah ngumpulin niat mau nulis pasti ada-ada aja yang ngalahin niat kuki seperti scroll toktik.

Jadi kalau bisa kalian spam apa aja deh di wall, biar keliatan rame gitu 😂 kasihanilah dino yang comel ini 😭 kuki gak marah kok kalau di spam malah kuki seneng 😭

Hadeh, gini amat ya jadi penulis kecil ☺️

Kenapa harus komen di komentar atau di wall?

Kuki kalau liat notif terus ada yang komen rasanya kembali bersemangat 😪

Api unggun yang Jino buat begitu  menghangatkan tubuh kami setelah terjadinya drama kejar-kejaran, jika aku ingin kembali, kejadian tadi sangat memalukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Api unggun yang Jino buat begitu  menghangatkan tubuh kami setelah terjadinya drama kejar-kejaran, jika aku ingin kembali, kejadian tadi sangat memalukan. Bagaimana bisa seorang Marina meminta pertolongan dari orang lain. Oh Tuhan tolong hapus ingatanku tentang kejadian tadi.

Semuanya diam tidak ada satupun yang buka suara hanya ada bunyi hewan-hewan hutan yang menggema. Haiden dan Arin saling lempar tatapan tajam dari tadi ntah apa yang mereka permasalahan sekarang, biarkan saja, toh sekarang aku harusnya bahagia karena sebenar lagi akan kembali ke dunia ku.

Lama terdiam, akhirnya salah satu dari kami buka suara "Jadi, berapa lama waktu mu yang tersisa disini. Lady?" ucap Nicholas memulai pembicaraan.

Sebenarnya aku sedikit terharu, walaupun sudah mengetahui indentitas asliku Nicholas tetap memanggil ku dengan sebutan Lady, padahal bisa saja dia memanggilku dengan nama asli.

"Melihat dari warna matanya. Waktu yang Merina miliki tinggal dua Minggu lagi." ucap Arin menanggapi pertanyaan dari Nicholas

"Dua Minggu ya." Nicholas nampak berfikir dengan jawaban yang Arin berikan

"Kita tidak bisa berpegang dengan waktu yang Arin sebutan." Jujur saja aku kaget mendengar perkataan dari Haiden, bukan karena waktu yang dia katakan tapi karena dia mau ikut dalam perbincangan kali ini, wow... aku benar-benar tidak menyangkanya.

"Merina bisa kembali ke dunianya hanya saat bulan hijau datang." Kali ini pembicaraan terlihat lebih serius

"Tapi di buku ini hanya tertulis pohon kehidupan," Jelas ku

In my DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang