/37/

1.3K 130 5
                                    

Win.chic
Bro

Brightvc sedang mengetik...

Brightvc
Bro? BRO? YANG BENAR SAJA

Win.chic
Besok jemput aku, kita kesekolah bersama

Brightvc
Tapi kau bilang Khao akan marah kalau melihatku bersamamu

Win.chic
Entahlah, tapi tadi dia memberi ijin

Brightvc
Hm, sus
Tapi okelah aku akan menjemputmu setengah 7 pagi

Win.chic
Apa tidak terlalu kepagian?
Jam 8 saja

Brightvc
Jangan gila, pelajaran dimulai jam 8
Hilangkan kebiasaanmu yang sering bangun kesiangan itu

Win.chic
Ribet
Jadi kau tidak suka dengan kelebihanku ini?

Brightvc
Kelebihan?🙂
Jangan memulai. Aku serius

Win.chic
Baiklah, baik. Tapi bangunkan aku ya

Brightvc
Oke aku akan menelponmu
Tapi aktifkan mode alarm juga di hp mu, antisipasi kalau aku juga bangun sedikit kesiangan

win.chic
Oke bro

Brightvc
WIN AKU INI PACARMU BUKAN TEMANMU

Win.chic
Iya, teman hidup

Brightvc
.....
Yasudah tidur sana
sudah larut malam

Win.chic
Foto dong wajahmu yang merah itu😗

Brightvc
Win tolonglah

Win.chic
Cih, ysudah
Slamat tidur masa depan

Brightvc
WIN

Win.chic
55555555

Brightvc
Slamat tidur juga sayang
Mimpi indah








Win tersenyum, diiringi dengan jantungnya yang berdegup kencang.

Bright selalu berhasil membuatnya jatuh cinta lagi dan lagi.

Dan sesuai ucapan Bright, semoga ia mimpi indah malam ini.

































Wajah lesu dan sedikit pucat menjadi pemandangan awal dimata Bright.

Setelah memasangkan helm, Bright bertanya perihal Win yang terlihat seperti tidak sehat hari ini.

"Ayah memukuliku karena masih berhubungan denganmu."

Motor Bright di rem mendadak, terkejut dengan pernyataan yang dilontarkan Win.

Ia segera turun dari motor lalu memeriksa bagian mana yang dipukuli ayah pacarnya itu.

"Perlihatkan padaku."

Win menggeleng, membuat Bright ingin memarahinya. Tapi sepertinya lelaki itu tidak tega ketika melihat mata Win yang mulai berkaca-kaca.

Oh, bukan akan menangis. Ia baru saja menguap ternyata.

"Yang benar saja Win?! Aku sangat panik dan kau malah menguap?!"

"Aku masih mengantuk Bri, apa yang salah dengan itu?"

Bright menghela napas kasar, berusaha bersabar. "Perlihatkan padaku letak dimana ayah memukulmu? Apa luka?"

"Dimimpi ku, ayah memukuli punggungku dengan balok kayu."

"Punggung ya? Berbaliklah, aku ingin memeriks- sebentar, MIMPI????"

Bright mengusap wajah dengan gusar usai melihat lelaki didepannya itu mengangguk tanpa dosa.

"Bibirku juga robek karna ayah terus menampariku."

"Padahal aku tidak melakukan kesalahan apapun, aku hanya berkata aku rindu padamu."

Bright memijit pelipisnya pelan. Seharusnya saat ini ia marah dan menceramahi lelaki itu untuk tidak membuatnya panik sebelum menjelaskan masalah secara detail, tetapi setelah melihat wajah murung Win, ia pun mengurungkan niatnya dan memilih memeluk lelaki itu sambil mengelus-elus punggungnya.

"Itu cuma mimpi, tidak apa. Semua akan baik-baik saja."

Rasanya tidak tega, mengetahui fakta bahwa Win terus membelanya sampai di dalam mimpi.

"Aku pastikan kau akan baik-baik saja."

"Kau janji?"

"Aku janji."

"Oke, lanjut ke sekolah bro, sudah jam berapa ini."

Lagi-lagi, baru saja Bright berbaik hati untuk bersabar dan sekarang rasanya ia ingin membanting helmnya ke aspal.

"JANGAN LAGI WIN!"

Nineteen • [Bright×Win]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang