[TAMAT]
[Anak ke : 2]
cover by : maple.design_
⚠️Suka ceritanya? Follow Author nya ⚠️
•••••••••••
🕯️Aku tertidur di duniaku lalu terbangun di duniamu🕯️
Merina, seorang wanita yang terkenal kejam dan barbar. Secara tiba-tiba jiwanya terperangkap di...
Jujur ya, setiap baca komentar kalian aqoh merasa punya banyak teman jadi jangan aneh ya kalau aqoh sering manggil bestie :)
Tolong di tandi ya kalau ada typo 🤕
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini, aku terbangun dengan mata yang bengkak akibat terlalu banyak menangis bukan hanya itu kepala dan leherku juga ikutan sakit.
Jika kalian mengira hari ini Haiden akan bersikap manis seperti semalam kalian salah besar dari pagi tadi dia terus-menerus menertawakan wajahku.
Nicholas dan yang lainnya juga bertanya-tanya mengenai wajahku tapi aku beralasan di gigit nyamuk karena itu mataku sampai bengkak.
Hahaha, alasan yang kurang tepat tapi mereka percaya begitu saja.
Ayumi yang tadinya berjalan di depanku tiba-tiba berhenti dan terdiam sesaat, membuat dirinya tertinggal di belakang. Kira-kira apa yang ingin dia lakukan sekarang?
Kami semua serentak membalikkan badan kearahnya, memasang wajah kebingungan dengan perilakunya sekarang. Jangan bilang dia ingin salto karena sudah berhasil jadian dengan Nicholas.
Menyadari kebingungan yang terbesit di wajah kami, Ayumi menatap kami satu persatu bibirnya terbuka mengeluarkan suara
"Aku hanya bisa mengantar kalian sampai sini," tuturnya, tatapannya menuju Nicholas yang berada di belakang ku.
Mungkin dia berat berpisah dengan pacarnya lagipula baru semalam mereka saling mengungkapkan perasaan dan sekarang harus berpisah di sini.
"Apa? kau akan kembali ke desa mu." Aku mencoba untuk mencairkan suasana karena hawanya sangat berbeda sekarang. Seperti ada orang yang sakit hati, dan orang itu pasti aku.
"Hei, apa kau tidak takut?" tanyaku bergedik ngeri.
Bagaimanapun jarak antara desanya dan tempat ini sangatlah jauh tidak mungkin dia seorang diri di tengah-tengah hutan.
Ayumi tersenyum, menanggapi pertanyaan ku dengan sangat enteng.
"Seperti yang kubilang, aku hanya bisa mengantar kalian sampai ke perbatasan," jelasnya
Benar juga, dari awal Ayumi sudah bilang dia hanya mengantar kami sampai ke perbatasan.
"Ayolah, aku tetap khawatir." Aku maju beberapa langkah lalu meraih tangannya
Aku tidak berpura-pura karena sekarang aku benar-benar mengkhawatirkannya apalagi dia perempuan takutnya di perjalanan Ayumi bertemu dengan penjahat dan terjadi hal yang tidak-tidak tapi semoga hal itu tidak terjadi.