23:23
Chapter kali ini adalah chapter yang paling kuki tunggu-tunggu buat nulisnya 😗
Ohya, kabar kalian gimana? semoga sehat-sehat aja ya ❤️
Btw maaf ya update nya malam terus akhir-akhir ini mood kuki buat nulis cuma waktu malam aja, kalo pagi bawaannya keinget minuman terus 😵
Okedeh langsung cus bacaaa~
Hari ini, malam ini, detik ini juga adalah hari yang menyakitkan untukku. Dibawah sinar bulan yang cukup berkilau aku terus memperhatikan dua orang yang saling berpegangan tangan dan saling menatap satu sama lain.
Aku menekuk kedua lutut dan terus memperhatikan mereka secara seksama. Tampak nya mereka saling bertukar perasaan sekarang.
Dadaku terasa sangat sesak tapi keinginan ku untuk melihat keduanya tidak luntur begitu saja, kalau orang lain memilih untuk pergi berbeda dengan ku yang tetap kekeh melihat kejadian sekarang.
Bohong jika aku mengatakan tidak menangis nyatanya dari tadi tanganku tidak berhenti menghapus air mata yang terus mengalir.
"Menyakitkan ya?"
"Begitulah." Aku terus fokus memperhatikan keduanya dan tidak menyadari ada orang lain yang ikut duduk disampingku.
Lima detik berlalu, sampai akhirnya aku menoleh kesamping dengan ekspresi tak percaya.
"Haiden?" tukas ku dengan alis yang naik sebelah
Sadar Haiden terus memperhatikan wajahku dengan cepat aku langsung menghapus sisa air mata menggunakan salah satu sisi jubah yang kukenakan.
Haiden, sudah ke dua kalinya dia melihatku menangis seperti ini apa nanti dia akan mengolok-olok ku? jika iya maka aku tidak segan-segan untuk meratakan wajahnya itu.
"Kenapa? kaget melihat penyihir tampan berada di sebelah mu?" ejekan mencoba untuk melihat lebih detail wajahku.
Haiden menahan tawa begitu berhasil melihat wajahku yang dari tadi ku sembunyikan, tangannya ia gunakan untuk memegang kedua pipiku.
Haiden menguatkan pegangannya di pipiku membuat ucapan ku menjadi tidak jelas
"Erera au aja." Aku mencoba melepaskan diri namun Haiden malah semangkin mengencangkan tangannya.
Melihat dari ekspresi wajahnya terbesit niat jahil yang akan dia lakukan, jangan bilang dia akan melakukan hal yang tidak-tidak.
"Apa? ucapan mu tidak jelas, apa perlu ku cium dulu agar kembali normal?" ujarnya dengan bibir yang sengaja di dekatkan.
Dengan cepat aku langsung menampol wajahnya yang semangkin dekat dengan ku benar kan apa yang kubilang, untung saja aku menampol wajahnya jika tidak, dia pasti tidak akan melepaskan tangannya dari wajahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
In my Dream
Fantasía[TAMAT] [Anak ke : 2] cover by : maple.design_ ⚠️Suka ceritanya? Follow Author nya ⚠️ ••••••••••• 🕯️Aku tertidur di duniaku lalu terbangun di duniamu🕯️ Merina, seorang wanita yang terkenal kejam dan barbar. Secara tiba-tiba jiwanya terperangkap di...