35. LAMPION HARAPAN

859 45 5
                                    

"Senyala dengan cahaya lampion, seumpama seterang harapan dari seribu lilin di hamparan ini, semoga sampai pada tuju mu teman."

Malam pada waktu 18:50, dari lapangan dekat rumah sakit Manggala Jakarta Utara.

Setidaknya lebih dari seribu orang dari seluruh anggota Dirgaska dan murid sekolah SMA Bumantara, beserta guru, teman dekat, anak-anak Panti, anak pinggir jalan dan semua orang yang telah mendapatkan kebaikan dari mereka.

Dirgaska tidak hanya di kenal karena mereka hampir semua berasal dari sekolah SMA Bumantara. Sekolah yang mereka banggakan berkat prestasi dan karya mereka.

Seluruh angkatan Dirgaska selama bertahun - tahun selalu melakukan kegiatan rutin, menyalurkan donasi bantuan dana fasilitas dan pendidikan, pada anak jalanan dan panti asuhan.

Sebab itu mereka di kenal oleh orang sebagai sekumpulan pemuda berhati baik, terbuka, hangat, solidaritas, bertoleransi, karena memang anggota geng mereka bukan hanya beragama Islam.

"Assalamu'alaikum, selamat malam salam toleransi dari kita, saya yang berbicara di sini sebagai salah satu anggota inti Dirgaska, pada malam sejuk ini saya ingin sekali meminta do'a dari kalian semua, untuk mendo'akan wakil geng kita, yang telah menjadi korban penembakan pada insiden kemarin malam. Insiden itu juga telah melukai seorang perempuan, yang tidak lain adalah kekasih wakil kita." Revan berdiri di depan seribu orang, ia bersuara lantang memberi kabar dengan jelas.

Empat anggota inti DIRGASKA berdiri di samping Revan, satu kegiatan ini sebenarnya bukan mereka yang membuat, tapi anak - anak jalanan, murid SMA Bumantara dan para guru yang memberi usulan, sebagai tanda simpati membalas kebaikan yang selama ini Dirgaska lakukan.

Sebagai bentuk permohonan do'a, solidaritas antar manusia, atas saling membalas kebaikan mereka.

"Seperti ide dari kalian, kita berkumpul di sini sebagai keluarga, sebagai ikatan kuat sebuah pertemanan, sebagai nama dari solidaritas. Kita di sini, dengan segenggam lilin kecil yang menyala, berdoa bersama pada sang pencipta kita, untuk kesembuhan wakil kita dan kekasihnya. Mereka sekarang sedang kritis, berjuang antara hidup nya atau akhirnya," Leon yang berbicara itu seketika berhenti, tidak bisa membayangkan jika akhir kata itu, akan terjadi.

"Dari kami para guru, dan dari murid SMA Bumantara." Mereka memegang lilin yang sudah menyala di dalam sebuah gelas.

"Dari kami Panti Asuhan Melati,"

"Dari kami untuk kakak El dan kakak cantik," sahut anak kecil salah satu dari mereka.

"Ini do'a dari 200 anggota DIRGASKA GENG."

"Kita berdoa sama - sama," Hening, semuanya memejamkan mata, menundukkan kepala, dan membiarkan sang pencipta mendengarkan lirihan hati mereka.

"Untuk ketua kita, semoga lekas sembuh dari luka nya."

"Untuk wakil kita, kita tau jiwamu sangat kuat, ragamu tidak akan runtuh hanya karena satu peluru."

"El adalah wakil terbaik kami, karena dia selalu mengingat kan kami beribadah, orang yang bertindak cepat jika salah satu dari kami terluka, orang yang memiliki sifat dingin, tapi memiliki empati paling tinggi. Kami masih menginginkan dia, ada."

"Kami mohon tolong sembuhkan kakak El dan kakak cantik, mereka sangat baik, mereka sering datang ke tempat kami, memberi kami makan, mengajarkan kami membaca dan mengaji, kakak Dirgaska juga sering ajak kami main.."

ELVARYN : Es dan Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang