🕯️[18] Insiden jamur 🕯️

166 40 2
                                    

Haii, masih nungguin?
Rencananya ini cerita bakalan tamat sampai 40 chapter, mungkin ya masih belum pasti soalnya

Aku berjalan gontai menuju pintu masuk istana, sedangkan Nicholas ia menyuruhku untuk pergi terlebih dahulu tanpa dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berjalan gontai menuju pintu masuk istana, sedangkan Nicholas ia menyuruhku untuk pergi terlebih dahulu tanpa dirinya

"Sudah selesai?"

Aku menatap lelah laki-laki yang tengah berdiri didepan ku, mencegah ku untuk masuk kedalam kastil. Haiden, ia tengah bersender pada salah satu tembok dengan tangan yang ia lipat kedada

Hah~ Aku menarik nafas kasar, Aku tau kalau dia mencoba memerintahi ku lagi

"Apa lagi?" tanyaku padanya dengan berkacak pinggang

Tangannya mengelus perut seperti orang kelaparan "Lapar" ya, sudah kutebak kalau dia menyuruh ku untuk memasak

"Terus?" tanyaku pura-pura tidak tahu maksud dari perkataan nya barusan

Haiden berkacak pinggang didepan ku "Kau ini tidak peka ternyata. Aku lapar, tidak ada makanan, jadi masakan aku sesuatu yang enak"

Kuacungkan telunjuk ku seperti yang Lily lakukan dahulu "Kau kan punya sihir, jika ada yang instan kenapa harus yang manual" kujentikan tanganku tepat didepan wajahnya

Tangannya menepis jariku yang teracung "Ins-- apa? akhh kata-kata mu sangat aneh" ya, ya disini aku adalah orang yang aneh

"Ck! bikin makanan dari sihir saja" ujarku terus terang, tapi aku malah mendapat satu jentikan keras yang membuat jidatku memerah karena nya

Tlak!

"Makanan dari sihir itu tidak enak, aku sering mencobanya dulu" Jelas Haiden berterus terang

Yah, ketahuan kalau Haiden kaum mageran

"Kasian gak ada yang masakin" ledeku padanya

Haiden mencondongkan tubuhnya, mendekat kepadaku "Itu dulu, tapi sekarang, aku punya kau yang akan selalu memasak untuk ku" alisnya turun naik untuk meledekku

Terlanjur kesal, Aku menginjakkan sepatu yang sedikit berhak kepada kaki Haiden, biar dia tau rasa. Lalu setelah nya aku membuat jarak beberapa langkah

"Akhh, tubuh ku terasa lemah karena memberikan sihir kepada seekor mahluk kecil, sekecil kotoran hidung" terdengar nada yang mengejek. Sesekali Haiden membuka matanya, melirik kearah ku

Halah, Drama!

"Iya, iya, aku akan kedapur" mau tak mau aku tetap menuruti perintah yang Haiden berikan. ia mendekat kepada ku kemudian mengacak-acak rambut ku yang tertata rapi

In my DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang