11. LEDAKAN KEMBANG API

4.1K 285 10
                                    

Sore.

Elvan membawakan selimut baru untuk Eryn, gadis itu bercerita kalau dia tidak bisa tidur. Hari ini pun Eryn tidak masuk sekolah, lantaran ia masih sakit.

Cowok yang masih mengenakan seragam tertutup jaket kulit itu tengah menunggu Eryn ke luar dari rumahnya, kedatangan Elvan memang tanpa pemberitahuan gadis itu.

"Ada apa? Kenapa gak masuk ke rumah aja?" Eryn bertanya ketika dia sudah berada di hadapan Elvan.

Elvan tidak menjawab, dia menyodorkan pepper bad berwarna pastel.

Alis rapih Eryn sedikit menaut, "Selimut buat Eryn?" Senyum di bibir pucat Eryn terukir sempurna.

"Makasih, Eryn suka." ucapnya.

"Gue mau bawa lo jalan, bisa?"

Eryn yang tengah melihat-lihat selimut itu kini menatap Elvan. "Sekarang?"

Elvan berdehem pelan.

"Bisa, tapi Eryn belum siap-siap. Belum mandi lagi dari pagi," kata Eryn jujur.

Badan Eryn masih panas, ia takut kalau mandi bisa membuatnya demam kembali. Gadis itu hanya memakai baju tebal berlengan panjang, sepanjang lutut dan sepasang sendal rubah di kakinya.

"It's okay, lo tetap cantik. Gue udah izin sama Kakak lo," ujar Elvan.

Niat cowok itu sebenarnya ingin mengajak Eryn ke festival kembang api, mungkin saja itu bisa membuat pikiran Eryn lebih jernih.

Mulut Eryn membentuk huruf O kecil, ia merasa tidak enak jika menolak ajakan Elvan. Terlebih cowok itu sudah baik pada Eryn, kemarin membantunya dan sekarang memberikan selimut.

"Ya udah, ayo."

°°°

Taman kota malam itu dipadati keramaian orang-orang yang ingin menikmati festival kembang api, sembari bersantai ditemani banyaknya pedagang makanan.

"El kita kayak lagi pacaran tau, ini kali pertamanya Eryn jalan sama cowok selain Kakak. Pertama kalinya juga tangan Eryn digandeng cowok lain, ternyata gini rasanya kayak remaja lainnya. Tapi tunggu, ini kita dalam rangka apa jalan bareng? Maksudnya kenapa El tiba-tiba ngajakin Eryn ke luar?" celoteh Eryn terkekeh melirik cowok yang sejak tadi diam di sampingnya.

Langkah Elvan berhenti, spontan Eryn juga menghentikan sepasang kakinya.

"Kenapa berhenti?" Eryn bertanya bingung, takut salah bicara.

"Gue lapar, lo cerewet kebanyakan ngoceh." jawab cowok itu lalu berbalik memasuki sebuah tenda pedagang makanan tepat di belakangnya.

Eryn mencibir dalam hati, sikap cowok dingin itu benar-benar aneh. Dengan wajah mengerucut sebal, Eryn mengikuti cowok itu duduk di tempat pedagang ayam goreng yang tersedia. Tapi sedikit berjauhan, hingga terlihat ia seperti pasangan sedang bertengkar.

Eryn memperhatikan cowok itu memainkan ponsel sambil menunggu pesanannya siap. Elvan sama sekali tidak menawari Eryn untuk makan bersama atau membelikannya minum.

"Cantik, boleh kenalan?" tanya seseorang menepuk bahu Eryn.

Eryn yang merasa di dekati seorang cowok itu menoleh. "Boleh," jawabnya pelan, ia sedikit melirik Elvan melalui ekor matanya.

"Boleh sekalian sama nomor WA juga? Keliatannya lo jomblo, dia bukan pacar lo kan?" Cowok dengan tampilan casual dan rambut dicat merah berantakan itu bertanya lebih jauh.

Eryn mengangguk, "Bukan kok."

Elvan yang merasa indra pendengaran nya panas itu menatap si cowok yang mendekati Eryn dengan sorot mata tajam. Elvan berdiri dan langsung berhadapan dengan cowok salah satu anak SMA Bagaskara.

ELVARYN : Es dan Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang