7

2K 197 4
                                    

Hendery menatap datar adiknya yg kini tengah duduk di pangkuan sang ayah .

Sesekali Johnny menciumi pipi gembul putri manisnya itu dengan gemas .

Hendery mendudukkan dirinya di samping ibunya yg kini tengah asik merajut  .

"Dery lihat ini ,cantik kan, apa kau suka "tanya Ten .

Hendery tersenyum tipis menatap topi kupluk berwarna biru yg baru saja di buat oleh ibunya itu .

Hendery hanya menganggukkan kepalanya tanpa menjawab nya ,lagipula Hendery sudah tau siapa pemilik topi kupluk tersebut.

"Chanie sayang lihatkan apa yg tadi mama bilang ,topi nya pasti cocok untuk mu, bahkan kakak mu saja menyukai nya "kata Ten dengan antusias.

"Benarkah, padahal chanie lebih suka topi nya warna kuning ,tapi kalau kak Dery menyukai nya aku juga akan menyukai nya " balas haechan sambil tersenyum ke arah Hendery.

"Ma ,Dery mau kamar dulu "

"Kak Dery tunggu " baru saja Hendery ingin beranjak dari tempat nya haechan memanggil nya dengan cepat.

Gadis manis itu kemudian bangun dari pangkuan Johnny lalu berjalan ke arah sang kakak .

"Ini "

Hendery menatap ke arah topi kupluk berwarna ungu yg tengah di sodorkan haechan pada nya sekarang.

"Ini aku yg buat sendiri kak , satu Minggu ini aku belajar ngerajut sama mama , dan selesai nya baru hari ini , maaf ya kak kalau topi nya yg sebagus bikinan mama "jelas haechan dengan wajah menunduk .

"Makasih " setelah mengatakan itu Hendery langsung menaiki tangga menuju kamar nya yg ada di lantai atas .

Perlahan lahan air mata haechan menetes di pipi nya .

Haechan menatap topi kupluk yg ada di tangan nya dengan wajah sedih nya  .

"Chanie sayang ,udah ya , nanti mama yg kasih ke kak Dery nya ,dia pasti mau Nerima "Ten memeluk tubuh putrinya itu sambil mengusap air mata haechan dengan lembut .

Sementara Johnny nampak menahan emosi nya , dia tidak ingin kejadian  dirinya menampar Hendery terulang kembali .

"Beruang nya papa mau jalan jalan sama papa mama ,kita ke tempat yg chanie suka ,mau kan"

"Nggak usah papa , aku mau di rumah aja "

Haechan berjalan terseret seret menuju ke arah kamar nya , sesekali tangan nya mengusap air mata nya .

Ten langsung memeluk Johnny sembari meremat baju suaminya itu dengan kuat ,air mata yg dari tadi di tahan nya sudah tumpah tidak bisa di tahan lagi .

Sementara Johnny hanya bisa terus membisikkan kata kata penenang untuk istri nya tersebut.

.
.
.


















Haechan yg tengah menangis dengan memeluk boneka beruang nya menatap ponsel milik nya yg terus menerus berbunyi .

Nomer tidak di kenal nya , sudah berapa kali gadis itu menolak panggilan tersebut, tapi orang pemilik nomer itu nampak nya tidak akan berhenti menelpon nya sampai haechan mau mengangkat nya .

Padahal sekarang mood haechan sedang buruk , di tambah dengan nomer asing ini yg terus muncul di ponsel nya .

Dengan ragu ragu gadis manis itu  pun menerima panggilan tersebut .



"Halo"

"Lama banget sih Lo ngangkat nya "

"Je..Jeno"

Gonna Be FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang