🕯️[53] Malam pernikahan🕯️

164 30 41
                                    

Aku senang dan bahagia karena kalian spam komentar. Nah gitu dong, ramaikan komentar biar kuki semangat 😗

Oke deh, langsung cuss baca~

15:07

Lagu untuk chapter kali ini adalah
[Will be back ost Moon lovers]

Tandi kalau ada typo~

Dua hari berlalu telah kuhabiskan didalam penjara namun sampai sekarang, Meliora tak kunjung datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua hari berlalu telah kuhabiskan didalam penjara namun sampai sekarang, Meliora tak kunjung datang.

Meliora, kau dimana?

Pikiranku terus menerus menanyakan keberadaannya, kenapa dia tak kunjung kembali bahkan saat hari pernikahan seperti sekarang.

"Tuan putri, ayo!" Suara seorang penjaga membuyarkan lamunanku. Penjaga tadi membukakan pintu penjara yang kutempati, dibelakangnya berjajar rapi para pelayan yang memakai gaun serupa dengan yang lainnya

"Ayo Putri, kita harus bersiap sekarang!" Ajak salah seorang pelayan yang mengenakan gaun berwarna Merah maroon. Filing ku mengatakan, dia pasti komandan dari para pelayan.

Aku tidak bersuara, hanya mengangguk dan langsung ikut dengan mereka semua. Ohya, mereka tidak curiga kalau aku bukan Meliora yang asli karena rambutku yang disihir agar serupa dengan rambut Meliora dan jangan lupakan wajah kami yang sangat mirip.

Sihir yang meliora berikan tidak akan bertahan lama, Rambutku akan kembali kebentuk semula dan aku tidak tahu kapan hal itu akan terjadi.

"Silahkan, tuan putri." Kepala pelayan tadi membuka pintu kamar Meliora. Tempat pertama yang kulihat ketika datang kedunianya.

"Air mawar sudah disiapkan, kami akan membantu anda." Tuturnya begitu sopan sembari menuntunku kesebuah ruangan khusus.

Para pelayan membuka pakaian yang kukenakan, menyisakan celana pendek dan bra. Mereka menyuruhku masuk kedalam sebuah kolam kecil yang dipenuhi dengan air yang beraroma sangat harus dengan dihiasi kelopak bunga mawar di permukaannya.

Perlahan, mereka memijit pelan lengan dan kepalaku, membuatku merasa sangat nyaman. Rasanya semua beban yang ada terasa sedikit berkurang.

"Nona, kenapa payudara anda tidak seperti dulu lagi?" Sergah salah seorang pelayan yang memijat lenganku, membuatku refleks melotot.

"Iya, aku juga merasa begitu. Payudara anda kenapa tiba-tiba berukuran lebih kecil dari biasanya?" sambungan seorang pelayan yang memijat kepalaku.

Benar juga, bagian tubuh meliora lebih oversize dari punyaku tentu mereka jadi bingung seperti ini.

Dasar, bagian tubuhku sudah tercemar oleh ucapan mereka. Mendengar kalimat mereka barusan membuatku tiba-tiba malu. Bukan karena ukuran payudaraku tetapi karena mereka yang tidak tahu malu menceritakan bagian privasi seperti itu.

In my DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang