BAB 24 : I'm a Killer

36 33 19
                                    

[Edited]

Pagi-pagi sekali Esther mampir ke rumah Wirya. Sama seperti kemarin, gadis itu pun menghentikan kendaraannya di depan pagar lalu melenggang masuk ke dalam. Sampailah ia di depan teras. Ia tekan bel itu sembari menunggu.

Pukul 07.03 pagi. Masih ada satu jam sebelum sebelum sekolah masuk. Setelah menunggu beberapa saat, Wirya muncul di sana bersama wajah datarnya.

"Kenapa ke sini?"

"Ayo, Wirya harus dateng ke sekolah."

"Kenapa aku harus?"

"Kenapa aku harus?" ulang Esther. "Ya jelas aja sekolah itu penting, Wirya. Kamu harus belajar untuk mencapai cita-cita kamu."

Wirya bergeming dengan wajah jenuh.

"Aku nggak peduli."

"Ayo!" desak Esther, mendorong tubuh Wirya masuk ke dalam rumah. Hal itu sontak membuat laki-laki itu mendecak dengan sebal.

"Kenapa sih."

"Ayo pake seragam kamu."

Dengan decakan yang cukup keras, laki-laki itu memutuskan untuk menyerah. Laki-laki itu pun setelahnya langsung saja membuka pintu kamarnya dan menutupnya dengan perasaan jengkel setengah mati kepada gadis itu.

"Aku tunggu di luar!" teriak Esther.

Gadis itu pun selagi menunggu Wirya mengganti pakaiannya menjadi seragam sekolah lantas membalikkan tubuhnya untuk duduk menunggu di sofa yang ada di tengah ruangan.

Gadis itu pun membuka aplikasi chat. Dan salah satu chat yang masuk ke dalam ponselnya adalah chat dari Ruel.

Ruel: esther mau aku jemput?

Segera saja gadis itu mengetikkan pesan balasan di sana, seperti ini jawabannya:

Esther: Enggak ruel. Aku lagi di rumah temen, bentar lagi mau ke sekolah. Ruel duluan aja oke.

Tak lama, kurang dari satu menit kemudian... ting!

Ruel: yaudah kalo kayak gitu.

Ruel: see u in school est~

Esther tersenyum tipis.

Esther: See u.

Tak lama setelah itu, Wirya muncul dari dalam kamarnya dengan seragam putiha bu-abu yang sudah melekat di tubuhnya yang bagus.

Esther mengangkat pandangannya lalu berkata, "Nah gitu dong."

Wirya bergeming. Ia sampirkan tasnya ke pundak lalu berjalan mendahului gadis itu dan berucap, "Ya udah ayo."

Esther tersenyum tipis. Gadis itu pun segera berdiri dan melenggang mengikuti.

---

Wirya pun naik ke atas motor vespa modernnya, memasang helm bogo lalu segera keluar dari pekarangan rumahnya lalu berhenti di samping motor Esther. Gadis itu sekilas baru saja memasang helm bogonya, setelahnya ia nyalakan mesin motornya dan berbalik.

"Duluan," ujar Wirya ketika gadis mungil itu baru saja menyejajarkan motornya dengan motor Wirya yang rupanya sama-sama vespa modern.

Esther tersenyum dari balik helmnya. Selanjutnya, gadis itu menjalankan motornya lebih dahulu dari Wirya. dan setelahnya diikuti oleh laki-laki berwajah manis itu di belakang.

---

Tak butuh waktu lama untuk keduanya sampai di parkiran sekolah. Mereka pun segera memarkirkan motor mereka bersisian seraya melepas helm. Tampak beberapa tatapan langsung mengarah ke arah mereka. Tatapan menusuk yang diarahkan kepada Esther oleh para kaum hawa yang aneh dengan kebersamaan mereka berdua—Wirya dan Esther.

The RevelationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang