BAB 13 : Devil Beside Me (Part 2)

32 31 12
                                    

[Edited]

Pulang sekolah sudah tiba sejak dua puluh menit yang lalu. Esther dan Ruel keluar terakhiran usai terlebih dahulu membahas tentang materi kerja kelompok mereka besok pagi.

Saat ini Esther dan Ruel baru saja tiba di ambang pintu keluar lobby gedung SMA. Keduanya tampak berbincang seraya melangkah menuju parkiran.

Tak butuh waktu lama untuk mencapai parkiran, Ruel pun segera meraih helmnya lalu duduk di atas motornya.

Begitu pula dengan sang gadis yang juga segera memasang helmnya.

Ruel pun memundurkan motornya lalu menghampiri Esther.

"Ayo," ujar Ruel berkata kepada gadis berbandana itu dengan senyum hangatnya.

Esther tersenyum.

"Oke, Ruel. Esther naik, ya?" sahut gadis itu lalu naik ke atas motor laki-laki tersebut.

Setelahnya, kedua insan itu pun melenggang meninggalkan area sekolah pada saat itu juga.

Masih di tempat yang sama, lumayan jauh dari tempat parkir Ruel, Wirya duduk di atas motor jenis vespa kekiniannya. Helm bogo terpasang di kepalanya.

Sementara wajah itu murung. Tampak jelas ketidaksukaan terpampang amat besar di raut wajahnya.

Setelahnya, Wirya pun segera menyalakan mesin motornya lalu menjalankannya meninggalkan area sekolah.

---

Sampai di depan pekarangan kosan Esther, Ruel menghentikan motornya. Gadis itu pun tanpa aba-aba segera turun dari sana. Ia lalu berkata, "Ruel mau mampir dulu?"

Ruel menaikkan kaca helm fullfacenya lalu menjawab, "Enggak dulu deh, Est. Aku ada turnamen basket malem ini. Esther mau nonton?"

Gadis itu terkikik pelan lalu menjawab, "Maaf ya, Ruel. Aku ada janji malem ini sama Mela. Biasa, nemenin dia ketemuan sama orang yang mau dikenalkan sama temennya."

"Oh..." angguk Ruel. Senyumnya mengembang tanpa diminta. "Ya udah deh. Nanti Minggu mau jalan, nggak?" tanya Ruel lagi.

Sedikit malu-malu.

Wajah Esther mendadak memerah. Ia selipkan poninya ke belakang telinga lalu menjawab, "Mmm... nanti aku kabarin lewat chat aja ya, Ruel."

Senyum Ruel mengembang, lagi dan lagi. "Iya, Est. Aku tunggu, ya?"

"Iya, Ruel. Udah ah sana pulang!" usir gadis itu yang mendadak tersipu. Ia dorong pundak laki-laki itu sehingga membuat sang empu pundak lantas tertawa pelan.

"Iya, iya, ini juga mau balik, haha." Ruel menjawab, sembari kakinya menaikkan standar motornya dan menyalakan mesin motornya.

"Oke," balas Esther. "Makasih ya."

"Nevermind," balas Ruel. Laki-laki itu pun menurunkan kaca helm fullfacenya lalu menoleh ke arah Esther dengan mesin motor yang sudah menyala. "See you in chats, Esther!" seru Ruel.

"Heem! Sana pulang!"

Ruel tergelak. Laki-laki itu pun mengangkat tangannya seraya melambai lalu menjalankan motornya meninggalkan pekarangan rumah kost tersebut.

---

Pukul sepuluh malam. Usai menemani temannya yang bernama Mela seperti yang ia sebutkan tadi kepada Ruel, di sinilah Esther berada.

Di jalan setapak yang di mana itu merupakan sebuah gang sempit yang diapit di antara dua buah gedung tinggi. Letaknya yang cukup terpencil tak heran membuat permintaan demi permintaan perbaikan lampu jalan sering diabaikan oleh pihak terlibat.

The RevelationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang