CRUEL#9

6.9K 868 65
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Setelah makan malam, Haechan membawa Renjun berjalan-jalan di pesisir pantai di bawah sinar rembulan.

Renjun berjalan di belakang Haechan dengan pisau yang sudah ia pegang erat-erat.

Ia menimbang-nimbang apakah ini adalah waktu yang tepat untuk menghabisi Haechan.

Haechan berhenti berjalan dan reflek Renjun menyembunyikan pisau di belakang punggung nya.

Haechan menatap mata Renjun yang sedang mengalihkan pandangannya ke arah pantai. Haechan pun tidak bisa menahan senyumnya melihat raut wajah menggemaskan Renjun.

Sedetik kemudian Haechan langsung memeluk Renjun. Renjun yang terkejut lantas langsung menjatuhkan pisau nya ke bawah. Khawatir Haechan melihatnya.

Haechan memeluk Renjun dengan sangat erat sambil menghirup wangi di bahu Renjun.

"Gua ga tau kenapa bisa kaya gini sama lo. Tapi semenjak lo nyerahin diri lo ke gua waktu itu. Gua ngerasain kenyamanan yang ga pernah gua dapet sebelumnya" ucap Haechan

Renjun belum membalas pelukan Haechan dan malah meremas-remas tangannya sendiri, gelisah.

"Gua harusnya malu karena selama ini gua kejam sama lo. Lo yang dulu selalu senyum waktu ketemu gua tapi gua selalu buang muka, bawain gua sarapan setiap hari tapi sarapan yang lo kasih gua buang di depan mata lo-

Gua selalu pukul lo waktu gua marah atau waktu ayah pukul gua. Gua selalu lampiasin kemarahan gua ke lo yang gak tau apa-apa"

Haechan mengelus-elus rambut Renjun dengan lembut. Hingga menciptakan rasa hangat di sekujur tubuh Renjun.

"Tapi lo ga pernah marah sama gua, lo tetep senyum dan liat gua dengan mata yang bersinar. Sampe akhirnya sekarang, gua ga pernah liat senyum lo dan tatapan hangat lo ke gua-

Sekarang tatapan lo selalu dingin dan kosong. Tapi karena hal itu gua akhirnya tau kalau lo ga baik-baik aja. Kaya yang lo bilang, gua selalu mau orang lain ngerti hancurnya gua tanpa gua coba ngerti bahwa hidup orang lain bisa jadi lebih ancur"

Renjun menelan ludahnya susah-susah sambil memejamkan matanya.

Ya, hidup Renjun dan Injun tidak pernah baik-baik saja Haechan.

Mereka terpisah dari kecil. Injun hidup bersama nenek dan ibu nya disini. Dengan kondisi yang serba biasa, tidak pernah bertemu ayahnya dan ibu sibuk menjadi aktivis.

Mereka hanya bertemu sekali saat ibu meninggal dan Renjun ke pemakaman. Tidak lama, nenek ikut meninggal karena penyakitnya. Di usia muda Injun harus terbiasa hidup sendiri tanpa siapa-siapa disisi nya.

Dan saat ia mulai menemukan cinta, tetapi pria itu malah senang menyiksanya.

Sedangkan Renjun, saat anak kecil yang lain bermain dan tertawa menikmati masa kecilnya.

Renjun kecil harus berlatih bela diri dan menembak. Setiap hari menyaksikan mayat-mayat berlumuran darah di hadapannya.

Dan didik menjadi pembunuh berdarah dingin.

Jika kau bilang Haechan adalah manusia tanpa kasih sayang. Bagaimana dengan hidup Renjun dan Injun?

Renjun menghela nafasnya, seumur hidupnya ia tidak pernah di peluk dengan kasih sayang.

CRUEL [HYUCKREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang