🕯️[36] perilaku mencurigakan🕯️

126 31 7
                                    

21:26

Terimakasih 1k votenya bestie 😭❤️

Maap ya kalo terdapat typo :)

.......

"Ohya, dimana potongan buku itu?" tanya Haiden sembari meraba-raba kedalam saku  celana dan jubahnya.

Wajahnya tampak kebingungan karena dari awal potongan buku tersebut selalu ditangannya dan tidak dia biarkan satu orang pun mengambilnya.

"Dengan Jino," jawab Arin dengan telunjuk yang mengarah pada saku belakang celana Jino.

Aku melirik tempat yang ditunjuk oleh Arin benar saja kertas itu berada pada Jino, kenapa aku tidak menyadarinya dari tadi.

"Benarkan Jino?" ucapnya sekali lagi untuk memastikan.

Jino mengambil gulungan kertas yang berada di saku celananya dan memberikan kan nya kepada Haiden yang berjalan terlebih dahulu

"I-iya, ini," ucapnya dengan suara yang terbata-bata seperti menyembunyikan sesuatu tapi mana mungkin Jino tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh.

Haiden menerima uluran gulungan kertas dari Jino, dengan meneliti setiap bagian dari kertas tersebut seakan merasakan adanya kejanggalan.

"Kenapa benda ini bisa berada pada mu?" tanya Haiden dengan tatapan penuh rasa curiga.

"Aku melihatnya terjatuh tadi karena itu aku memegangnya dan akan kuberikan kepadamu," jawaban Jino dengan sangat santai. Melihat dia yang begitu santai aku tidak menaruh curiga apapun kepadanya.

Haiden hanya ber-oh saat Jino memberikan penjelasan, ia membuka gulungan kertas lalu menutup nya kembali dan menyimpannya di saku yang lebih dalam agar tidak terjatuh lagi.

"Kakak." Jino menghampiri ku yang berjalan beriringan dengan Nicholas dan yang lainnya, meninggalkan Haiden di belakang.

"Ya, kenapa?" sahutku dengan sedikit menoleh padanya

"Ceritakan kehidupan di dunia mu." Jino tampak bersemangat membuatku tidak tega untuk mengabaikannya.

Aku sedikit berfikir, apa yang akan ku ceritakan kepadanya karena dari kecil aku tidak pernah keluar rumah jika tidak ada hal-hal yang penting seperti sekolah dan kalau aku ingin jalan-jalan bersama mantan pacarku maka aku harus keluar secara diam-diam. Aku bahkan tidak tahu penampakan kebun binatang yang sebenarnya, aku hanya melihatnya sekali di televisi.

"Tidak ada yang menyenangkan, pepohonan sudah jarang dijumpai dan banyak rumah-rumah yang tinggi bukan hanya itu pekerjaan saja sangat sulit untuk didapatkan," jelasku sambil memperagakan dengan tangan gedung-gedung yang kubilang tinggi.

Ohya, aku sengaja menyebut rumah-rumah tinggi kalau aku mengatakan gedung pasti mereka akan lebih bingung dan aku harus menjelaskannya.

"Jadi, kau lebih suka di sana atau di sini?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari Jino, membuat ku terdiam sesaat.

In my DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang