🕯️[52] Kembali menggantikan Meliora🕯️

142 30 181
                                    

Hatiku senang dan gembira yes!!!

Sesuai janji, Kuki up malam ini. Jarang-jarang loh kuki cepat up kayak gini, pasti kalian tambwah swayang kwan 😌😘🤩😍🥰😘😍🤩🥰🥺

Ada yang kangen sama Haiden?

Ohya, udah pada follow Instagram kuki belum? Kalau belum, ayo langsung follow sekarang juga.

Akun ig kuki: Peternakdinosaurus

Oke deh, mari kita mulai~

⚠️ Psttt, tandai kalau ada typo ya ⚠️

00:05

"Haiden!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haiden!"

Tanpa sadar, aku langsung berlari mendekatinya yang sedang duduk dilantai dengan wajah yang tertutup oleh jubah yang selalu ia kenakan.

Mendengar suara yang sangat melengking, Haiden segera membuka topi jubahnya dan langsung menutup kedua telinganya menggunakan telapak tangan.

Untung saja, Meliora sudah membuat para pengawal tertidur dengan sihirnya, jadi aku bebas melakukan apapun.

Nicholas, Jino dan Arin segera mendekat kearahku dan Meliora. Mereka tampak terkejut melihat kehadiran kami berdua

Haiden melihat keseliling, mencari keberadaan pemilik suara nyaring tadi.

"Aneh, aku tadi mendengar suara yang sangat nyaring." Haiden sengaja menekankan kata sangat nyaring, membuatku ingin menarik bibirnya yang sangat nyinyir.

Tapi, apa yang Haiden katakan ada benarnya juga. Suaraku tadi benar-benar nyaring.

Aku mendekati Haiden, berinisiatif untuk menekan hidungku sendiri hingga tampak seperti seekor binatang yang sering dipanggil dengan sebutan babi.

"Ngok!" Aku mengeluarkan suara tiruan dari binatang tersebut, Haiden berbalik dengan ekspresi yang menatapku aneh. Bukannya kaget dia malah berniat untuk mencolok kedua mataku menggunakan kedua jarinya.

"Burik!" sergahku sambil menampar kedua jarinya.

Bukan apa-apa, aku khawatir jika Haiden benar-benar mencolok kedua mataku. Secarakan dia itu tidak mengenal yang namanya 'bercanda'

Aku segera berdiri begitupun dengan Haiden yang ikut berdiri di depanku, tanpa permisi, Ia langsung memegang kedua pipiku dengan kuat, membuat bibirku menjadi mayun seketika.

In my DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang