3

2.6K 231 4
                                    

Haechan mengintip di balik pintu kamar nya , kini Hendery kakak nya Tengah di marahi habis habisan oleh ayah nya .

Apalagi remaja itu pulang dengan pakaian kotor serta ada luka lebam di wajah nya .

Haechan meringis saat melihat bagaimana ayah nya menampar wajah kakak nya itu dengan keras  .

"Dery ,papa tidak pernah mengajarkan mu berlaku tidak sopan seperti ini pada orang yg lebih tua"kata Johnny dengan wajah marah nya

Hendery mengusap bibirnya yg mengeluarkan darah , di tatap nya wajah Johnny dengan senyuman sinis nya .

"Apa maksud nya senyuman itu , kau mau melawan lagi "

"Pa , Dery itu cuma main di rumah teman ,lagipula baru juga jam 8 malam "jawab nya dengan enteng

"Dery , mama nggak pernah ngajarin kamu bohong kaya gitu ya , kalau memang main di rumah teman ,tidak mungkin pakaian kamu kotor bahkan sampai robek kaya gitu , jawab jujur ,kamu dari mana "kali ini Ten yg buka suara .

"Ok ,Dery pergi balapan sama teman teman ,dan Dery menang, lalu orang yg Dery kalahin nggak terima sama kekalahan nya "

"DERY "

tangan Johnny kembali terangkat untuk menampar sang anak , namun di urungkan nya .

Hendery tersenyum menatap ke arah tangan ayah nya yg masih terangkat .

"Kenapa pa , ayo tampar , tampar Dery sampai puas "

Sementara Ten , ibu dua anak itu hanya bisa menangis sembari memegangi tangan suaminya.

Mata Hendery tak sengaja bertatapan dengan mata adiknya yg tengah mengintip di balik pintu kamar.

Hendery mengepalkan kedua tangannya kuat .

"Hahaha!  papa yg sebelumnya nggak pernah main tangan sama Dery ,tapi hari ini ,papa udah nampar Dery , hahaha!  ternyata papa emang nggak sayang sama Dery ,PAPA CUMA SAYANG SAMA ANAK CACAT ITU "

"DERY! "

PLAKKK

"KAKAK!"

haechan berjalan terseret seret menuju ke arah Hendery yg sudah tersungkur di lantai .

Haechan memegang tangan Hendery  berusaha membantu sang kakak bangun dari tempat nya .

Namun Hendery dengan kasar nya malah mendorong tubuh haechan sehingga membuat gadis itu jatuh ke lantai .

"GUE NGGAK BUTUH BANTUAN LO , DASAR CACAT , GUE MALU PUNYA ADIK NGGAK NORMAL KAYA LO "Hendery berjalan cepat menuju kamar nya yg ada di lantai atas .

Sementara haechan hanya bisa menangis di tempat nya , hati nya sangat sakit mendengar kata kata yg keluar dari mulut sang kakak .

Johnny dengan cepat membangunkan tubuh putrinya dari lantai lalu memeluk nya dengan erat  .

"Udah ya sayang jangan nangis , omongan dari kakak kamu jangan di dengerin ya ,udah ,anak kesayangan nya mama jangan nangis "Ten memeluk tubuh putri nya itu dengan erat .

"Hiks hiks ,mama , papa , seharusnya dulu kalian jangan biarin haechan lahir aja "

"Heh nggak boleh ngomong gitu , haechan sayang, beruang nya papa , kesayangan papa , kamu anak yg kuat , banyak orang yg sayang sama kamu ,kamu putri  papa dan mama  yg istimewa sayang "

Mendengar perkataan dari sang ayah membuat haechan kembali menangis dengan kencang.

Johnny segera mengendong tubuh haechan menuju ke kamar anak gadis nya itu .

Sementara ten , dia harus segera  menemui Hendery dan berbicara empat mata dengan putra nya tersebut.

"Hiks papa hiks hiks"

Johnny mengelus elus rambut putrinya itu dengan lembut dan penuh kasih sayang ,tak lama terdengar dengkuran halus menandakan bahwa putri kecilnya itu sudah berada di alam mimpi nya .

.
.
.




Tok Tok Tok

"Hendery bisa buka pintunya , mama perlu bicara sama kamu "

Tak ada jawaban ,Ten menghela nafas nya kemudian memutar knop pintu dan ternyata sama sekali tidak di kunci .

Ten melihat Hendery yg tengah duduk di kasur dengan wajah nya yg  menunduk ke bawah .

"Ngapain mama kesini ,mending keluar kalau cuma bahas masalah itu "kata Hendery dengan nada dingin  tanpa melihat ke arah ibunya .

Ten menghela nafas nya panjang kemudian duduk di samping putra nya itu ,tangan nya mengusap usap lembut  punggung lebar Hendery .

"Dery sayang , mama cuma mau bilang , kalau kamu memang nggak bisa Nerima adik kamu , setidaknya jangan berkata kasar pada nya "

"Kenapa ma , Dery cuma malu punya adik kaya dia , Dery malu punya adik cacat kaya haechan, Dery nggak mau di ejek teman teman Dery karena punya adik kaya dia "

Ten memejamkan mata nya , air mata kembali menetes di pipi nya ,namun dengan cepat di hapus nya cairan bening tersebut .

"Dia juga nggak minta buat di lahirin kaya gitu sayang , papa dan mama udah berusaha buat adik kamu bisa jalan normal , tapi kata dokter itu terlalu berisiko buat adik kamu , jadi mama sama papa putuskan buat tidak mau mengambil resiko itu "

Hendery mengepalkan kedua tangannya erat , sebenarnya dia sudah berusaha sebisa mungkin menerima kondisi adik nya , tapi entah kenapa dia tidak bisa melakukan nya .

"Mama sama papa cuma bisa berdoa dan juga terus memberikan kata kata penyemangat buat haechan, dan mama harap kamu juga begitu sama dia ya"

Ten menghela nafas nya kemudian mencium kening putra nya itu lama .

"Sudah malam , sebaiknya kamu pergi bersihkan badan kamu dan setelah itu tidur , mama keluar dulu "

Hendery menatap pintu kamar nya yg telah di tutup ibunya ,dia menghela nafas nya kasar kemudian mengambil handuk nya lalu berjalan ke arah kamar mandi .

.
.
.






Jeno tersenyum puas menatap hasil lukisan yg baru selesai di buat nya .

Lukisan dengan seorang gadis berambut panjang ,memakai seragam sekolah ,di tambah dengan senyuman manis menghiasi bibir nya .

"Jeno ,ayo makan, Daddy sama mommy udah nunggu  "

"BENTAR"

Jeno membuka pintu dengan cepat kemudian segera mengunci nya .

Jung Mark adalah kakak dari Jung Jeno menatap ke arah adik nya itu dengan wajah heran .

"Ada apaan sih di dalam ruangan ini  ,sampai harus Lo kunci segala "kata Mark dengan wajah penasaran nya

"Lukisan gue ada yg belum kering ,nanti kalau nggak di kunci bakal ada yg masuk " setelah mengatakan itu Jeno meninggalkan kakak nya Mark yg masih dengan wajah bingung nya di depan pintu ruang lukis nya .

.
.
.









"Lama banget sih Lo kak ,udah lapar nih "

Jeno menatap adik bongsor nya itu dengan tatapan malas kemudian mulai mengambil makanan nya lalu meletakkan nya di piring milik nya .

"Iya kak ,lagian tumben banget kamu Berjam jam di ruangan lukis, biasa nya nggak lebih dari satu jam kamu udah keluar dari sana " Taeyong ibu dari tiga anak itu menatap ke arah putra kedua nya itu dengan wajah heran nya .

"Ada objek bagus yg harus Jeno lukis ma "jawab Jeno seadanya sembari menikmati makanan nya .

"Objek apaan emang nya ,palingan cuma gambar orang orangan sawah "kata sungchan dengan senyuman mengejek

"Adek  " tegur jaehyun pada putra bungsu nya itu .

Jeno tersenyum sinis kemudian menjulurkan lidahnya pada sungchan membuat anak itu ingin melemparkan sendok yg ada di tangan nya pada Jeno .

TBC 

Gonna Be FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang