[Edited]
Acara makan malam pun berlangsung setelah dilangsungkannya acara ibadah.
Pukul tujuh sore, di salah satu tenda nomor tiga belas dari depan gerbang, kedelapan orang itu sedang duduk berhadapan membentuk lingkaran.
Keadaan di dalam tenda terlihat cukup ramai oleh perbincangan para teman satu sangga yang rupanya sudah akrab.
Lain dengan Wirya, laki-laki itu hanya sibuk memakan makanannya tanpa ada niat sama sekali untuk menimbrung perbincangan itu.
"Wirya kenapa diem aja?" tegur Esther.
Laki-laki itu mendongak, ia menggeleng lalu tersenyum simpul.
"Masih nggak enak badan?" lanjut gadis itu seraya berbasa-basi.
"Kalau nggak enak badan, kamu ke UKS aja, Wirya," timbrung Cacha.
Laki-laki itu mengangguk samar, ia pun meletakkan piringnya ke lantai. Setelahnya, laki-laki itu pun segera berdiri untuk meninggalkan tenda menuju UKS seperti yang tadi dikatakan oleh Cacha.
"Aku anter Wirya," ujar gadis bermarga Georgina itu sembari ikut bangkit ketika laki-laki berlesung pipi itu baru saja memasang sendalnya.
"Kalau begitu aku juga ikut sama Esther," ujar Ruel lalu meletakkan piringnya ke lantai hingga kemudian bangkit berdiri seraya memasang sandalnya.
Kelima orang yang ada di dalam tenda seketika tercengang melihat penampakkan tak biasa yang tersaji di hadapan mereka tersebut.
Ketiganya-Esther, Wirya dan Ruel-pun melenggang meninggalkan tenda. Sepeninggal ketiga orang itu, seketika itu juga bincang-bincang berujung ghibah terjadi.
"Cinta segitiga?" tanya Cacha.
Gadis yang ada di depannya menggeleng lalu menjawab, "Nggak tahu, kayaknya sih iya, xixixi."
"Hahaha, langka banget. Kira-kira siapa ya yang dapet?" tandas Henry dengan wajah mesem-mesem.
"Ih, Henry!" jengkel Cacha sembari memukul pundak laki-laki itu. "Ya jelas Ruel lah!"
"Lah, kok Ruel? Wirya juga berkesempatan buat dapetin Esther, Cacha!" sanggah gadis yang duduk di depannya.
"Kenapa gitu? Kan Ruel udah lama gitu deketan sama Esther. Si Wirya kan baru aja. Mana manis banget lagi," ujar Cacha dengan senyum mesem. Ia jatuhkan kepalanya ke pundak Henry seraya blushing.
"Ruel ganteng kok," sahut gadis itu.
"Gue juga cogan tuh," ujar laki-laki yang ada di depan Henry.
"Yeu, enak saja," sanggah gadis itu.
Cacha dan Henry terbahak.
"Dimampusin tuh."
---
"Kamu pura-pura, kan? Sengaja nyusun strategi supaya malam ini nggak ikut jurit malam," tandas Ruel dengan nada super sinis yang pernah ia utarakan kepada orang lain.
Wirya tidak menoleh, tapi dalam hati ia mendecih.
"Est, bilang ke dia buat jaga mulut," ujar Wirya ke Esther yang notabenenya berada di antara Ruel dan Wirya berada.
Esther terperangah sejenak.
"Ruel-
"Ngomong sama aku langsung," tandas Ruel. "Esther diem aja."
Wirya bergeming. Tidak merespon apa pun kata yang meluncur dari bibir tipis Ruel.
"Kenapa diem? Apa tebakan aku memang bener kalo kamu pura-pura?" sinis Ruel dengan senyum miring merendahkan yang terpancar di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Revelation
Mystery / Thriller[Mystery/Thriller x Fantasi-Teenfiction] Bertemu dengan sosok Wirya membuat dunia Esther seketika menghangat. Dimulai dari obrolan ringan yang tiba-tiba saja mengalir dengan mudah, tanpa sadar, Esther merasa nyaman di dekat Wirya. Faktanya. Laki-lak...